13. HUKUMAN

5.1K 118 0
                                    

"Ampun pak aduuuh bisa lepas ini kuping saya!" Ujar Kenan menggerutu.

"Kamu itu ya di sekolahin tapi sikapnya kaya orang ngga pernah nyium bangku sekolahan!" Tegur pak Danang tak santai.

"Bapak gimana sih kan saya bisa nyium pacar saya ngga harus bangku sekolahan juga kali emangnya bapaak, jomblo" protes Kenan sambil terus berusaha menyingkirkan tangan kekar pak Danang.

"Diam kamu! Masih kecil udah ngomong cium ciuman pake ngatain saya segala lagi! " ketus pak Danang seraya memperkuat tarikannya di kuping kiri Kenan.

"Aduh aduh!! Lepasin! Buset dah merah nih pasti"

"Makanya diam!"

Dari pada telinganya hilang separo mau tak mau Kenan menurut diam, pemandangan ini persis seperti emak-emak yang lagi maksa anaknya pulang karena ngga mau mandi.

"Sekarang kamu lari keliling lapangan 20 kali"

"Kok 20 biasanya juga 30"

"Ngga usah protes kamu bener ngitungnya aja udah sukur, sana!!"

Lari keliling lapangan bagi Kenan tuh diibaratkan kaya cewe-cewe di sekolahnya yang setiap pergantian jam pelajaran pergi ke toilet buat ngaca, wajib hukumnya.

Tapi yang bikin kesel disini itu baru lari 5 kali ngomongnya udah 20, dan anehnya pak Danang selalu percaya ngebuat si bengal ini tambah ngelunjak.

"Saya tinggal dulu awas kamu ya kalo coba-coba kabur! Saya punya banyak mata"

"Berisik pak ngga usah curhat" potong Kenan cepat seraya lari ngibrit meninggalkan pak Danang dengan tangan yang sudah terkepal kuat.

"KENANNNN!!!"

***

"Sial amat hidup gue! Boro-boro bersihin wc sekolah toilet dirumah aja males gue sikat" kesal seorang gadis cantik yang tengah menatap malas pel ditangan.

Singkat cerita Amara a.k.a nyonya besar Kenan itu baru saja mendapat mandat langsung dari pak Danang buat bersihin toilet, yang benar saja Amara itu sekolah buat nyari ilmu bukan buat bantu-bantu disekolah ck!

"Wah wah wahh toman-romannya ada babu baru nih disekolah kita" sindir salah satu dari ketiga siswi yang baru saja masuk kedalam toilet.

"Berisik suara lo fals" balas Amara ketus.

"Heh jangan mentang-mentang lo pacar Kenan terus bisa seenaknya sekolah disini!" Kata Gea salah satu dayang nya Vina.

"Kenapa? Emang gue nyusahin kalian ngga kan?"

"Songong amat nih bocah, mau lo apain Vin?" tambah Cika sambil menyenggol lengan ketua geng mereka yang tak lain adalah Vina.

"Apa?! Mau nantangin gue?" Tantang Amara yang tiba-tiba nyolot.

"Maju sini lo!" Balas Vina tak terima.

"Cemen amat beraninya keroyokan"

"Asal lo tau aja ya! Kenan mau sama lo itu karena kasian sama hidup lo yang pernah ngerasain dibuang sama bokap sendiri, ngerti? Jadi saran gue ya tau diri dikit lah"

PLAKKKKKKK!!!

"Kurang ajar kalian!" Teriak Amara marah.

"Kenapa? Lo ngga bisa nerima kenyataan ya? Eh kalian kasian juga ngga sih sama orang ini?" Ujar Vina yang belagak nanya pada kedua dayangnya dan disambut tawa laknat Gea dan Cika.

Sudah tak bisa membendung emosinya Amara menampar kedua teman Aina sekaligus, dan satu tangannya yang bebas langsung Ia gunakan untuk menarik rambut Vina sekuat tenaga.

"Bangsat lepasin rambut gue dasar jalang!" Maki Vina membuat Amara semakin membabi buta.

"Woi tai kalian berdua bantuin gue dong anjing!" Teriak Vina lagi pada Gea dan Cika yang malah diam mematung seraya memegangi bekas tamparan maut Amara.

Karena tangan Vina ikutan rusuh Amara jadi tambah sensi Ia mulai  mencakar cakar apapun yang ada di sekitarnya termasuk Vina salah satu korbannya.

Sampai tiba-tiba..

"KALIAN NGAPAINN?!!"

Mendengar teriakan orang yang sangat dikenalinya Amara buru-buru melepas genggaman tangannya dari rambut Vina.

"Ke-kenan?" Tanya Vina tak percaya.

"Pergi" desis Kenan tajam membuat Gea serta Cika langsung lari disusul Vina dibelakang mereka.

"Mereka udah salah milih lawan" batin Amara dengan nafas naik turun.

"kamu ngapain lagi sih yang?"

"Kamu buta? Udah jelas jelas tadi aku berantem" kesal Amara yang merasa pertanyaan Kenan itu ngga ada faedahnya.

"Kamu ngga mungkin berantem kalo ngga ada yang mancing jiwa singa kamu, ngomong apa mereka tadi?" Kenan mendudukan diri di wastafel dengan mata mengarah ke Amara yang berdiri di ambang pintu.

"Kok kamu malah ngatain aku sih?!"

"Bukan ngatain itu kan fakta"

"ck!"

"Kenapa berantem hm?"

Lima menit Amara terdiam dengan Kenan yang masih setia menunggu jawaban pacarnya.

Amara melamunkan perkataan Vina tadi, bisa aja kan apa yang mereka bilang tuh ada benernya, saat itu Kenan datang ke kehidupan Mara setelah Amara baru saja ditinggalkan Raka bersama masalah di keluarganya.

Tapi jika itu benar, kenapa Kenan pandai sekali berakting sampai sejauh ini?

"Nan?"

Kenan yang merasa dipanggil langsung mendongak menatap Amara penuh harap.

"Kenapa kamu bisa sayang sama aku?"

"Aku?" Kenan menunjuk dirinya sendiri, merasa tak yakin Amara baru saja mempertanyakan hal itu.

"Iyalah masa tuyul"

"karena kamu cantik"

"Itu bukan cinta itu nafsu"

"Yaudah karna kamu baik"

"Itu juga bukan cinta, itu tanda terima kasih"

"Karena..." Kenan mendadak menggantungkan kalimatnya membuat Amara semakin menatap intens sang pacar.

My Possessive Boyfriend is Troublemaker #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang