44. DATE?

2.8K 80 8
                                    

"AMARA!!"

Amara menegang mendengar suara teriakan yang maha keras dari arah belakang.

Emang suara siapa lagi yang hampir menandingi terompet sangkakala kalo bukan suara Kenan.

"Kalian ngapain?!" Tanya Kenan agak shock melihat pemandangan yang baru saja tersaji didepannya.

"A-anu kita ngga ngapa-ngapain"

"Aku lihat semuanya" ujar Kenan datar.

"Tau ngga? Ini Genta sahabat kecil aku yang pernah aku ceritain dulu inget gak?" jelas Amara.

Kenan mengangguk cuek "Ngapain pake peluk pelukan segala? Kalian udah besar bukan bocah lagi"

"Ya namanya juga melepas rindu" kali ini giliran Doni yang membalas.

"Udah-udah lo balik aja sana! Biar Mara pulang bareng gue" kata Kenan mengusir Doni terang-terangan.

"Ngga!" Balas Amara cepat "Aku mau jalan bentar sama Doni, kamu duluan aja" lanjutnya.

Kenan mendelik, ini adalah pertama kalinya Amara lebih memilih orang lain dari pada Kenan sendiri, sip tinggal tunggu aja tanggal mainnya Ra.

"Pulang sekarang!" Titah Kenan tak menerima bantahan.

"Apaan sih lo kita keluar juga bentar doang dan gue juga ngga bakal rebut Mara dari lo, santai aja napa"

"Gue ngga percaya mulut-mulut orang modelan lo begini nih"

"Nan please.. Katanya kamu pengen aku seneng" ujar Mara memohon.

"Kalo soal itu sih bukan katanya lagi"

"Yaudah kasih ijin ya sekali ini aja"

"Tapi inget jatah ak-"

"Hahh?! Jatah apa yang kalian maksud?!" Tanya Doni seketika heboh mendengar kata jatah.

Pasalnya radar kemesuman Doni tuh hampir setara sama si Kenan.

"ngga usah sok polos"

"Udah-udah diem kalian!" Betak Amara kesal.

"Sukurin lo" ujar Kenan merasa menang dari Doni.

"kamu juga! Ngga usah protes lagi aku mau quality time sama Doni!"

"loh kok jadi aku?" Gumam Kenan yang masih antara yakin dan ngga yakin kalo Doni itu Genta yang Mara cari.

"Duluan ya bro" Doni menepuk bahu Kenan yang dibalas lirikan tajam ala Kenan. menunjukkan raut ngga ikhlas, mau gimana lagi ini Mara yang minta jadi bukan salah Doni dong.


"Berani macem-macem kelar hidup lo" Ancam Kenan yang dibalas decakkan sebal Amara.


Kenan lalu berbalik, nasib dah punya pacar galaknya naudzubilah.


Setelah barusan selesai menelepon Alvin dan menyuruh lelaki itu untuk menjemput mobilnya, Kenanpun menuju cafe biasa tempat Ia dan para sahabatnya nongkrong.


Sedangkan dilain sisi Amara yang notabeneya pacar Kenan malah tengah berkencan dengan Doni pacar sahabatnya sendiri di mall.


Nonton udah, belanja juga udah, dan sekarang tibalah waktunya untuk memanjakan cacing di perut.


"Gue manggil lo Genta aja deh biar beda" ujar Mara antusias.


"Iya terserah lo aja deh, yang penting adek gue yang satu ini nih seneng" balas Doni seraya mengacak rambut Amara gemas.


"Berantakan ih" protes Mara sambil memajukkan bibirnya sebal.


"Yaudah sini-sini gue rapiin"


Doni membalikkan tubuh Amara, menata rambut depan gadis didepannya dengan penuh penghayatan.


"Serius amat bang kaya mau narik bajaj" sindir Amara tepat didepan wajah Doni.


"Iya ini bajajnya"


"Mana?"


"Nih depan gue lah"


"Anjim udah lah ayo makan perut gue keburu protes nih"

Amara menggapit lengan Doni guna menarik pria itu ke salah satu restoran cepat saji.

****


Kenan kembali menghembuskan nafas kasar, kemana coba si Doni bawa Amara pergi udah jam 10 cuy dan mereka belum balik juga bener-bener minta di santet online.

Sudah selusin alias 12 kali Kenan melirik ke arah jarum jam yang tampak bergerak semakin cepat seraya mengolok-olok Ia karena tidak mampu melakukan apapun untuk mencegah Amara pergi siang tadi.


Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka dan muncullah sesosok Doni dari balik pintu dengan Amara yang tertidur di gendongannya.


Seketika darah Kenan mendidih.


Emosinya memuncak sampai ke ubun-ubun. Sialan emang, udah dikasih hati juga mintanya payudara.

"Bangsat" Umpat Kenan spontan.

My Possessive Boyfriend is Troublemaker #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang