25. SALAH PAHAM

3.6K 86 0
                                    

"Susterr! Suster!! Tolong sus!" ujar seorang pemuda berteriak heboh dengan gadis di gendongannya.

3 orang suster lantas berlari menghampiri sambil mendorong brankar.

Dengan cekatan mereka menuntun brankar tersebut masuk ke dalam ruang IGD. Dan salah satu suster menahan lengan Raka agar tetap diluar.

Ya dia Raka. Mantan Amaralah yang tadi menolong gadis itu. Mara nyetir dalam keadaan galau sampai akhirnya dia nabrak pohon di pinggir jalan pas tadi banting stir karena menghindari pejalan kaki yang mau nyebrang.

Diluar, Raka sudah mengacak rambutnya frustrasi, tadi pagi sih niatnya emang mau jemput Amara tapi pas sampai apartemen dia malah ketemu cowo yang ngaku-ngaku sodaranya Mara.

Seinget Raka, Amara itu ngga punya sodara tapi kenapa tiba-tiba ada curut yang ngaku-ngaku jadi sodaranya, dihh.

Menurut informasi dari dia sih katanya Amara udah berangkat jadi Raka berniat pulang eh ngga taunya di jalan Ia ketemu mobil milik orang yang tengah dicarinya.

Yang berhasil menarik perhatian Raka kali ini ialah cara nyetir Mara tampak ugal ugalan sekali, bahkan sampai mendapat teguran berupa klakson dari para pengendara jalan yang lain.

Hingga tiba-tiba Raka melihat seorang nenek-nenek yang tengah bersiap menyebrang jalan tapi justru Ia lihat Mara tak ada tanda-tanda akan memperlambat laju mobilnya hal itu seketika membuat Raka panik.

Tinnnnn Tinnnnnn!!!!

Raka menekan klakson kuat-kuat berharap Mara sadar, tapi nihil mobil yang sedari tadi diikutinya itu justru berbelok ke arah kanan hingga menabrak sebuah pohon secara spontan.

Keadaan di sekitar sontak menjadi ramai, dengan kecepatan ekstra Raka buru-buru turun lalu membopong tubuh Amara menuju mobilnya.

Oke kembali lagi ke rumah sakit.

Seorang dokter keluar dengan stetoskop melingkar di lehernya, Raka pun berlari mendekat.

"Gi-gimana dok keadaan Amara?" Tanya Raka dalam satu tarikan nafas.

"Tidak ada luka dalam hanya sedikit benturan di kepalanya, tapi saran saya biarkan pasien istirahat dulu hingga tubuhnya pulih" jelas dokter tersebut.

"Baik dok terimakasih"

"Sama-sama. Kalo begitu saya permisi dulu"

"Oh iya dok silahkan"

Sepeninggal dokter dan ketiga suster tadi Raka buru-buru masuk ke dalam untuk memastikan secara langsung keadaan Mara.

Melihat Amara terbaring gini pikirannya campur aduk, lagian kemana perginya si bangsat Kenan biasanya juga mereka berdua lengket bener. Lah sekarang kemana tuh si gayung martabak.

Tak lama kemudian Raka melihat pergerakan kelopak mata Amara, pelan tapi pasti kedua mata itu terbuka sepenuhnya setelah beberapa kali mengerjap.

"Mara lo udah sadar?" Raka sedikit membungkukan badan guna menatap tepat ke arah manik mata Amara.

"Gue dimana?" Tanya Amara celingukan, merasa kebingungan.

"Di rumah sakit"

"Ngapain? Gue mau pulang, sekolah" Amara sudah bersiap untuk bangkit namun lengannya ditahan Raka.

"Lo baru aja kecelakaan, istirahat dulu aja"

"Kenapa lo bisa ada disini?"

"Gue tadi ngga sengaja liat mobil lo pas nyium pohon"

Amara hanya ber oh ria.

"bangke gara-gara kenan gue sampe berakhir menyedihkan kaya gini. Mana ni kepala sakit banget lagi" gumam Amara dalam hati.

"Lo udah ngga papa kan? Mana yang sakit?"

Amara menggeleng "Tolong ambilin ponsel gue dong, mau telepon Sisi"

Raka meraih tas Mara yang ada di nakas samping brankar.

Amara langsung menekan nomor Sisi lalu menelepon gadis itu. Namun berkali-kali gadis itu miscall tetap tak ada jawaban, positive thinking aja mungkin di kelas udah ada guru.

Belum ada semenit ponsel Mara berdering menampilkan nama Sisi dilayar, Amarapun menempelkan ponselnya ke telinga.

"Halo S-"

"WEHH BANGSUL LO YA KEMANA AJA HA?! GUE TUNGGUIN SAMPE SEABAD LO NGGA MUNCUL-MUNCUL JUGA!" Amara spontan menjauhkan ponselnya. Bisa rusak ni kuping kalo terus dipaksa buat ngedengerin suara Sisi yang mirip kaleng rombeng.

"Apas-"

"AMARA PLISS DEHH GUE ITU TADI DIHUKUM UNTUK YANG KESEKIAN KALI GARA-GARA LO AWAS AJA LO YA GUE BAKALAN MINTA TRAKTIR!" Seru Sisi kembali memotong kalimat Amara.

"SI LO BISA DIEM KAGA?" Akhirnya Amara ngegas juga.

"DUH YA WAJAR GUE KESEL HABIS LO SIH-"

"Berisik gue lagi dirumah sakit sekarang buruan susul kalo ngga mau gue pecat jadi sahabat"

"WHAT?! SERIOUSLY?!!!! YA AMSYONGG RAA LO KENAPA SAKIT APA BUKAN JANTUNG KAN YANG PASTI? BUKAN DONG" Kata Sisi heboh.

"Lo bisa ngga kecilin suara dikit sumpah kuping gue sakit bet cuy"

"Ya habis gue khawatir sama lo"

"Halah sok perhatian lo"

"Serius tau!! Wehh lo kenapa njir?!"

"nyosor pohon asem" jawab Mara ngasal.

"Iyadahh ntar gue kesana oh iya Kenan mau gue kasih tau sekalian kaga? Eh bentar gue kaya liat Kenan tuh sama cewe tengil yang waktu itu deh-KENANNN!"

"NGGA USAH WEH CONGOR KUDA BIARIN AJA ORANG DIA LAGI MESRA-MESRAAN JAN DIGANGGU" kata Mara cepat.

"Lah emang lo dah iklas?"

"Plis jangan banyak bacot dulu mau kesini kaga kalo ngga gue mau pulang"

"EH EH NJIH NYAI GUE OTEWE"

Teleponpun dimatikan secara sepihak.

"Ra, Kenan selingkuh?"

Amara mendelik lupa akan satu mahluk kasat mata yang masih ada disana.





Vote nya mana hayooo:v

My Possessive Boyfriend is Troublemaker #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang