Bab 24 - Antara Agama dan Orang Tua

18.4K 1.5K 36
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Lukman : 14)

Ada Surga di Matamu◽

⚠️Romance Act⚠️
Bijaklah dalam membaca

🍁🍁🍁

Cintya membuka pintu, betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang datang. Cepat-cepat dia menutup pintu lagi, tak peduli dengan nasihat Islam bahwa ia harus memuliakan tamu. Semoga Allah mau mengerti.

"Buka pintumu, Cintya! Aku kemari untuk membawa Galiena pulang! Aku yakin, putriku pasti ada di sini. Buka pintumu!"

Sayang seribu sayang, kekuatan Cintya tidak sebanding dengan Dave. Alhasil, pintu pun terbuka. Pandangan mereka bertemu, Dave menatap Cintya dengan tatapan marah. Dia merasa telah kecurian barang berharga. Walaupun cinta itu masih ada untuk wanita yang telah meninggalkannya pergi beberapa tahun lalu, tapi ia berusaha untuk tak menghalau, menurutnya Galiena lebih penting. Dia adalah darah dagingnya.

"Di mana kamu sembunyikan putriku?"

"Apa? Putriku? Apa kamu lupa? Galiena lahir dari rahimku, jadi dia juga adalah putriku."

"Aku tidak peduli. Di mana anak itu sekarang?"

"Dia tidak ada di sini," jawab Cintya sedikit sinis.

Dave tertawa sumbang. "Jangan berbohong padaku. Di kamar Liena aku menemukan beberapa buku agama Islam dan kitabnya. Aku tahu, kamu pasti telah memengaruhi dia untuk ikut bersamamu, bukan begitu?"

"Kamu tahu mengapa Liena seperti itu? Itu karena dia sudah diberi hidayah oleh Allah. Kamu harus tahu, Dave. Itulah kekuatan Tuhanku."

Dave berdecih. Meremehkan. "Kali ini aku sedang tidak mau membahas soal Tuhan. Yang aku inginkan adalah putriku."

🍁🍁🍁

Sepulangnya dari rumah Claudia, Galiena lebih banyak diam.

"Stop, Aby," ucap Galiena saat Abyan akan memutar stir mobil. Otomatis pria itu melainkan laju mobil, melempar pandangan pada Galiena yang terlihat pucat.

Abyan merasakan ada sesuatu yang tidak beres, dia pun menepikan mobil ke sisi jalan.

"Ada apa, Liena? Apa ada masalah?" tanya Abyan saat mesin mobil sudah sepenuhnya mati. Aura tidak enak mulai menyusup.

"Masalah yang sangat besar."

Kening Abyan mengerut, dia memposisikan badan ke samping, menatap Galiena lekat.

"Maksudmu?"

"Ayahku ada di sini, dan dia sedang mencariku."

Abyan terhenyak.

"Jadi kita sekarang langsung pulang saja ke rumahmu. Aku tidak mau bertemu dengan ayahku."

"Baik, kita tidak akan pulang ke sana. Kamu yang tenang, ya?" Abyan menggenggam tangan Galiena untuk menenangkan dan meyakinkan bahwa semua akan berjalan baik-baik saja. Galiena tersenyum kecil. Mencoba memercayai ucapan Abyan.

🍁🍁🍁

"Ceritakan tentang nabi Muhammad agar hatiku tenang," usul Galiena. Abyan yang saat itu baru selesai mengumpulkan bahan materi untuk mengajar, mulai naik ke atas kasur, menatap wajah Galiena yang gelisah.

Ada Surga di Matamu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang