Saya kembali lagi, maaf kalau bosen ya mumpung ada ide dan bisa ngetik soalnya :) makasih buat dukungannya atas kisah ini. Saya akui akan banyak menguras emosi dan tenaga saya di banding dua cerita sebelumnya.
Saya harap dengan sangat teman2 sudah bisa merasakan feelnya, kalau belum tolong sekali komen di kotak komentar ya. :)
Oh ya di mulmed ada GABRIELLE APLIN - SALVATION. Theme Ost. buat part ini. Bayangin aja dimainin versi cello hihihi.
Dan buat Bryan, lagu untukmu. SAY SOMETHING dari Christina ft A Great Big World. :)
Hope you enjoy my story :)
Warm&Regards
*****************************************
Kami sudah menjelang akhir. Di awali dengan C, lalu G,kemudian F, kembali ke C lagi. Busur cello di tanganku bergerak sangat ringan di udara. Aku menggesekkannya dengan penuh penghayatan. Setiap getara, setiap gesekan, setiap petikan, semuanya memiliki arti dan makna. Seakan bow adalah nafasku, dan cello merupakan jiwaku.
7 Perputaran detak musik lagi, dan kami akan tiba di akhir. Aku dan seluruh kelompok Instrument yang bertugas menggiring Resitalku malam ini. Temponya semakin cepat dan kuat. Musik dari Gabrielle Aplin ‘Salvation’terngiang keras dan jelas di dalam gendang telingaku.
Semakin kencang. Sedikit lagi.
Harpa di petik semakin keras, bunyi permainan nada biola meninggi. Dentingan lembut dari grand piano di ujung kanan.
Segala luapan emosi. Semua kenangan indah itu tergambar di dalam memori nyata dan jelas. Mataku terpejam, muncul ingatan akan dirinya.
Aoshi.
Hidupku. Nyawaku. Cintaku.
Andai dia ada di sini, pasti sadar sebetapa besar cintaku untuknya. Karena dirinyalah aku bisa duduk dan memainkan cello ku di tengah 2800 hadirin yang memenuhi Sejong Grand Theater of Arts, Seoul.Malam ini.
***********************
4 Years Ago. Kanto, Jepang.
“ Saljunya indah ya..” pekikku riang. “ Membuatku jadi ingin memakan es putar saja”
Pemuda di belakangku terkekeh geli. “ Kamu bisa sakit nanti, ini kan musim dingin. Agedashi Tofu* saja bagaimana?”
Aku menggelengkan kepala kuat-kuat. “ Tidak mau ah. Makan tahu terus lama-lama aku jadi monster tahu” celetukku. “ Senpai, setelah ini temani aku makan teppanyaki saja”
“ Tadi katanya es putar, sekarang teppanyaki.Ada-ada saja kamu ini”
Aku tertawa, menaiki susuran jembatan pendek yang kini sudah tertutupi es tebal. Terasa licin tapi menyenangkan. Di hadapanku deretan sungai serta pepohonan sakura dan bonsai telah berubah menjadi tanaman beku. Aku selalu suka salju, harusnya namaku Yuki bukannya Kyurara. Tapi aku senang memakai nama itu.
“ Jadi, sampai kapan kamu akan ada di Jepang?” tanya pemuda bersuara merdu, dan sangat cocok menjadi anggota baru L-Arc en Ciel. Serius, grup band itu butuh personil tambahan mengingat betapa lamanya Hyde dan kawan-kawan berada di atas panggung hiburan.
Aku menolehkan kepala ke kiri, sedikit menundukkan leherku. Aoshi Shinomori, sahabat baikku sekaligus seniorku dan kebetulan anak dari tangan kanan Otosan* , berjalan di bawah susuran jembatan. Menemaniku. Tangan kanannya terjulur mengamit jemari kiriku. Kelembutan dari sarung tangan wol berwarna biru tua miliknya semakin menghangatkan tanganku yang sudah sedingin es di balik sarung tangan rajut ungu tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] CONTRAMANDE FIGHT! :#03.CONTRAMANDE SERIES(BRYAN STORY)
Любовные романыBryan Contramande (28) si seksi nan tampan, pria cerdas pewaris grup Contramande sekaligus seorang perayu ulung sejati pada akhirnya menemukan lawan terberatnya. Bryan jatuh cinta pada Kyurara Aragaki (24) seorang cellist, sahabat baik sepupu iparn...