49. LIAR

3.3K 89 4
                                    


"BURUAN SIAPIN MOBIL ANJING!" Teriak Kenan karena tidak sabaran melihat pergerakan Alvin yang sangat lambat.

Alvin terus cengo menatap bathub dan pintu kamar mandi secara bergantian, kalo dia pergi sekarang maka dia ngga akan melihat pemandangan gratis.

Tapi kalo bertahan disini yang ada Kenan tambah ngamuk, ah kabur aja deh.

Setelah berdiskusi sebentar dengan alam bawah sadarnya Alvin pun akhirnya Ia menurut beranjak pergi meninggalkan Kenan yang telah bersiap untuk mengangkat Amara.

1

2

3

"Bangsat! Siapa yang udah berani lakuin ini asu!" Umpat Kenan saat mendapati tubuh polos Amara yang telah terangkat itu penuh bercak merah.

Dengan kekuatan kaki seribu Kenan meraih asal selimut untuk menutupi tubuh pacarnya sampai ke rumah sakit.

Alvin yang melihat Kenan rusuh sendiri semakin dibuat penasaran.

"Kenapa lo? Serem amat mukanya"

"Bacot buruan ke rumah sakit"

Tak mau kena semprot untuk yang kedua kalinya Alvin hanya bisa menuruti setiap kalimat yang diperintahkan Kenan.

Kalo udah begini singa jantan sekalian pun bisa tunduk. Pikir Alvin.

Akibat dorongan dan bacotan Kenan yang meminta untuk terus meningkatkan kecepatan mobilnya mereka pun bisa sampai di rumah sakit hanya dalam waktu kurang dari setengah jam.

"SUSTER! TOLONGIN SUS!"

Brankar datang dengan dua orang berseragam perawat yang mendorongnya menghampiri Kenan.

"Silahkan anda tunggu diluar biar pasien dokter yang tangani" pesan salah seorang suster pada Kenan yang sebelumnya terus memaksa ingin ikut masuk.

"Ngga. Gue mau liat pacar gue" balas Kenan menantang.

"Ngga bisa pak, silahkan tunggu sebentar kami akan keluar secepatnya"

"Oke tapi gue mohon jangan sampai ada satu dari kalian yang berani buka selimutnya!"

Suster itu pun mau tak mau hanya menganggukan kepala, tak ingin mengulur waktu hanya untuk berdebat dengan Kenan, pintu IGD lalu tertutup begitu saja.

"Kok bisa Mara tenggelam di bak kaya gitu ya?" Gumam Alvin pelan tapi masih bisa didengar kenan.

"Gue bakal bunuh siapapun orang yang udah berani nyentuh Mara!" Ujar Kenan dengan suara tertahan.

Alvin melotot, apa maksud Kenan?

"Maksud lo? Amara disiksa sama seseorang gitu?"

"Bisa jadi"

Semua ini tampak semakin rumit, maksudnya gimana sih masa iya Amara mau dibunuh orang, heh emang orang itu ngga tau siapa Kenan apa?.

Kenan yang sedang kalut itu akhirnya memilih pergi meninggalkan Alvin yang masih setia duduk di bangku depan IGD.

"Heh bocah lo mau kemana anjir?!"

"Ntar gue balik lagi"

Kenan terus memukul stir berulang kali, bagaimana bisa Ia sampai kecolongan seperti ini.

"Arghhhh sialan!" Geram Kenan.

Ia kemudian banting stir berbalik arah menuju suatu tempat yang Ia pikir cocok untuk menenangkan diri.

"tumben bro dah lama ngga mampir " sapa seorang penjaga bar yang tak lain adalah teman Kenan.

"Gue mau lo siapin minuman apa aja yang terbaik"

Dengan langkah gontai Kenan menghampiri salah satu sofa yang ada di sana.

Belum mabok aja udah sempoyongan dia, heran deh.

Setelah habis kurang lebih 3 botol minuman yang mengharuskan dia kehilangan separuh dari kesadaran, Kenan merasa ada seseorang yang menghampiri tempat duduknya.

"Butuh bantuan?"

"Ahh.. Nah gitu iya disitu hm.." gumam Kenan keenakan karena merasakan tangan lembut itu memijat kedua pundaknya.

"Mau lebih?" Wanita itu berbisik tepat di telinga Kenan lengkap dengan jilatan yang seketika membuat bulu kuduk Kenan berdiri.

"Hmm" racau Kenan tak jelas.

Tak berselang lama Kenan tiba-tiba merasa bibirnya dilahap habis habisan oleh seseorang.

Nafsunya terpancing begitu saja dengan mata sayu Kenan mengarahkan tangannya tepat ke arah payudara cewe yang memakai pakaian kurang bahan itu.

Bagaikan sama-sama terbuai oleh kenikmatan lawan jenisnya mereka sampai tak sadar tatapan menusuk Rio, teman Kenan disana.

Namun tak berselang lama Kenan tiba-tiba sadar saat merasa ada yang membuka paksa ikat pinggangnya.

"BANGSAT LO MAU APAIN GUE HAH?!" Teriak Kenan seraya mendorong cewe itu hingga jatuh terjerembab di depan kakinya.

Rio yang melihat keributan itu buru-buru menghubungi Alvin satu-satunya temen kenan yang Rio tau.

Pada deringan pertama tak ada jawaban, barulah deringan kedua Alvin menjawab dengan nada melow.

"Kenapa yo?"

"Lo kenapa woi lemes amat habis olahraga?" Rio seketika lupa tujuannya menghubungi Alvin karena duluan merasa kasian mendengar suara memelas cowo songong itu.

"Mara kritis"

"WHAT?!! Mara yang pacar Kenan?!"

"Iya"

"OH IYA NGOMONGIN KENAN, DIA DISINI NIH MABUK BERAT TADI AJA HAMPIR DITELANJANGIN ORANG" Adu Rio setengah teriak.

"Bangke si kutu ada-ada aja, Jagain bentar gue otw sekarang"

Alvin menatap Amara yang sekarang berbaring di ruang khusus dengan berbagai alat penopang hidup, bahkan masih lengkap dengan selimut yang gadis itu kenakan sejak dari rumah.

"Semoga lo ngga tau Ra apa yang kenan lakuin sekarang" gumam Alvin pelan.

"Tenang, ada gue yang bakal ngasih tau"

Alvin melihat ke sumber suara "Bangsat!"

My Possessive Boyfriend is Troublemaker #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang