Bab 29 - Harta Paling Berharga

18.1K 1.9K 357
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Allah melihat usaha kita, bukan hasilnya. Maka, berusahalah untuk sesuatu yang kita inginkan. Untuk hasilnya, biar Allah yang tentukan. Walaupun gagal, setidaknya kita sudah berjuang. Allah lebih tahu mana yang terbaik.

Ada Surga di Matamu◽

🍁🍁🍁

Dipandangnya lukisan bunga matahari buatan Lubna yang kini sudah terpajang di tembok, Galiena sangat menyukainya. Ia tersenyum. Seperti apa kata Lubna, kata-kata yang kemarin Abyan ucapkan akan ia lakukan. Menjadi perempuan ceria seperti warna kuning yang ada pada bunga matahari.

"Aby, ibuku sudah ada di luar. Ada hal penting yang ingin dia bicarakan pada kita."

Abyan mengangguk saat ia sudah memakai setelan rapi. Galiena memaklumi sikap Abyan yang pendiam setelah mengetahui perihal Lubna. Ia harus mencoba mengerti dan memahami. Bagaimana pun Lubna adalah adik angkat yang sangat Abyan sayangi.

Kini Galiena dan Abyan sudah duduk di ruang tamu, bersama dengan Cintya. Tak lupa sebelum membicarakan hal inti, Cintya menanyakan kabar anak dan menantunya. Ia turut senang mendengar bahwa mereka baik-baik saja. Tak lupa juga Galiena bercerita banyak tentang kebaikan dan keromantisan Abyan padanya. Galiena juga bahagia karena memiliki suami terbaik seperti Abyan.

"Hal penting apa yang ingin Ibu bicarakan? Bagaimana dengan ayah? Apa ancaman itu masih berlaku?" tanya Galiena diplomatis.

"Galiena, ayahmu sudah kembali ke Jerman. Ibu sudah memberikan pengertian padanya agar jangan mengganggu kebahagiaanmu. Jika ayahmu mencintaimu, ibu memohon padanya agar membiarkanmu dengan jalanmu sekarang. Namun dia juga mengajukan syarat untukmu." Jeda sejenak. Abyan dan Galiena mulai penasaran.

"Jangan putuskan hubunganmu dengan ayahmu. Biarkan ayahmu itu berkomunikasi denganmu sebagai mestinya."

Galiena tersenyum. "Hanya itu?"

"Iya, Liena."

"Alhamdulillah. Kalau hanya itu syaratnya, aku justru bahagia, Bu. Aku juga tidak mau memutus tali silaturahmi dengan ayah. Walaupun Liena sudah masuk Islam, bukan berarti Liena juga mau meninggalkan ayah."

Cintya tersenyum. Namun ia belum sepenuhnya mempercayai ucapan Dave. Dia takut Dave memiliki rencana yang tak terduga yang dapat merusak masa depan Galiena nantinya. Nalurinya sebagai seorang ibu mengatakan itu. Cintya juga tahu betul siapa Dave, dia tidak mungkin menyerah begitu saja. Tapi Cintya berusaha untuk terus berhusnuzon pada mantan suaminya. Semoga saja ucapannya kemarin bisa dipercaya.

"Teruslah bahagia, Sayang." Cintya menggenggam tangan putri kesayangannya.

Galiena mengangguk sambil tersenyum.

Abyan ikut bahagia mendengarnya. Itu artinya, ia tidak akan melihat Galiena gelisah lagi akibat ancaman ayahnya beberapa hari lalu. Semoga saja Dave benar-benar membebaskan Galiena.

🍁🍁🍁

Kamu telah salah mencintai seorang wanita sepertiku.

Bismillahirrahmanirrahim, maaf, aku menolakmu, Zidan.

Aku sakit keras, sakit yang akan membuatmu jijik dan angkat tangan. Aku tidak seindah apa yang kamu bayangkan. Aku sungguh jelek dan buruk rupa. Mungkin, waktuku tidak akan bertahan lama lagi. Kamu berhak bahagia. Jika kamu bersamaku, kamu akan kesulitan merawatku yang sakit-sakitan. Kamu akan terkekang dan jauh dari kata bahagia. Aku tak akan mampu merawatmu. Umurmu lebih muda dariku, mungkin umurmu juga lebih panjang. Carilah kebahagiaan lain yang sifatnya lebih lama. Tuntut ilmu tinggi-tinggi.

Ada Surga di Matamu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang