🌠30🌠

36 6 2
                                    

My Name is Adara
Kepastian
A z u m a  K a r a

Adara membuka matanya dan dilihatnya ke atas meja yang ia gunakan untuk membaca buku kini sudah bersih. Tak ada buku tentang tanaman hanya menyisakan buku catatannya. Adara sontak terperanjat dan langsung berdiri, ia melihat sekelilingnya yang benar-benar sepi, tak ada seorangpun.

"Apakah aku tengah bermimpi? Apakah aku belum sempat membaca satu bukupun dan kemudian tertidur disini?" tanya Adara pada dirinya sendiri dengan ekspresi wajah kebingungan.

Adara menggaruk pelan kepalanya, "tapi, aku merasa mengingat beberapa buku yang terakhir ku baca" gumam Adara kembali.

Adara kini melihat satu buku miliknya di atas meja yang ia gunakan untuk menuliskan materi-materi penting. Ia pun membuka halamannya dan didapati tulisan tangannya sendiri.

"Tuh kan ada, itu berarti tadi aku sempat membacanya. Tapi, kenapa bukunya sudah dibersihkan? Siapa yang menatanya kembali?" tanya Adara penasaran.

Adara terus menerus melihat isi catatannya hingga sampai di akhir tulisan tangannya. Tetapi, dihalaman selanjutnya masih penuh dengan tulisan. Namun anehnya tulisan itu bukanlah tulisan tangannya.

Tulisan siapa ini?

Adara terus membuka halaman demi halaman dengan tergesa-gesa dan hingga sampai dihalaman terakhir yang bahkan juga sudah terisi penuh. Sontak hal itu mengejutkannya.

Siapa yang sudah menulis semua ini? Bagaimana bisa dia menulis semuanya dengan sangat detail?

Adara kembali memperhatikan sekelilingnya, namun lagi-lagi yang ia temukan hanyalah kesunyian.

Namun, tanpa sepengetahuan Adara. Seseorang dari balik rak-rak buku tengah memperhatikannya.

Adara ngeri berpikir bahwa hantu yang melakukan semua ini. Adara dengan terburu-buru keluar dari Perpustakaan dan bertabrakan dengan seseorang tepat didepan pintu keluar.

"Ahh!" teriak Adara kaget.

Adara menoleh melihat seseorang didepannya dan kemudian mulai menghembuskan napas lega.

"Pangeran" seru Adara kemudian memeluk pangeran erat dan begitu pun pangeran yang langsung memeluk Adara.

"Ada apa denganmu, Adara?" tanya pangeran.

"Ada yang aneh didalam perpustakaan, aku rasa ada hantu di—"

"Kenapa kamu melakukannya?" tanya pangeran yang kini mulai Adara sadari ada sesuatu hal lain yang Pangeran tanyakan padanya.

Adara sontak melepaskan pelukannya dan langsung menatap lekat mata pangeran, "apa maksud mu?" tanya Adara berhati-hati.

"Kamu meminta Putri Ankaa menjagaku?" tanya pangeran kemudian.

Kini Adara mulai tenang kembali, "iya" jawab Adara singkat.

"Kenapa? Kenapa tak kamu saja yang merawat dan menemaniku?" tanya pangeran.

"Mungkin mulai saat ini, aku takkan bisa menghabiskan banyak waktu bersamamu."

Pangeran cukup terkejut, "apa maksudmu, Adara?" tanya pangeran penasaran.

Adara menghembuskan napas berat, "baiklah pangeran, aku akan jujur padamu. Aku akan memulai meracik penawar gigitan Supernova dan tentu itu bukan hal yang mudah, aku harus menghabiskan banyak waktu untuk bisa membuatnya. Dan selama proses itu kemungkinan untuk bertemu denganmu mungkin hanya sedikit atau bahkan tak bisa" jelas Adara dengan berat hati harus mengatakannya dengan jujur.

🔛My Name is ADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang