Bab 5 Awal dan Akhir

7.4K 402 5
                                    

Setelah selesai acara akad Aya dan Alif, semua keluarga besar mereka telah berkumpul di ruang keluarga. Gilang meminta Arya untuk menjelaskan apa yang terjadi. Arya menghela nafas terlebih dahulu memohon maaf kepada semua lalu Arya pun mulai memjelaskan kronologi kecelakaan yang terjadi.

"Apakah Naya yang kamu maksud adalah Nayara ku… ???" Alif secara spontan menarik kerah kemeja Arya. Menatap tajam kearah Arya.

"Aliffff!!!!" Amira segera menarik tangan anak nya dan mendudukan paksa Alif kembali.

"Apa???. Ini semua salah Ami!!. Kenapa Ami meminta Naya untuk mengaji diacara akad ini?. Kenapa Mi ??" Teriak Alif frustasi.

Plaakkk

Sebuah tamparan yang didapat Alif. Bukan dari Amira tapi dari Bagas yang tidak suka melihat Alif berkata begitu keras dengan Amira. Sedangkan Amira hanya mampu menunduk. Benarkah ini semua salahnya?. Itulah pertanyaan yang ada dibenak Amira.

"Abi selalu saja membela Ami." Alif segera meraih kunci mobil nya. Ya dia akan melihat langsung kondisi Naya.

"Alif.. Alifff kembali..!!" Bagas berteriak meminta sang putra untuk kembali namun Alif tidak menggubris teriakan Bagas.

Aya yang melihat hal tersebut segera berlari dan menyusul langkah Alif.

"Mas biarkan aku yang menyetir" Aya menahan tangan Alif yang sedikit lagi membuka pintu mobil.

"Minggir…" Alif menggeser paksa tubuh Aya yang menghalanginya.

"Mas.. Mas lagi emosi. Jadi biarkan Aya yang menyetir. Aya mohon." pinta Aya lirih. Sungguh saat ini sebenarnya hatinya benar-benar terasa sakit saat melihat tatapan khawatir dan cemas yang ada diwajah sang suami.

"Baiklah…" Alif segera menyerahkan kunci mobilnya dan segera membuka pintu sebelah pengemudi.

*****

Sedangkan Adnan hanya dapat tertegun saat melihat tatapan khawatir dari kakak iparnya untuk Naya. Ternyata benar dugaan nya bahwa Alif dan Naya pernah menjalin hubungan.

"Bagaimana kondisi Naya saat ini, Ar?" Gilang kembali bertanya dengan Arya.

"Naya masih Koma Pi.. sedangkan rangkaian operasi telah selesai dilakukan."

"Keluarga korban bagaimana?"

"Keluarga korban telah dihubungi Mi. Sepertinya Naya hanya tinggal bersama ibunya."

"Kandungan mu bagaimana Hen..?" Sekar lalu bertanya kepada Heni yang daritadi hanya terdiam.

"Hen…" Sekar mendekat dan menyentuh pundak putrinya.

Hiksss

Seketika Heni memeluk tubuh Sekar dan menangis meraung dengan tubuh bergetar.

"Dia.. dia berdarah Mi… dia dia akan kembali membuka mata kan Mi."

"Sudah.. sudah sayang kasian baby dalam perutmu. Kita berdo'a nya semoga Naya bisa membuka matanya agar kita bisa memohon maaf padanya." Sekar mengusap lembut tubuh sang putri yang bergetar dalam pelukannya.

"Sekarang kamu istirahat ya. Besok biar kami semua yang melihat kondisi Naya."

Heni hanya mengangguk dan segera melangkah menuju kamarnya. Semua yang ada diruangan menatap punggung Heni hingga pintu kamar yang tidak jauh dari ruang keluarga tersebut tertutup.

"Setelah semua kondisi telah pulih. Kamu segera bawa Heni ke psikolog ya Ar. Sepertinya Heni mengalami trauma."

"Iya.. Pi."

Mengikat Dengan AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang