Pagi yang cerah untuk pagi ini. Matahari terbit dengan sinar indahnya dari ufuk timur untuk memulai hari yang panjang ini.
Emitila kali ini sudah berangkat ke sekolah dari tadi pagi, entah kerasukan jin atau setan dari mana hingga dia bisa serajin ini.
Sudah lama rasanya ia tak pernah bersiap sepagi ini, biasanya saja jam tujuh masih molor dan paling pagi bangun juga setengah tujuh lebih.
Moodnya kali ini sedang sangat baik. Ia menatap pantulan dirinya didepan cermin. "Ternyata gue cantik juga ya hehehe" ucap gadis itu memuji dirinya sendiri.
Puas dengan penampilannya, gadis itu mengambil tas yang ada ditepi kasurnya dan segera menuju ke sekolah. Ngomong-ngomong tentang sekolah, Emitila itu anak yang berprestasi. Dia pintar dalam pelajaran IPA dan MATE. JJika ada olimpiade pihak sekolah memilih dirinya untuk menjadi wakil dari SMA ANTAWIJAYA dan dia selalu membawa piala juara 1 maka dari itu mau membuat masalah seperti apapun asal tidak membuat nama sekolah jelek, pihak sekolah tidak akan memberi sanksi yang berat untuknya.
Sama halnya dengan para sahabatnya. Mereka juga tak kalah berprestasi di sekolah. Seperti Riksin selaku kapten tim Basket, Leon selaku kaptem tim Futsal, Elvaron pintar dalam bahasa Inggrisnya, lalu Ertys yang selalu mendapat juara 1 dikelas dari sekolah dasar hingga menengah atas ini.
Walaupun perilaku mereka bisa dikatakan nakal tapi mereka juga tidak lupa akan pendidikan. Nakal boleh tapi bodoh jangan, sayang uang yang dikeluarkan.
Back to story
Saat ini Emitila sedang berjalan dikoridor sekolah. Jam menunjukkan pukul 06.10 bisa dibilang masih sangat sepi. Hanya terlihat beberapa murid yang datang, golongan murid terlalu teladan sih.
Sepasang earphone terpasang pas ditelinganya, memutarkan lagu milik FUR-Trying. Berjalan dengan santainya di koridor. Didapan matanya sudah terlihat tangga menuju lantai 2 letak dimana kelasnya berada, namun tiba-tiba saja pintu ruangan yang tepat disebelah tangga itu terbuka. Emitila yang sedari tadi sibuk dengan ponsel akhirnya menabrak pintu itu hingga terjatuh.
"Aduhh.. Gajah mati dimana.. Saya siapa.. Semut onta gorila macan.." latahnya sambil mengelus-elus jidatnya karena kepentok pintu.
Sebuah uluran tangan terlihat jelas dimata gadis itu, disambutnya dengan sedikit kesal untuk membantunya berdiri. Sambil menepuk-nepuk roknya yang kotor, matanya menatap intens laki-laki didepannya itu.
Dilihat dari kaki sampai ujung rambut berusaha mengingat dan mengenali siapa dia.
"Dendam lo yak?!" hardik gadis itu mendelik sebal.
"Enteng banget tu rahang kalo ngomong. Gak sengaja tadi gue" sanggah pemuda itu yang memang benar-benar tak sengaja.
"Gak sengaja pala lu benjol! Eh enggak deng, tapi pala gue" ucap Emitila, "Liat nih anjir merah, apa ini kok bergelombang? Aargghh ini gara-gara lo ya!" rengek gadis itu saat merasakan benjolan di dahinya.
"Ngeyelan banget sih lo jadi cewe.. Lagian gue emang kagak sengaja suer.. Sorry elah" ujar pemuda itu menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya.
"Enak banget.. Anak kelas berapa lo? Kaga pernah gue liat tampang-tampang muna kek lo?"
"Ganteng gini di bilang tampang muna.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Girl ✔
Short StorySiapa sih yang pengen punya keluarga utuh? pasti semua pengen lah. Tapi semua tidak berpihak kepada gadis remaja bernama Emitila Bramesta Ardianto. Seorang gadis remaja yang rindu akan keluarganya. Bagaimana kisahnya? Selamat membaca🖤 . . . 24/06/2...