Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka berdua cukup lama bertatapan.
Makhluk di sekitar mereka hanya berjalan mengelilingi mereka tanpa tujuan, seolah mereka tak terlihat. Lalu lama kelamaan satu persatu mulai melangkah pergi meninggalkan mereka. Kini hanya tinggal mereka berdua sendiri di tengah hutan.
"Adara, kamu baik-baik saja?" tanya Pangeran Auriga tampak sangat khawatir.
'Jantungku kenapa?' batin Adara bertanya-tanya.
"Ada apa dengan mu? Kamu baik-baik saja kan Adara?" tanya Pangeran kembali.
Adara terus diam.
"Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan, karena kamu terluka sebaiknya aku obati lukamu terlebih dahulu lalu kita kembali ke kerajaan" ucap Pangeran Auriga.
"Tapi... Ratu Spica?" tanya Adara.
"Kamu sama pentingnya dengan Ibundaku, jadi sekarang kita harus kembali ke kerajaan" ucap Pangeran Auriga.
Adara terdiam.
Pangeran Auriga kembali menyalakan api unggun. Lalu beranjak mengambil sesuatu dari dalam tasnya, tidak lain adalah obat-obatan yang telah ia bawa.
Dia kembali ke tempat di mana Adara berada lalu segera bertumpu pada satu lututnya dan langsung mengobati Adara.
Adara tiba-tiba teringat akan surat dari Kakek Sirius, ia pun membuka tas nya dan merogoh tas tersebut hingga tangannya bersentuhan dengan sebuah kertas, lalu ia pun segera mengeluarkannya.
"Ada apa?" tanya Pangeran Auriga setelah melihat Adara memegang sebuah amplop.
"Bukan apa-apa" ucap Adara.
"Itu surat dari siapa?" tanya Pangeran Auriga penasaran.
"Kakek" ucap Adara singkat yang langsung tanpa pikir panjang membuka surat itu.
