بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Inilah islam. Agamaku tercinta. Saking cintanya, aku tidak mau melanggar segala perintah-Nya.
▫Ada Surga di Matamu▫
🍁🍁🍁
Tercatat sekitaran 4,5 juta orang muslim yang tinggal di negara Jerman. Menempati tingkat dua setelah Prancis yang paling banyak ditinggali penduduk yang menganut agama Islam. Mereka menjalankan aktivitas seperti biasa. Menjauhi apa yang dilarang agama, dan mematuhi apa yang diperintah. Namun, tinggal di negara Eropa tak mudah untuk mempertahankan iman agar tetap kokoh. Banyak sekali rintangan dan halangan.
Semua tak seindah dan semudah saat di Indonesia.
Masih ingat dengan Abyan? Seorang anak kecil yang sangat terpukul karena harus pindah ke Jerman mengikuti orang tua aslinya. Meninggalkan ayah angkat yang selama ini ia sayangi lantaran telah mengajarkan banyak hal.
Betapa sedih hatinya kala harus menerima kenyataan, bahwa Mario bukanlah ayah kandung. Betapa sedih hatinya, harus terpisah jauh dengan orang tua yang ia sayangi sepenuh hati. Betapa sedih hatinya, harus tinggal di negara asing. Betapa sedih hatinya, harus meninggalkan Yasmin---sahabat terdekat sekaligus teman bermain.
Namun, seiring berjalannya waktu, ia bisa menerima dan mencoba membiasakan hidup di kota minoritas muslim itu.
Abyan kecil selalu mengajak sang ayah untuk salat berjamaah di Masjid.
Tapi ayahnya kerap menolak. Masjid di Jerman---lebih tepatnya di kota Berlin---letaknya sangat jauh dari tempat tinggal. Harus menggunakan kereta jika tak memiliki kendaraan pribadi. Walaupun Marvin memiliki mobil, ia tetap malas untuk pergi ke Masjid. Lagi pula, ia masih bisa melaksanakan salat di apartemen.
Abyan selalu mengadu pada Mario bahwa ia sudah tidak bisa lagi salat di Masjid. Padahal dulu ia sudah berjanji pada Mario untuk selalu melaksanakan salat di Masjid. Ia selalu memegang ucapannya untuk tidak menjadi lelaki salihah.
Mario memaklumi. Ia paham betul bagaimana kondisi di Jerman. Masjid yang tersedia tak seperti di Indonesia. Dalam satu komplek bisa terdapat lebih dari satu bangunan. Sedangkan di sana? Tempat ibadah umat Islam sangatlah terbatas.
Abyan cukup lega mendengar penjelasan Mario.
Pernah, sekali, Abyan bercerita bahwa ia senang bisa bermain dengan anjing tetangga. Di Jerman memang terdapat banyak anjing, itu hal lumrah. Setiap kali Abyan keluar bersama Marvin di pagi hari, ia selalu melihat orang-orang membawa anjing-anjing yang tampak lucu dan menggemaskan. Abyan menyukainya. Sampai suatu ketika, ada tetangganya yang menyuruhnya untuk bermain dengan anjing peliharaannya dan berkata bahwa anjing yang ia milili itu jinak.
Tentu saja hal itu membuat Abyan senang dan merasa ada teman.
Mario segera memberi tahu Abyan bahwa dalam agama yang mereka anut, melarang umat muslim untuk menyentuh anjing yang berstatus haram.
Semenjak diberi tahu Mario, Abyan menolak menyentuh anjing lagi dan berkata secara terang-terangan bahwa agamanya mengharamkan anjing. Sang tetangga pun langsung tersinggung. Dia tak mau bermain lagi dengan Abyan lantaran dia seakan telah menghina binatang kesayangannya. Abyan yang saat itu berumur tujuh tahun kebingungan.
Berkat bantuan sang ibu---walaupun bukan mama kandung---, Abyan bisa sedikit-sedikit berbahasa Jerman. Abyan yang masih kecil bisa lebih gampang menyerap ilmu termasuk ilmu bahasa.
Mario khawatir ilmu agama Abyan kian terkikis lantaran di sana Abyan tak memiliki guru spiritual. Belajar dengan siapakah dia? Apakah orang tuanya akan membiarkan dia bergaul dengan orang-orang yang berkeyakinan berbeda hingga sewaktu-waktu Abyan mengikuti gaya hidup mereka? Bukankah anak kecil gampang sekali terpengaruh?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Surga di Matamu [Terbit]
RomanceNIQAB SERIES | Spinoff Di Balik Niqab ⚠️Awas baper | Mengaduk emosi ⚠️ Galiena, seorang perempuan non muslim berasal dari Jerman yang ternyata memiliki ketertarikan pada sosok Nabi Muhammad. Berawal dari kekagumannya akan perangai beliau lewat buku...