Bab 7 - Terima Kasih, Allah

23.6K 2K 153
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Allah memilihmu. Allah menyayangimu. Allah memercayaimu bahwa kamu bisa melewati semua ujian kehidupan.
Betapa beruntungnya dirimu, duhai manusia kesayangan Allah.

◽Ada Surga di Matamu◽

🍁🍁🍁

Hari ini cuaca terasa lebih panas. Warna biru terhampar di langit tanpa awan. Lubna memaksakan diri keluar rumah padahal Claudia melarangnya. Tapi mau bagaimana lagi? Ia ingin keluar dan kebetulan dia sedang membutuhkan referensi untuk tugas skripsinya.

Saat baru turun dari taksi dan akan berjalan menuju pintu masuk toko buku, langkah Lubna terhenti saat tidak sengaja matanya menangkap sosok Yasmin yang sedang berjalan bersama seorang pria.

Untuk memastikan, Lubna berinisiatif untuk menghampirinya.

"Kak Yasmin...." Lubna hendak mengejar, tapi tiba-tiba kepalanya terasa pening bagai dipukul godam. Dunia seperti berputar di depan mata. Pertahanannya mulai goyah, kemudian ia jatuh pingsan di antara lalu-lalang orang. Semua berubah gelap dan senyap. Orang-orang yang melihat itu langsung mengerubuni Lubna yang sudah tak sadarkan diri.

🍁🍁🍁

"Setelah dilakukan pemeriksaan darah, sumsum tulang belakang, ternyata terjadi kelainan pada sel darah pasien . Mohon maaf harus memberitahu kabar ini, Bapak dan ibu harus bersabar, putri kalian mengidap leukimia...."

Leukimia?

Rasanya, seluruh persendian Mario dan Claudia lepas.

Leukimia? Kanker darah? Dialami Lubna?

"Mengapa bisa, dokter? Tidak ada dari kami yang pernah mengalami leukimia. Dokter pasti telah salah mendiagnosa. Anak saya tidak mungkin mengidap kanker mengerikan itu. Tidak mungkin...."

"Tenang, Clau...."

"Aku tidak bisa tenang! Anak kita...."

"Leukimia bukan penyakit turunan, Pak, Bu. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Oleh sebab yang berbeda-beda pula," jelas sang dokter panjang-lebar.

Claudia mulai menangis. Memijit kening yang berdenyut. Kabar yang baru saja ia dengar sungguh mengoyak jiwa.

"Sudah stadium apa, Dok?"

"Stadium C, Pak, Bu...."

"Wallahi...." lirih Claudia. "Aku benar-benar tidak becus menjaga anakku sendiri. Mengapa dia sakit keras pun aku tidak tahu? Ke mana saja aku?"

"Kamu selalu menjaganya, kamu selalu ada untuknya. Tapi jika Allah sudah berkehendak kita bisa apa?" ucap Mario penuh sesal.

Claudia nyaris pingsan lantaran terlalu lemas mendengar penyakit yang sslalu merenggut nyawa penderitanya dialami putrinya sendiri.

Setelah itu mereka keluar dari ruangan dokter dalam keadaan hening berbalut luka. Claudia duduk di kursi. Melamun.

Yasmin baru saja bercerai dengan suaminya.

Abyan kehilangan Marvin dan Maria.

Sekarang? Lubna harus mengalami sakit kanker.

Sebagai seorang ibu dia tidak sanggup melihat mereka menderita. Sakit di dada tak dapat ditahan. Wanita itu menangis sesenggukkan. Mario yang terlihat lebih tegar membawa Claudia ke dalam pelukan. Tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain bersabar dan menghadapi semuanya dengan menggenggam kepercayaan penuh pada Allah.

Ada Surga di Matamu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang