بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Nikmat paling berharga adalah nikmat Islam. Tidak semua orang lahir dalam keadaan Islam. Sungguh luar biasa orang-orang yang berhasil menjemput Islam padahal ia dibesarkan dari ajaran agama lain.
◽Ada Surga di Matamu◽
🍁🍁🍁
Kaki Abyan sampai di lantai Masjid Istiqlal yang luar biasa megah. Lantai Masjid terbesar di Asia Tenggara ini berlapiskan marmer. Ia merasakan sesuatu yang berbeda, hawa yang merasuk sukma bergelora ingin secepatnya melaksanakan salat empat rakaat. Lelaki itu meletakkan sepatu di tempat penyimpanan sepatu. Tak sengaja ia bertemu dengan salah satu mahasiswanya. Lelaki itu yang lebih dulu menyapa dosennya dan mempertanyakan eksistensi Abyan di sini. Lalu dengan ramahnya dosen muda itu mengatakan bahwa ia ingin salat berjamaah.
"Begini, Pak. Aku memiliki seorang teman bermanhaj Salafi. Yang menggenggam erat Sunnah." Sang mahasiswa mulai bercerita tentang keresahannya temannya yang berbeda manhaj dengannya.
"Wah, bagus, dong. Yang saya tahu, manhaj itu sangat taat. Kamu bisa terbawa menjadi lebih baik."
"Memang, tapi ada satu hal yang membuatku tidak setuju dengan cara pandangnya. Ketika aku mengajaknya kajian umum, dia menolak."
"Kenapa?"
"Katanya sesat. Hanya kajian sunnah-lah yang benar. Dia tidak mau mengikuti kajian jika bukan kajian Sunnah. Pendapat bapak bagaimana tentang hal itu?"
Abyan terdiam sejenak. Sekarang Islam memang sedang terpecah belah. Sulit untuk bersatu jika tidak bisa saling menghargai. "Memangnya siapa kita yang tahu benar dan tidaknya sebuah majilis ilmu? Selama ilmu yang disampaikan berdasarkan Alquran dan Sunnah, tidak ada masalah. Apabila ilmu yang disampaikan banyak yang menyimpang, tentu itu hal yang harus dihindari."
"Nah, pendapat Pak Byan sama dengan pemikiranku. Tapi dia tetap kukuh bahwa tempatku menimba ilmu itu salah. Makanya, hubunganku dengan dia mulai merenggang."
"Lebih baik kalian saling menghormati. Jika dia menganggap ustaz yang kamu ikuti itu sesat, minta padanya agar dia mau menghargai, sebab dirimu memiliki dalil sendiri. Kamu juga perlu menghargai keinginannya yang hanya ingin mengikuti kajian Sunnah. Tidak perlu memaksa dia untuk ikut juga denganmu. Itu lebih baik daripada kalian berdebat hingga memutus silaturahmi. Bukankah Islam sangat menjunjung tinggi perdamaian?"
Pria yang memakai tas gendong dan baju kaos yang dilapisi kemeja kotak-kotak itu mengangguk. "Terima kasih pak Byan atas sarannya."
Abyan tersenyum. Teman yang diceritakan mahasiswanya itu mengingatkan Abyan pada lelaki muda yang sudah menganggapnya ahli neraka hanya karena panjang celana yang berbeda dengannya.
"Apakah nona Galiena ingin memasuki Islam karena keinginan sendiri tanpa ada paksaan dari beberapa pihak?" tanya sang Imam Masjid besar.
"Tidak, Pak. Saya benar-benar ingin masuk Islam karena keteguhan hati saya akan agama ini. Ini murni keinginan saya
"Jika nona sudah memasuki Islam, nona harus mau mengerjakan rukun-rukun Islam. Setelah syahadat, nona harus mau mengerjakan salat yang dikerjakan setiap lima waktu dalam sehari, puasa yang artinya Nona harus menahan lapar dan haus, lalu zakat yaitu memberikan sebagian harta kepada yang membutuhkan, dan naik haji bila mampu."
"Ya, saya akan melakukannya." Galiena sudah mempelajari itu sebelumnya. Islam memerintahkan banyak hal untuk beribadah. Di awal memang akan terasa berat, tapi Galiena yakin bahwa dirinya akan mampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Surga di Matamu [Terbit]
عاطفيةNIQAB SERIES | Spinoff Di Balik Niqab ⚠️Awas baper | Mengaduk emosi ⚠️ Galiena, seorang perempuan non muslim berasal dari Jerman yang ternyata memiliki ketertarikan pada sosok Nabi Muhammad. Berawal dari kekagumannya akan perangai beliau lewat buku...