🌠32🌠

25 7 1
                                    

My Name is Adara
Tiba saatnya
A z u m a  K a r a

Pelosok kerajaan penuh dengan penjaga istana, mereka tengah menggenggam setumpuk kertas. Sebagian menempelkan sebuah kertas berisi pengumuman sayembara mencari seseorang dengan pemilik darah pegasus. Sedangkan yang lainnya menempelkan kertas yang berisi gambar seseorang yang tengah dicari.

Adara berdiri didepan bangunan tua tempat Ayah dan Kakeknya meracik ramuan. Tak pernah ia sadari sebelumnya, kini gilirannya menggunakan bangunan itu. Adara menutup matanya perlahan kemudian menghirup dalam-dalam oksigen disekitarnya.

"Permisi, Nona" pinta seseorang yang sontak membuatnya membuka mata dan menoleh.

Terlihat seorang pelayan wanita kini berdiri disampingnya, "iya."

"Aku diminta untuk memberikan ini pada Anda" ucap pelayan wanita itu sembari menyodorkan sebuah amplop merah pada Adara.

Adara tampak ragu untuk menerimanya, namun akhirnya mau tidak mau ia harus menerimanya.

"Baiklah, terima kasih" ucap Adara yang langsung mengambil amplop itu dari tangan si pelayan.

Setelah memastikan amplop itu sudah berada di tangan Adara, barulah pelayan wanita itu pamit pergi meninggalkan Adara seorang diri.

Adara melihat amplop itu sesaat lalu perlahan membukanya. Sebuah surat. Adara mengeluarkan surat itu dan seketika sebuah benda terjatuh dari dalam amplop. Adara melihatnya dan langsung mengenali benda itu. Kalung miliknya.

Adara pun kini tahu dari mana surat itu berasal. Adara memungut kalungnya dan mulai membaca sepucuk surat yang dikirimkan untuknya.

Adara, mungkin bagimu pertemuan kita adalah sebuah luka yang tak seharusnya terjadi. Namun, bagiku bertemu denganmu adalah sebuah anugerah yang jarang terjadi. Kamu tahu, mengapa aku di juluki pangeran es selama ini? Karena aku hendak menghukum diriku sendiri dengan membuat siapapun menjauhiku.

Ingat kah kau, ketika kita terpisah dulu? Kau seolah berkorban untuk diriku dan sejak hari itu aku membenci diriku sendiri karena tak bisa menyelamatkanmu. Kau menyerahkan kalungmu padaku seolah sebagai tanda perpisahan dan kau menghilang dibalik asap hitam seperti sebuah pengorbanan.

Lalu kini kau kembali karena ingin melakukan sebuah penebusan dosa?. Lalu apakah aku pun sedang menebus dosaku karena tak bisa menyelamatkan mu saat itu, sehingga kini aku harus kehilanganmu untuk yang kesekian kalinya?

Baiklah, jika itu maumu. Aku akan mengikuti kehendakmu Adara. Untuk tak mengganggumu, tak menemuimu, selalu mendukungmu, namun aku  akan selalu menunggumu. Aku meminjamkan kalung itu padamu agar suatu saat nanti, aku akan menemuimu untuk memintanya kembali.

Adara melipat kertas itu kembali lalu menyimpannya. Adara mengalungkan kalung itu di lehernya.

Jangan pernah menungguku, Pangeran. Karena kita layaknya dendalion yang berhamburan kemanapun angin menerpa. Dan takkan bisa menyatu kembali di sebuah tangkai yang sama.

Adara melangkah mendekati bangunan itu, lalu perlahan menggapai pintu dan melangkah masuk seketika pintu kembali tertutup.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔛My Name is ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang