Satu detik
Tepat satu detik
Belum sempat aku berhenti
Aku trlah jatuh cinta lagi
Cukup terpejam
Lalu kau ada
Cukup terjaga
Rasanya seperti kau kembali
Cukup terdiam
Jelas ku tau kau masih disini
Bagaimana bisa
Pagi menjadi bisu
Beku pada masa dimana aku dan kamu terbaca kita
Ketika siang datang
Bersiul para rindu
Bahkan tanpa hujan
Ia sanggup merangsak masuk menusuk nusuk
Sejenak
Sebelum malam
Si berani datang
Memggambar rasa
Pada ampas kopi terdalam yang kelam
Terdampar candu rindu yang tiada akhir
Terselip antara pikir dan bibir
Hingga yang terjadi hanya akhir
Di tikungan sebelum sampai tepat di belokan kedua
Kita bersua
Entah karena tetiba
Entah karena sengaja
Sepertinya kita terhenti di waktu yang sama
Namun berjalan melalui lorong yang berbeda

KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk sebuah rasa yang tak dapat di eja
PoesíaYang tulis dengan tulus. Yang ada dan tak sanggup ter-eja