🌠17🌠

85 23 28
                                    

★·.·'¯'·.·★ Update ★·.·'¯'·.·★
★·.·'¯'·.·★04 Juli 2019★·.·'¯'·.·★

Setelah selesai mengobati Altair, mereka berduapun istirahat sebentar ditempat itu. Adara mencari kayu bakar dan segera membuat api unggun, karena tubuh Altair tak memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan. Mereka berdua duduk didekat api unggun, suasana sangat sunyi. "Kenapa kamu ada disini?" tanya Altair dengan suara lirihnya yang menahan rasa sakit ditubuhnya. "Aku ingin pergi ke kerajaan Dark Star" ucap Adara. "Apa?" Altair tampak terkejut. Bagaimana tidak, sebelumnya tak ada yang mengatakan dengan santainya ingin pergi ke kerajaan Dark Star, baru Adara seorang yang mengatakan hal itu.

"Untuk apa kamu ingin pergi ke sana?" tanya Altair kembali. "Untuk bertemu seseorang" jawab Adara. "Bagaimana jika nantinya kamu digigit oleh para Supernova?" tanya Altair kembali. "Itu bukan kali pertama bagiku digigit oleh Supernova, jadi itu tak masalah bagiku" jelas Adara. "Tunggu... Itu berarti..." ucap Altair berpikir. "Ya, aku sudah pernah digigit oleh Supernova" jelas Adara. "Kenapa kamu bisa digigit?" tanya Altair penasaran. "Apakah kamu sedang mengintrogasiku? Kamu selalu menanyakan banyak pertanyaan padaku" ucap Adara. Altair perlahan tertawa hingga rasa sakit ditubuhnya sendiri yang membuatnya berhenti tertawa, "aku hanya ingin mengenal lebih jauh tentangmu" jelas Altair. "Kenapa kamu ingin tahu tentangku?" tanya Adara kembali. "Karena...aku merasa nyaman berada dekat denganmu, mungkin karena kisah kehidupan kita yang sama" jelas Altair.

Keduanya saling bertatapan, "kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Altair. Adara memalingkan pandangannya, "hanya saja kamu sangat mirip dengan seseorang" gumam Adara. "Siapa?" tanya Altair penasaran. "Kamu tahu dimana Kerajaan Dark Star itu berada?" tanya Adara mengalihkan topik pembicaraan. "Tentu saja, aku tahu dimana kerajaan itu berada... " jawab Altair, "... tapi kamu yakin mau pergi ke kerajaan itu?" tanya Altair kembali memastikan. "Tentu saja aku yakin, jika aku tak yakin. Aku takkan mungkin ada disini" jelas Adara. "Apakah kamu tak takut jika terjadi sesuatu padamu nantinya?" tanya Altair. Adara terdiam sembari menatap ke arah api yang berkobar dihadapannya.

➶➶➶➶➶💔➶➶➶➶➶
Ketakutan? Dulu Aku takut sesuatu terjadi padaku hanya karena akan ada hati yang ikut merasakan hal yang sama denganku, namun kini tak ada lagi perasaan itu. Aku telah hancur berkeping-keping dan tak ada alasan bagiku untuk menyatukan kembali kepingan itu.
_Adara_
➶➶➶➶➶💔➶➶➶➶➶

"Istirahatlah, aku akan berjaga-jaga" ucap Altair membuyarkan lamunan Adara. Adara menoleh ke arahnya, "bagaimana mungkin, tubuhmu sedang terluka. Kamu yang membutuhkan istirahat bukan aku, istirahatlah dan aku yang akan berjaga-jaga" ucap Adara kemudian kembali menatap ke arah api unggun. Altair tersenyum, "Adara" panggil Altair. "Maukah kamu selalu bersamaku?" tanya Altair tiba-tiba. Adara terkejut mendengar ucapan Altair yang tiba-tiba itu dan Adara langsung menatapnya, "apa maksudmu?" tanya Adara tampak gugup. Lagi-lagi Altair dibuat tersenyum oleh sikap Adara, "aku bertanya padamu apakah kamu mau selalu bersamaku?" tanya Altair mengulang kembali kata-katanya.

Adara terdiam. Altair tersenyum, "kamu mau menjadi teman pertamaku?" tanya Altair sembari mengulurkan tangannya lalu tersenyum kearah Adara. Adara tampak sangat lega mendengar ucapan itu dari Altair, hatinya tak mungkin bisa menerima ungkapan lain dari Altair karena saat ini hatinya masih tertinggal pada seseorang. "Iya, aku mau" jawab Adara sembari mengulurkan tangannya menjabat tangan Altair kemudian ia tersenyum. "Tapi jangan salahkan aku jika pada akhirnya aku menyimpan perasaan lebih dari teman padamu atau mungkin kamu yang akan kubuat jatuh hati padaku" jelas Altair sembari tersenyum. Seketika hal itu membuat Adara segera menarik tangannya dari Altair dan kembali fokus pada api unggun. Altair tersenyum kembali melihat sikap Adara.

🔛My Name is ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang