Bab 18. Reuni

6.3K 376 8
                                    


Rora Up yaa 🙇

Selalu tak lupa ingatkan jangan lupa tekan bintang dan comentnya.

Lalu follow akunnya juga "Lotusia_Aurora"

Oh iya.. untuk reader semua jangan coment " next atau lanjut" yaa soalnya pas baca bisa buat langsung bad mood..

Happy Reading

*****

Suasana di ruang kaluarga terasa begitu hangat dan penuh canda tawa. Setelah makan malam bersama mereka berkumpul dan mengobrol di ruang keluarga. Heni dan Arya serta Aya dan Alif juga ikut makan malam bersama karena besok Heni dan Arya akan kembali ke Lombok.

"Nanti kalau kamu sudah mendekati waktu melahirkan, Mami akan kesana Hen." Ucap Sekar sambil mengusap perut anaknya yang sudah membesar.

"Iya Mi. Ini juga masih 5 bulan. Ehh.. ngomong-ngomong aku lebih penasaran Mi siapa yang akan segera cepat menyusul nih. Aya atau Naya yaaa…?" Goda Heni kepada adik dan adik iparnya.

"Semoga dua-dua nya segera menyusul." do'a Gilang dan di Aamiin nih oleh semua yang ada.

"Kalian nggak nunda kan Ay , Nay?" Kali ini Sekar lah yang bertanya.

"Nggak dong Mi. Kak Alif dan Kak Aya pasti kalah nanti dengan kita" jawab Adnan dan menarik Naya dalam dekapan tangannya.

Aya menatap iri kearah pasangan yang ada di depannya. Lalu menatap kearah suaminya Alif yang malah duduk berjauhan dengannya bahkan sering menatap lama kearah Naya.

Sedangkan Adnan menatap tajam kearah kakak iparnya yang secara terang-terangan menatap kearah istrinya. Adnan seperti melihat luapan cinta yang masih terpancar dari kedua mata itu.

" Ad, Nay… ini kami sudah membeli dua tiket ke Korea untuk kalian."

Adnan menerima tiket yang disodorkan oleh Arya kearahnya. "Untuk apa ini Mas?" Tanya Adnan bingung.

"Setelah mas pikir lebih baik Naya mengobati wajahnya di Gangnam Seoul yang tentunya hasil nya lebih baik daripada Singapur." Jelas Arya.

"Nggak perlu Mas. Saya tidak akan mengoperasi wajah saya." Perkataan Naya membuat semua merasa terkejut.

"Loh kenapa Nay..?" Heni akhirnya bertanya.

Adnan menggenggam jari Naya dengan erat mencegah Naya berbicara lebih lanjut. "Makasih Kak atas tiketnya, meski Naya masih bimbang dengan keputusannya tapi kami pasti kesana kok untuk bulan madu setidaknya." Adnan terkekeh kecil seraya mengedipkan matanya kearah Naya.

"Iya.. nanti Mas akan kirimkan kontak teman Mas yang buka praktik disana."

"Iya Mas.."

*****

Adnan menggendong tubuh Naya ke ranjang. Setelah itu ikut bergabung diatas ranjang.

"Sekarang jelaskan kenapa kamu menolak Nay?"

Naya menatap penuh kearah suaminya tersebut. Lalu memegang wajah nya dengan kedua tangannya.

"Biarkan seperti ini. Dengan cream yang Papi Gilang berikan juga mampu menghilangkan bekas luka ini Mas yaa walaupun masih meninggalkan bekas yang samar."

"Nay.. aku menanyakan alasan mu!"

"Aku tak ingin mengubah apapun yang ada di tubuhku"

Adnan  merangkum wajah Naya dengan kedua tangannya "Sayang kita tidak mengubah nya hanya saja berusaha untuk mengembalikan nya seperti semula."

"Kamu merasa malu saat bersamaku?"

Adnan dengan cepat menggeleng."Tidak, justru aku yang takut kalau kamu menjadi rendah diri dan kamu yang seperti ini saja telah membuatku merasa banyak saingan apalagi saat wajah mu telah seperti semula."

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang