•8•

941 35 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Namun, seorang gadis baru saja berjalan ke arah parkiran. Dia sengaja pulang telat karena malas saja jika harus berdesak-desakan dengan murid lain.

Sekitar beberapa meter, gadis itu menghentikan langkahnya. Matanya menyipit untuk memperjelas apa yang ia lihat. Ternyata benar, saat ia menghampiri mobilnya kedua ban depan kempes. Sial!

"Bangsat,ngajak main-main sama gue" ucapnya marah dengan kedua tangannya mengepal karena ada yang dengan sengaja mengempesi kedua ban mobilnya.

Tin Tin

Sebuah motor berhenti di belakang Emitila yang sedang berjongkok, Elvaro membuka kaca helm-nya saat Emitila mendongak menatapnya. "Ngapain belum pulang?" tanya Elvaro yang duduk dimotornya.

"Liat noh" tunjuk Emitila kearah ban mobilnya menggunakan dagu dan Elvaro mengikuti arah kemana gadis itu tunjuk.

"Bocor?"

"Bukan. Dikempesin"

"Sama siapa?"

"Kalopun tahu, gue gak bakal tetep diem disini kalik"

"Yaudah besok aja liat di cctv, sekarang ayo balik sama gue aja.. Nih" ajaknya sembari memberikan helm kepada Emitila.

Gadis itu menerima helm yang diberikan Elvaro, lalu segera naik ke jok belakang motor pemuda itu dan setelahnya motor itu meninggalkan area sekolah.

⚜⚜⚜

Sekarang mereka sudah berada di depan rumah Emitila. Rumah yang lumayan besar tapi cukup sepi jika hanya tinggal seorang.

"Mau mampir? Mampir dulu aja ya, gue ada sesuatu buat lo"

"Iya udah" Setelah mengucapkan kata itu, Elvaro mendorong motornya kehalaman rumah Emitila lalu memarkirkannya.






Elvaro duduk di sofa ruang tamu rumah itu menunggu sang pemiliknya datang sembari menonton tontonan di layar televisi. Beberapa menit setelahnya gadis itu turun dari tangga yang sudah berganti baju santai menghampirinya.

"Nih buat lo" ucap gadis itu menyodorkan kotak kado berwarna grey. Elvaro pun menerima kotak kado itu.

"Acara apa gue dikasih ginian? Perasaan gue gak ulang tahun dan lo tau sendiri ulang tahun kita tuh barengan itupun udah kelewat dua minggu yang lalu" kata Elvaro.

"Ya tau kalo udah lewat. Waktu itu kan gue lagi di Surabaya dan seminggu baru balik lagi kesini. Waktu balik aja gue lupa kalo mau ngasih ni kado jadinya baru sempet gue kasih sekarang gitoo om " jelasnya secara singkat hanya diangguki oleh laki-laki disebelahnya itu.

Pemuda itu membuka tutup kotaknya, menatap girang dengan isi yang ada didala. "Anjir patung figuran. Kok lo tau gue kurang pak Orochimaru? Cenayan ya lo?"

"Kampret! Bukannya terima kasih ato apa kek malah ngatain gue"

"Haha canda kali.. Lu baperan amat kek cewek"

"Heh kutub.. Gue kan emang cewek pe'a!"

"Hehe thanks ya" ucapnya tulus, padangannya masih menatap senang ke kado pemberian sahabatnya itu. Emitila yang melihat senyum di wajah Elvaro ikut tersenyum.

Setelahnya, mereka bergurau menceritakan hal-hal menarik di hidup mereka ditemani dengan cemilan dan juga minuman. Untuk pertama kalinya Emitila bersahabat dengan Elvaro, gadis itu baru ini melihat pemuda itu tertawa lepas seperti ini.

Waktu cepat berlalu, tampa mereka sadari jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, terlalu sore untuk anak sekolah. Apalagi sebentar lagi matahari akan hilang dan digantikan oleh yang rembulan.

"Gue balik aja ya.. Nenek mana?"

"Nenek lagi di Bandung"

"Yaudah lo ati-ti dirumah"

"Kok gue sih? Kan seharusnya lo yang ati-ati"

"Hahaha iya-iya.. Gausah nangis kalo gue tinggal, ntar gue gak bisa ngapus air mata lo. Gue cuma pergi bentar gak lama ntar juga ketemu lagi"

"Astantang drama banget sih.. Yaudah pulang sana udah sore juga mau ujan kayaknya. Ayo gue anter sampe depan"

Setelah mengantar sampai depan rumahnya, gadis itu kembali masuk kedalam rumah. Merebahkan tubuhnya di kasur dan memainkan game di ponsel miliknya.

Setengah jam berlalu, Emitila yang masih asik di dunia gamenya tiba-tiba mendapat sebuah telfon. Dilihat disana tertulis jelas nama Elvaro, dengan segera ia menekan tombol hijau dilayarnya.

"Hallo"

"...."

"Iya ini saya temannya. Ada apa ya?"

"...."

"Saya kesana sekarang"

Mematikan telpon secara sepihak, gadis itu menyambar kunci mobil yang ada dinakas sebelah ranjangnya dan dengan terburu-buru menuju ke mobil yang ada di garasi.

Didalam mobil gadis itu menangis sesengukan, air matanya terus mengalir deras dari pelupuk matanya. Mulutnya terus merapalkan doa supaya tidak terjadi hal yang diluar dugaannya. Mengemudi secara ugal-ugalan tidak memperdulikan umpatan dari pengendara lain yang ia inginkan segera sampai ke lokasi.

"Misi pak buk misi" ucapnya berusaha melewati kerumunan warga yang ingin melihat korban kecelakaan itu.

"Varo.. Bangun kutub ish!.. Ini juga bukannya ditolong malah dilihatin, apa udah gak punya otak ha!" gertak gadis itu kepada warga-warga yang hanya berdiri menatap saja.

"Ambulan mana sih.. Cepet panggil ambulan! Gak tau apa sahabat saya sekarat kaya gini.." bentaknya lagi dengan air mata yang terus mengalir deras.

Tak lama, mobil ambulan datang dan tubuh Elvaro diangkut untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.

⚜⚜⚜


The Bad Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang