Bab 9 Pertemuan

7.3K 383 9
                                    

Dengan wajah yang memerah menahan malu Naya menarik ujung kemeja bagian belakang Adnan.

"Hmm.. aku sudah selesai."

Tanpa banyak kata Adnan kembali membantu Naya berdiri lalu kembali berjongkok, menaikan kembali celana Naya.

Adnan mengusap kepala Naya yang masih menunduk. "Tidak usah merasa malu."
Dengan perlahan Adnan mengangkat dagu Naya dan tanpa dapat ia cegah bibir nya mengecup singkat bibir Naya. Adnan terkekeh kecil saat tubuh Naya menjadi kaku.

"Istriku.." bisik Adnan lalu menggendong kembali tubuh Naya.

"Nah.. sekarang kita sarapan dulu." Sekar mendekat kearah Naya dengan dua piring ditangannya.

"Adek.. sarapan juga biar Nay mami yang menyuapi." Sekar memberikan piring yang satu dengan Adnan.

"Cuppp" Adnan mencium singkat pipi Sekar.

"Makasih Mi." Adnan pun memilih memakan sarapan nya di sofa. Adnan tahu bahwa mami nya sedang ingin mengenal lebih dekat diri Naya.

"Jangan heran ya Nay kalau nanti Adnan selalu meminta perhantian mu. Adnan itu manja banget dengan mama dan sebentar lagi pasti manja nya beralih dengan mu"

"Miiiii…"

Sekar terkekeh kecil saat mendengar rengekan protes dari Adnan. Naya memperhatikan semua interaksi antara Adnan dan Sekar. Naya tahu semua terasa berbeda, Naya yang terbiasa mandiri dan Adnan yang merupakan anak bungsu yang tentunya sangatlah manja.

"Tapi kamu tenang saja Nay. Mami jamin anak mami ini akan menjadi suami yang bertanggung jawab. Sekarang buka mulut mu biar mami suapin"

Tanpa membantah Naya pun membuka mulutnya. Ternyata benar Bubur ayam buatan Sekar sangatlah enak.

"Bagaimana rasanya Nay?"

"Enak mi.."

"Setelah Nay sehat nanti mami bakal ajarin masak makanan kesukaan adek.."

Naya pun hanya mengangguk sambil melirik Adnan yang sedang serius dengan sarapan nya. Sekar yang memperhatikan tatapan Naya pun tersenyum kecil.

"Mami sudah tahu dari Amira kalau Alif menantu mami masih mencintai mu Nay. Maafkan keegoisan Mami dan Amira ya Nay karena keinginan kami untuk menjadi keluarga kami pun memaksakan kehendak pada Alif dan Aya."

Sekar pun menggenggam erat tangan Naya.

"Mami mohon sayang. Jangan sakiti kedua hati anak mami karena kalau kamu masih mencintai Alif, maka kamu akan menyakiti hati Aya dan Adnan. Cobalah untuk mencintai dan menghormati Adnan sebagai suami mu Nay."

Naya pun memilih tak menjawab karena ada pertanyaan yang memenuhi pemikirannya.
"Mami tidak malu dengan status Nay?"

"Kenapa harus malu sayang?" Sekar mengernyit tampak bingung.

"Nay lebih tua dari Adnan, Nay hanyalah seorang guru TK, Nay jauh dari sempurna jika dibandingkan dengan Adnan, Nay.."

"Kami tidak pernah memikirkan hal-hal seperti itu, asalkan pasangan pilihan anak-anak kami mengenal agama dengan baik itu sudah cukup untuk kami Nay. Karena kami percaya mereka mampu memilih pasangan yang baik. Dan mami sangat mengenal Adnan, Adnan telah memilih mu itu tandanya dia serius memilih mu menjadi pasangan nya Nay."

*****

"Assalamualaikum warahmatullah.. astagfirullahaladzim"

Naya pun ikut mengucapkan salam lalu ikut menengadahkan kedua tangan nya ikut mengamini do'a yang sedang dipanjatkan oleh imam didepannya.

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang