🌠16🌠

84 27 15
                                    

ღ¸.✻´'✻.¸¸ღ
Jika orang terdekatku saja tak percaya padaku, lalu bagaimana halnya mereka yang tak mengenalku mau percaya?
_Adara_
ღ¸.✻´'✻.¸¸ღ

Terlihat seorang gadis yang hanya membawa sebuah ransel dipunggungnya tengah berdiri sembari menatap sesuatu didepannya kini. Untuk pertama kalinya ia akan melakukan sebuah perjalanan tanpa sosok Abang yang selama ini selalu mendampinginya kemanapun ia pergi. Namun sosok itu kini tinggal kenangan, gadis itu tahu kini tak ada lagi siapapun disisinya.

Kakinya membeku, menerawang ke dalam pikirannya kejadian apa yang akan ia hadapi ketika masuk ke dalam sana. Bisakah dia melakukannya? Apakah dia akan baik-baik saja? Keraguan kini meledeknya.

Ia paksakan dirinya masuk kedalam tempat yang  hanya menyisakan kekhawatiran dan ketakutan untuknya. Hutan terlarang menjadi tempat terakhir yang harus ia tuju. Mati ataupun hidup, biarlah waktu yang akan mengungkapkannya.  Walaupun jika akhirnya ia akan mati maka biarlah kematiannya menjadi penebus dosa untuk ayahnya. Jika ia hidup biarlah menjadi kesempatan kedua baginya untuk menebus dosa.

Adara menelusuri seisi hutan hanya dengan membawa sebuah senter yang selalu ia genggam dengan kuat. Hatinya yang terluka menemaninya menelusuri dunia kematian.

Tanpa tahu tujuan ia hanya terus menerus berjalan. Hingga...

"Supernova" bisiknya dengan raut wajah khawatir dan takut.

Suara daun bergoyang memecah keheningan, suara gagak membuat kegaduhan. Adara tetap waspada melihat sekelilingnya.

Adara tiba-tiba mengingat sesuatu dan segera dikeluarkannya benda itu dari dalam tasnya dan segera ia kenakan. Seketika hening bagaikan sebuah sihir.

"Syukurlah, aku mengingat kalung ini" Adara tampak lega.

Tapi tidak dilain tempat. Telinganya mendengar sesuatu terjadi dari kejauhan, ia langsung menutup matanya dan menerawang sekelilingnya. Terlihat sedang terjadi perkelahian disana dan ada beberapa orang ataukah mungkin hanya supernova, entah itu sesama supernova ataukah ada manusia yang tersesat dan dihadang oleh supernova.

Adara perlahan membuka matanya, ia berlari menuju tempat perkelahian. Walaupun takut ia harus memeriksanya, ia takut jika ternyata ada manusia yang diserang supernova.  Maka ia harus menolongnya.

Sesampainya di sana, dari balik sebuah pohon Adara mulai memantau. Ia melihat sekelilingnya yang hanya dipenuhi supernova hingga seseorang berlari keluar dari kerumunan supernova dan berlari kearahnya seolah Dia tahu ada Adara ditempat itu lalu dengan sigap ia menarik tangan Adara dan keduanya berlari bersama.

Adara menatap seseorang yang kini menggenggam erat tangannya. Adara hendak melepaskan tangannya namun ia urungkan ketika melihat banyaknya supernova yang mengejarnya. Hingga mereka terkepung.

"Sial!" seseorang didepan Adara sangat kesal melihat supernova yang kini berada disekeliling mereka. Begitu banyaknya mereka hingga membuat kaki Adara serasa lemas. Kematian kini sedang menyaksikannya.

"Bersembunyilah dibelakangku!" perintah seseorang yang menarik Adara kebelakangnya.

"Aku akan melawan mereka semua!" ucapnya kembali berbalut yakin dan ragu yang berbaur menjadi satu.

Namun Adara tak yakin seseorang didepannya itu dapat membunuh banyaknya supernova, bagaimana tidak satu supernova saja sudah berbahaya apalagi harus sebanyak ini.

Adara berusaha memikirkan cara agar keduanya bisa lolos dari para supernova itu, namun lagi-lagi otaknya menolak untuk berpikir keras. Otaknya kini buntu.

🔛My Name is ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang