•22•

578 26 0
                                    

"Coyyy" teriak Emitila memanggil gadis yang sedari tadi mereka bicarakan dan yang dipanggil pun membalikkan badannya.

"Aku?" ucap gadis itu tanpa bersuara seraya menujuk dirinya kembali untuk membenarkan jika ia yang dipanggil.

"Iye sini" suruh Emitila dan akhirnya gadis itu berjalan menghampiri mejanya.

Gadis itu tersenyum manis kearah penghuni meja tersebut sembari mengenali wajah-wajah itu.

"Kenapa?" tanyanya heran pada Emitila.

Emitila tidak menjawab melainkan dia bangkit dari duduknya dan menyeret satu buah kursi dari meja disebelahnya. "Duduk dulu"

Gadis itu menuruti perintah Emitila untuk duduk dikursi yang gadis itu ambil.

"Lo sekolah disini juga?" tanya Emitila.

"Iya. Baru pindah kemaren"

"Terus ngapain lo kesini? Bolos? Baru masuk udah main bolos aja lo"

"Enak aja. Enggak lah! Kelas tadi abis jam olahraga dan ini juga baru mau istirahat"

"Ekhm" suara dehaman Elvaron menarik perhatian dua gadis itu dan Emitila hanya cengengesan.

"Eh lupa kalo ada kalian. Kenalin nih adek gue, Elvaron. Ini Leon, depannya Gema terus sebelahnya itu Riksin terus kalo yang depan gue sih Ertys" ucap Emitila mengenalkan sahabatnya satu persatu pada gadis itu.

"Iya udah kenal Elvaron kok sama Ertys juga. Hai" ucapnya menyapa Elvaron dan Ertys.

"Hai.." balas mereka berdua.

"Hai kalian juga. Aku Amanta Navy Arista, mohon bantuannya ya" pinta Amanta mengenalkan diri.

"Hai juga Amanta" sapa balik mereka sangat bersahabat.

"Btw, ini pada ngapain ngumpul disini?" tanya Amanta.

"Biasa cuma ngisi perut doang" jawab Leon.

"Mau gabung aja gimana?" tanya Gema.

"Gabung aja gapapa, kali-kali nemenin macan betina ini satu biar gak sendiri mulu" ucap Ertys sedikit mengejek Emitila.

Beberapa butir kacang menghantap wajah lucu miliknya yang berasal dari Elvaron "Paan sih lo babi!" kesalnya.

"Enak aja lo ngatain kakak gue macan betina! Bukan!" tambah Elvaron.

"Terus apaan?"

"Ayam betina,pok pok pok pok pok hahaha" tawa Elvaron dan yang lain pecah mendengar celotehan Elvaron barusan.

Plak

Mulut Elvaron digampar menggunakan lengser jajan dimeja tersebut. "Mamam tuh ayam wahaha"

Elvaron pun mengelus-elus mulutnya karena memang sedikit sakit. "Ngeselin lo!" ucapnya tak terima.

Emitila hanya cuek saja dan lebih memilih melanjutkan menyesap minuman dinginnya yang lebih nikmat daripada mendengarkan keluhan saudaranya itu.

"Kalian lucu ya" ucap Amanta dengan lembut. Ekspresinya menunjukkan jika dia benar-benar terhibur atas sikap dari keenam sahabat didepannya ini.

"Makasih loh udah muji gue" ucap Ertys dengan PD-nya

"Bukan lo kali! Dia itu muji gue! GR baget sih lo jadi bocah" sergah Leon

"Lo berdua kalo gak bisa diem gue tabok pake ember, mau?!" ucap Emitila mengintimidasi.

Amanta sendiri bukannya takut ataupun risih malah dia tertawa melihat pemandangan itu. Bahkan dirinya merasa tidak pernah mendapatkan seorang teman bahkan sahabat selucu mereka. "Udah ya aku balik ke kelas dulu" pamitnya dan pergi meninggalkan area kantin.

Elvaron mengamati punggung gadis itu yang lama-lama hilang dari pandangannya, ia merasakan lengan-nya disenggol dari samping. "Apa?" tanyanya lalu menoleh kesamping kearah kembarannya itu.

"Gercep aja keburu ketikung ama tetangga" ucap Emitila dengan santainya sambil menyeruput es.

Diantara tumpukan ponsel yang sengaja mereka kumpulkan saat bersama itu bergetar. Layar ponsel nomor 3 dari bawah menyala, itu ponsel milik Emitila. Sang pemilik mengambil ponselnya dilayar tersebut panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

"Hm?"
...

"Dimana?"
....

"Oke tunggu gue" Mematikan secara sepihak, Emitila langsung bangkit dari duduknya dan hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Elvaron. "Kenapa?"

"Anak-anak diserang sama geng-nya Billy. Gue harus kesana"

"Kita ikut"

"Ayo. Pengecualian buat Gema, lo tetep disekolah jangan ikut terjun ke tawuran!" ucap gadis itu.

Mereka lantas pergi meninggalkan Gema di kantin menuju belakang sekolah untuk bolos. SMA ANTAWIJAYA terdapat satu geng bernama DEMON'S yang beranggotakan 236 orang, tiga puluh diantaranya adalah murid perempuan dan sisanya laki-laki. Ketua geng tersebut awalnya Redo anak kelas XII IPS 2 namun dia memilih mengundurkan diri dan digantikan Emitila. Rival mereka adalah geng Billy dari SMA VOLTA yang selalu saja mencari masalah seperti sekarang ini.

Mereka ber-lima telah sampai dilokasi, mereka melihat orang-orang bergelentangan dari anggota DEMON'S maupun anggota Geng Billy. Emitila menatap nanar dan juga marah selayaknya induk singa yang baru saja kehilangan anaknya, dari depan terlihat Billy dan anak buahnya tersenyum remeh lalu tak lama kemudian Billy sebagai ketua geng itu berteriak untuk menyerang kembali.

⚜⚜⚜

Keesokan harinya entah kabar burung dari mana pihak sekolah mengetahui tawuran yang terjadi antara SMA ANTAWIJAYA dengan SMA VOLTA kemarin dan sekarang sebanyak 236 siswa sudah berbaris rapi ditengah lapangan saat cuaca sangat terik. Di barisan paling depan terdapat tiga siswa yang bertanggung jawab atas kekacauan kemarin.

Satu jam lebih mereka berdiri dibawah teriknya matahari juga sudah banyak siswa yang menonton dari pinggir lapangan maupun didepan kelas mereka masing-masing. Peluh keringat terus membanjiri tubuh para anggota DEMON'S tak beberapa dari mereka sudah basah seragamnya.

"Kalian ini mau jadi apa?! Tawuran tidak membuat kalian menjadi pahlawan! Kalian sebagai siswa harusnya belajar karena memang itu tugas kalian ,bagaimana nasib bangsa jika pemuda-pemudinya tawuran seperti ini dengan sekolah lain! Sudah berkali-kali kalian berbuat seperti ini, sudah sering juga kalian keluar masuk jeruji besi masih tidak bisa membuat kalian semua kapok?! Bukan begini cara bersaing dengan meresahkan warga, membuat kerusuhan di tempat umum, tawuran masih mengenakan seragam sekolah, dan lagi bikin saya sangat kecewa dengan adanya siswi perempuan yang ikut terjun. Bagaimana nasib sekolah jika ini masih kalian teruskan?!" oceh kepala sekolah menggunakan pengeras suara dengan sangat kecewa.

"Maaf pak, jika bapak dan pihak sekolah hanya mementingkan nama baik sekolah tidak memperdulikan keaman juga kenyamanan para siswa itu hanya untung di pihak bapak dan rugi di pihak kami para siswa" protes Redo.

"Saya setuju pak. Kami tidak akan menyerang jika kandang kita tidak diusik. Kami tau cara kami salah dimata bapak dan dewan guru lainnya serta para warga sekitar tapi tindakan kami hanya untuk membela harga diri sekolah agar tidak diinjak-injak" tambah Emitila dengan lantangnya.

"Masih berani melawan?! Apanya yang membela? Membela dengan mencoreng nama baik sekolah dengan tawuran? Bentrok dengan sekolah lain? Itu yang kalian sebut membela? Dimana saja kalian saat jam pelajaran berlangsung? Tidakkah kalian mendengarkan juga memperhatikan dengan jelas bagaimana sikap yang baik untuk seorang pelajar? Membela bukan seperti ini! Saya tidak mau tau, jika dalam satu bulan ini terlibat permasalahan lagi, saya tidak segan-segan untuk men-DO kalian semua!" ucap pak Ridwan-kepala sekolah lalu meninggalkan lapangan beserta para guru lainnya meninggalkan para anggota DEMON'S yang masih berdiri di lapangan.

⚜⚜⚜

The Bad Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang