Bab 25 - Godaan Untuk Zidan

18.2K 1.6K 117
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Aku tidak meninggalkan satu fitnah yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita."
(HR. Bukhari)

Ada Surga di Matamu◽

🍁🍁🍁

"Katakan siapa anak ini?"

Zidan kelihatan bingung melihat keberadaan pria berwajah Eropa di rumahnya. Sebenarnya ada apa ini? Benaknya mulai bertanya-tanya. Apakah .... apakah....

"Ibu, sebenarnya ayah Zidan ke mana? Kenapa semenjak lahir Zidan tidak memiliki ayah seperti yang lain?"

"Nanti Zidan akan tahu, ya. Sekarang Zidan masih kecil. Zidan tidak akan mengerti." Itulah yang dikatakan Cintya saat Zidan umur lima tahun bertanya tentang keberadaan ayahnya.

Sampai suatu waktu, saat Zidan beranjak umur 12 tahun, Zidan kembali bertanya.

Cintya menceritakan semua yang terjadi di masa lalu. Saat Zidan sudah paham tentang agama. Tentang pernikahannya bersama sang suami, juga perpisahan bersamanya hingga menjadikan Zidan kehilangan figur ayah sejak lahir.

Dari situ Zidan tahu bahwa ayahnya bukan dari kalangan Islam hingga mereka berpisah dan tidak bisa bersatu lagi. Jika Zidan merindukan ayahnya, Cintya memberikan cara selain bertemu. Ia menyuruh Zidan berdoa untuk kebaikan sang ayah. Tak lupa Zidan juga berdoa agar suatu nanti ayahnya masuk Islam agar mereka bisa berkumpul, meski kecil kemungkinan.

Galiena sudah tiba di rumah. Di sebelahnya ada Abyan yang sejak tadi menggenggam erat tangan. Mereka menyaksikan Dave, Cintya dan Zidan yang sedang ada dalam percakapan serius. Galiena menduga bahwa kini keberadaan Zidan sudah diketahui Dave. Ini pasti pertemuan pertama mereka. Antara bahagia dan sedih.

"Dia anakmu. Dulu saat aku pergi, aku sedang mengandung anak ke dua. Dan anak itu adalah dia." Pandangan Cintya tertuju pada Zidan yang sedang menatap lantai. Pandangannya kosong. Barangkali kecewa, lantaran ayahnya seorang non Muslim. Sebenarnya ia sudah tahu, tapi melihatnya langsung membuat Zidan sedikit muak. Ia tidak suka dengan keyakinan sang ayah. Ada rasa ingin memeluk, tapi ah ... ia seperti enggan berbakti pada sang ayah meski selama ini Cintya mewanti-wantinya untuk tidak membenci ayahnya sendiri hanya karena agamanya Kristen.

Keberadaan Galiena belum diketahui sebab Dave masih fokus pada Zidan, putranya yang baru ia ketahui. Pria itu mengusap wajah gusar.

"Kenapa kamu menyembunyikan dia dariku?"

"Aku takut nasibnya seperti Galiena. Aku ingin Zidan mengikuti keyakinanku, bukan dirimu. Ini jalan satu-satunya agar aku bisa melindungi putraku. Mengertilah!"

"Tapi tidak seharusnya kamu menyembunyikan dia. Dia...." Ucapan Dave terputus kala sorot matanya berhenti pada sebuah objek---Galiena. Pandangan mereka berserobak, selama beberapa detik. Buru-buru Dave menghampiri Galiena dengan sorot mata berapi-api. Ia sudah mengetahui kabar pernikahan Galiena dari Cintya dan Dave juga yakin bahwa lelaki yang ada di sebelah putrinya adalah suaminya.

"Tega sekali dirimu, menikah tanpa mendapat restu dari ayahmu sendiri. Kamu anggap apa diriku?"

"Apa kabar, Yah?"

"Ayah tidak butuh basa-basimu."

"Maafkan Liena, Yah. Liena melakukan ini dengan sangat terpaksa. Liena yakin, Ayah tidak akan setuju dengan pernikahanku."

"Jelas Ayah tidak akan setuju." Kedua tangan Dave memegang bahu Galiena sambil menekannya. "Kamu adalah hartaku satu-satunya. Jangan pergi, Liena. Itu perintah ayahmu selama ini. Mengapa kamu tega melanggarnya, hm?" Suara Dave mulai melaun. "Jangan seperti ini, Ayah mohon. Kembalilah. Jangan membuat Ayah kesepian."

Ada Surga di Matamu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang