🌠33🌠

24 4 0
                                    

My Name is Adara
Orang Asing
A z u m a  K a r a

Orang itu terus menggenggam tangan Putri Ankaa dengan erat. Putri Ankaa tak bisa melakukan apapun selain ikut berlari. Keduanya berlari melewati sebuah lorong, Ankaa benar-benar tak sanggup lagi berlari. Selama ini ia selalu memakai tandu selama ia keluar kerajaan. Ini pertama kalinya ia berlari, apalagi kini bersama orang asing yang dengan berani menggenggam tangannya.

Putri Ankaa terpaksa berhenti, "aku tak sanggup lagi" ungkap Ankaa sambil mengatur napas.

Terpaksa seseorang itu menarik putri Ankaa ke sebuah celah kecil antara dua bangunan lalu ia mendekatkan tubuhnya menutupi tubuh putri Ankaa agar orang-orang yang mengejarnya tak dapat melihat mereka.

Entah mengapa Putri Ankaa menahan napasnya dengan diikuti jantung yang berdebar dan terus menatap seseorang didepannya. Orang itu terus memperhatikan beberapa orang yang mengejarnya, kemudian ia mulai keluar dari persembunyian begitu dirasa sudah aman.

Barulah putri Ankaa dapat bernapas lega. Putri Ankaa segera menghampirinya dengan kesal.

"Kamu—" ucapan putri Ankaa terhenti begitu seseorang didepannya membuka kain yang menutupi sebagian wajahnya.

Putri Ankaa sedikit membeku, bukan karena terpana melainkan ia tengah mengingat wajah itu yang tampaknya tak asing. Karena tak kunjung mengingatnya, Putri Ankaa pun menyerah.

"Sekarang kamu harus bertanggung jawab."

Cowok didepannya sedikit terkejut dan bingung. Ia tak mengerti apa maksud dari cewek didepannya itu. Cowok itu malas merespon hingga akhirnya putri Ankaa turun tangan langsung untuk menjelaskannya.

"Kamu sudah merusak semua daun seribu bulan yang aku beli dengan harga mahal. Lalu, menarikku tiba-tiba berlari tanpa alasan" jelas Putri Ankaa dengan tatapan kesal.

Cowok itu kemudian tersenyum begitu mengetahui maksud dari kata tanggung jawab yang dilontarkan cewek itu.

"Kamu menyebut itu daun seribu bulan" cowok itu kemudian tertawa cekikikan.

Putri Ankaa menatapnya bingung, "k-kenapa kamu tiba-tiba tertawa?" putri Ankaa tak mengerti.

Cowok itu menghapus air matanya yang keluar karena tertawa, "kamu sudah ditipu" ungkap cowok itu kemudian.

Putri Ankaa tampak terkejut, "maksud kamu? Penjaga toko itu menipuku?" tanya putri Ankaa kembali memastikan.

"Iya. Jelas-jelas itu bukan daun seribu bulan" ungkap cowok itu kembali.

"Bagaimana kamu bisa membuktikannya bahwa itu bukan daun seribu bulan?"

"Aku tahu semua jenis tanaman. Jadi dengan melihatnya saja aku langsung tahu" ungkap cowok itu tampak sedikit menyombongkan dirinya.

Putri Ankaa menatapnya dengan ragu, "kamu nggak coba bohongin aku juga, kan?"

Cowok itu tak percaya pada ucapan Putri Ankaa, bisa-bisanya cewek itu menuduhnya. Padahal ia sudah memberitahukan kebenaran bahwa itu bukanlah daun yang ia cari.

"Baiklah, sebagai buktinya. Aku akan mencarikan daun seribu bulan untukmu."

Wajah putri Ankaa kini berseri-seri, "tapi, kita harus ke suatu tempat terlebih dahulu" ungkap putri Ankaa kemudian menarik cowok itu pergi bersamanya.

"Tapi, haruskah kamu terus memegang tanganku?"

Putri Ankaa tak berbalik sedikit pun, "aku tak pernah tahu nantinya, mungkin saja kamu berniat untuk kabur" ungkap putri Ankaa.

🔛My Name is ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang