Thirthy three😭

9.9K 1.1K 365
                                    

Warning

18+

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞








































"Ahhhhh jaehh—enghhhh"




































































































Tapi boong, awokwokwok🤣🤣🤣🤣




















































.....

Gue memasuki rumah dengan mengendap endap, karena ini udah lewat dari jam yang di bataskan miyeon.

Kalo ketauan bisa bisa gue di beri kultum terus di kasih hukuman. Gue menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukan jam 12 malam, berasa cinderella kan gue?

Gue memasuki kamar tanpa ada nya suara, setelah masuk gue menghela nafas lega. Karna sama sekali gak ketauan.

Gue melepas mantel, lalu mengikat rambut cepol. Melangkah ke kamar mandi untuk sekedar cuci muka.

Gue melotot ke arah pantulan kaca, meraba kiss mark yang jaehyun buat.

"Gila ketara banget, ketauan kak miyeon bisa habis gue" gumam gue, lalu mendengus kesal.

Setelah cuci muka, gue keluar dan melangkah ke meja rias. Mengambil foundation untuk menutupi kiss mark di leher gue.

"Satu dua tiga empat...." Gue menghitung kiss mark yang jaehyun buat, dan gila aja sih ada yang hampir ke dada.

"Habis udah foundation gue"

Gue melangkah ke tempat tidur, merebahkan tubuh niat nya gue mau tidur. Cuma gak bisa tidur. Masih ke inget yang tadi.

Gue menghela nafas kecil "kaya nya takdir kita emang udah seperti ini, jung jaehyun" gumam gue, lalu memejamkan mata.

+-+-+

Hari ini, seperti biasa di hari hari sebelum nya gue di ausie. Diem di rumah bikin gue bosen, karna emang sedikit temen gue disini. Dan pasti mereka pada misah.

Gue turun dari tangga, menuju meja makan. Dan orang tua gue udah duduk di bangku, hanya ada orang tua gue?

Gue duduk di samping ibu, mengerutkan kening gue lalu celingak celinguk. "Kak miyeon kemana?" Tanya gue, lalu mengambil selembar roti tawar.

"Dia di ajak pergi sama jaehyun, kan malam ini hari pertunangan nya. Mungkin lagi cari cari cincin" ujar ayah

Deg

Gue mencoba menghirup oksigen sebanyak banyak nya, dan juga mencoba menetralkan detak jantung yang tak beraturan.

Ibu memandang gue sendu, tanpa gue sadari. Gue meletakan roti tawar di piring, mood makan gue seketika hilang.

"Kenapa gak di makan?" Tanya ayah, melihat roti yang ada di piring.

Gue menyengir lebar "diet" bohong gue.

[2] Courtship Contract ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang