4. TAKUT

7.2K 187 0
                                    

Happy Reading!

"Amara sayang?" Kenan melambaikan tangan didepan Amara yang tengah membeku di ambang pintu.

Jantung Amara seolah memompa darah dua kali lebih cepat, jangan-jangan Kenan papasan sama Raka dijalan? Mampus.

"Ke-kenan?"

"Kenapa? Kamu kangen ya ngga aku tinggal?"

Amara mendengus, tcih kangen apanya?

"Hah i-iya aku kangen" ujar Amara pura-pura sambil berhambur ke pelukan kekasihnya.

Kenan menatap puncak kepalagadisnya curiga, agak ngga percaya Mara bisa manja-manja begini.

Tapi ya tak apalah kan Kenan juga yang jadi menang banyak.

"Duduk dulu ya, hm kamu mau minum apa aku buatin" tawar Amara ramah bak pelayan cafe yang menyambut kedatangan pelanggannya.

Kenan mengernyit dalam sikap Amara benar benar berubah, tapi jujur Ia juga jadi merasa spesial.

"Ngga haus yang, sini duduk aku mau mabar" Kenan menepuk sebelah tempatnya menyuruh Mara duduk disampingnya.

"Bukannya kamu barusan ngumpul sama temenmu ya, belum puas?" sindir Amara.

"Ngga enak ngga ada kamu jadi kalah mulu"

Bisanya ya ngeles, bilang aja ngga bisa main pake bawa bawa Mara segala lagi.

Meskipun mendumel dalam hati tapi Mara menurut duduk, Kenan yang merasa diberi lampu hijau pun langsung tiduran di pangkuan Mara dan login buat mabar bareng gengnya.

"Yang lebay banget sih pake harus kesini segala mabar itu bukannya lebih enak kalo deketan ya?" kata Mara sinis.

Kenan termenung, otaknya benar benar tidak fokus terhadap ponsel ditangan gara gara pikirannya yang kelayaban mikirin cowo yang Ia lihat diparkiran, sumpah Kenan bandel bandel gini ngga bohong kalo cowo tadi tuh mirip banget sama mantannya Mara, siapa itu namanya Kara? Kari? Arka? Raka?

"Jangan-jangan bener lagi soal obrolan Mara dan Sisi kemarin di sekolah, kalo hari ini tuh Mara mau jemput Raka?" Batin Kenan.

Amara menatap Kenan curiga, jari Kenan mengetuk ngetuk layar ponsel tapi tatapan matanya kosong, jadi Kenan emang beneran udah ketemu sama Raka? kalo udah begini Mara harus siaga satu!.

"Amaraa yuhuuu.. Sisi yang cantik dateng!" Seru Sisi dari arah pintu.

Mara menyingkirkan kepala Kenan lalu berjalan menghampiri pintu untuk membukakan pintu Sisi.

"Akhirnya lo beb—as" suara Sisi mengecil saat Ia tau didalam Mara tak sendirian, melainkan ada pacarnya juga yang tengil dan punya sifat suka pamer kemesraan, yang ada Sisi ngiler kalo lama-lama deketan sama mereka berdua.

"AMARAA LO NGESELIN BANGET SUMPAH ADA KENAN GINI KENAPA NYURUH GUE DATENG HA?" seru Sisi kesal diambang pintu mengabaikan tatapan tajam orang orang yang baru saja keluar dari lift.

"Hehe sorry kan tadi Kenan belum dateng"

"iya ngga ada aku tapi ada mantan kamu kan?" tanya Kenan dalam hati.

"Yaudah deh gue turun mau nongkrong sambil nyetopin brondong" kata Sisi ketus seraya berbalik.

"Yang kayaknya kamu ngga usah main sama buntut uler keket lagi deh, soalnya tuh kamu liat sendiri kan dia doyan berondong" kata Kenan lirih sambil menatap pintu tempat terakhir kali Sisi berdiri.

"Yaelah nan gitu-gitu juga sahabat aku kali, ngga jauh bedakah sama temen kamu yang pada doyan cabe-cabean semua"

"Tapi yang aku ngga mau kamu ketularan sisi yang otaknya baru setengah mateng itu"

"Setengah mateng? Kamu kira telur hm!?"

"Tapi awas aja ya kalo kamu ketauan main sama berondong aku hukum kamu sampe ngga bisa jalan" ancam Kenan sukses membuat Amara mendelik.

"Aku masih perawan!" Amara memekik sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Iya sayang aku percaya" Kenan tiba -tiba menegakkan badan dan mendekatkan wajahnya ke arah Amara yang udah siaga 3.

"Jangan macem macem!" ancam Mara tapi tak dihiraukan kenan karena sekarang cowo itu sudah macam-macam, eh ralat cuma satu macam kok.

Kenan tak peduli lagi pada game, perhatiannya sekarang hanya Mara, ia benar benar takut kehilangan seorang gadis yang udah berhasil mencairkan hati bekunya dengan sifat bengalnya.

"KENAN SIALANNNNNNNNNN!!!!!" teriak Amara tepat didepan wajah Kenan setelah Kenan melepaskan tautan bibir mereka.

****

Hari ini Kenan menjemput Amara dengan motor besarnya, ini sesuai perintah Amara dan kenan hanya menurut.

Walaupun sebenarnya Kenan tau alasan Amara terlalu konyol yaitu karena Ia tak mau diserang tiba-tiba lagi mengingat situasi dimobil itu sangat mendukung otak nakal Kenan.

"Buat nutupin paha kamu" Kenan melepas jaketnya untuk ia sodorkan ke arah Mara.

"Tumben ini orang otaknya bener, habis servis dimana kira kira hm?" batin Amara.

"Gue ngga rela ya kalo harus bagi bagi pemandangan indah gini sama orang lain" ujar Kenan yang seolah tau isi pikiran Mara.

Amara hanya mencibir, tuhkan otaknya emang error permanen jadi ngga heran kalo benernya sebentar doang.

Sampai disekolah Kenan mengantar Amara sampai di depan kelasnya, ngga heran sih soalnya itu emang udah jadi rutinitasnya semenjak hubungannya dan Amara diketahui public.

"Jangan ke kantin sebelum aku jemput kamu" kata Kenan tak menerima bantahan sedangkan Amara hanya mengangguk malas.

Sepeninggal Kenan Mara merogoh saku seragamnya yang terasa bergetar karena notifikasi dari ponselnya.

Raka

Lo udah berangkat ya? Padahal gue lagi didepan apart lo.

Amara memutar bola matanya, mau apa sih si bajing yang satu ini.

Belum sempat Mara memasukan ponselnya kembali ke saku, benda pipih itu kembali berdering.

Raka

Yaudah deh ngga papa ntar gue jemput lo aja pulang sekolah.

Mata Amara sukses membulat, ini ngga bisa dibiarin!

Ponselnya berdering untuk yang ketiga kalinya.

Raka

Gue tau lo nolak, tapi kali ini gue lagi ngga nerima penolakan.

"Serius banget chat sama siapa sih?"

Jantung Amara hampir saja merosot ke dasar perut karena terkejut, perlahan ia berbalik melihat ke belakang dengan perasaan was-was.

















MASIH BANYAK UEUEUEUE

My Possessive Boyfriend is Troublemaker #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang