Bab 12 - Agama di Atas Segalanya

20.2K 1.7K 56
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Puncak mencintai seorang Hamba ialah pada Rabb-nya. Zat yang telah menciptakan manusia dan rasa cinta itu sendiri.

◽Ada Surga di Matamu◽

🍁🍁🍁

"alif lām mīm rā, tilka āyātul-kitāb, wallażī unzila ilaika mir rabbikal-ḥaqqu wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu'minụn."

Alif Lam Mim Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an). Dan (Kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah benar; tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).

Saat sedang khusyuk membaca surat Ar-Ra'd, pandangan Lubna bermuara pada seseorang yang berdiri di ambang pintu. Ternyata dia adalah Abyan yang sedang tersenyum ke arahnya. Betapa kagetnya gadis itu, sudah berapa lama kakak angkatnya ada di sana? Namun Lubna berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Masyaa Allah, merdu sekali suaramu, Lubna," puji Abyan yang mampu membuat pipi sang adik bersemu.

"Kak Byan mau ke mana?" tanya Lubna yang melihat Abyan sudah rapi. Dia bangkit dari duduknya, masih memakai mukena.

"Ingin mengucapkan salam perpisahan."

"Kak Byan akan pergi lagi ke Jerman?" Nada suara Lubna terdengar kaget sekaligus diselipi kekecewaan.

Lelaki yang berdiri di depannya terkekeh pelan. "Untuk apa Kak Byan pulang ke Jerman?"

"Lalu?"

"Hanya pindah tempat tinggal saja. Kalau kak Byan tetap tinggal di sini, itu akan membuat kamu canggung."

Canggung?!

"Maksudnya kamu tidak akan bisa leluasa beraktivitas. Kak Byan sangat menghormati kepandaianmu dalam menjaga diri."

"Kak Byan akan pindah rumah maksudnya?" tanya Lubna lagi.

Abyan mengangguk.

"Tidak akan ke sini lagi?"

"Pindah bukan berarti tidak akan main kemari, bukan?"

Lubna sedikit tersenyum kikuk.

"Jaga dirimu baik-baik, ya. Tetap jadi anak salihah yang menurut pada orang tua."

"Sebelum pergi, apa aku boleh menanyakan sesuatu?"

"Apa?"

"Tentang kak Yasmin."

"Aku ingin lebih dari sekedar teman. Buktikan kalau kamu benar menyayangiku."

"Maksudmu apa?"

"Nikahu aku."

Tiba-tiba saja rangkaian kalimat itu menggaung di telinga Abyan. Ucapan Yasmin beberapa hari lalu membuatnya tidak bisa tidur lantaran menjadi beban pikiran.

Memang tidak ada salahnya untuk memenuhi keinginan Yasmin. Toh, Mario pun sudah menjodohkan dirinya dengan teman masa kecilnya itu. Tapi cinta sulit dipaksakan. Dalam Islam katanya cinta manusia akan berlabuh ketika kalimat akad sudah terucap.

Apakah Abyan bisa mempercayainya? Apakah nanti ia bisa mencintai Yasmin? Iya, pasti. Abyan harus yakin.

"Kak Byan menerima perjodohan dari ayah?" Suara Lubna terdengar diplomatis.

Abyan terdiam. Terlihat sedang bimbang. Seharusnya tidak perlu pikir panjang. Tapi sesuatu yang janggal seakan memintanya untuk mengulur-ulur waktu. Apa ia masih menunggu yang sempurna?

Ada Surga di Matamu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang