8. RESE

6.5K 172 1
                                    


Happy Reading!

"Amara mana?" tanya Kenan pada sahabat Mara, Sisi.

"Dipanggil pak Susilo ke BK" jawab Sisi pelan.

"HAH?! dasar si tua bangka!" tangan Kenan mengepal kuat, Ia lalu berjalan sambil menghentakkan kakinya menuju bk.

Tiba-tiba Sisi merasa harus ngasih pencerahan buat Amara supaya gadis itu bersyukur karena punya Kenan bukan malah mengeluh dengan sikap Kenan yang selalu mengganggunya dan hobi ngintilin dia kemana mana.

-di ruang bk-

"Tapi pak dia duluan yang ngatain saya jalang!" seru Amara sambil menunjuk wajah siswi yang sudah babak belur oleh tangannya.

"Gue kan cuma ngomong tapi apa? lo malah balas gue sampe kaya gini!" kata cewe tadi sambil menunjuk beberapa luka lebam di wajahnya.

"Makanya punya mulut itu dijaga!"

"Lo juga dong punya tangan tuh digunain buat hal yang bener!"

"AMARA ADEL DIAM!"

"Orang gue ngga salah kenapa dipanggil kesini juga?!" Sahut Amara tiba-tiba ngegas.

"Terus kalo bukan lo gue mau nyalahin siapa ha? Bu Darmi?!" ujar Adel tak kalah ngegas dengan membawa bawa nama penjaga Kantin.

"Lo emang kurang as-"

"Amara cukup ngga usah buang-buang tenaga buat dia! Aku tau kamu ngga salah" bela Kenan sambil menunjuk Adel tajam.

Adel mendengus "Yaelah pahlawan kesiangan dateng"

"Heh diem lo!"

"Yang tidak berkepentingan silahkan keluar!" ujar pak Susilo seraya menatap kesal ke arah kenan.

"Amara itu pacar saya! Siapapun yang berurusan sama dia berurusan juga sama saya!" Sahut Kenan cepat.

"Apa apan kalian ini?!"

Pak Susilo menatap duo perusuh itu tak percaya sedangkan Adel menghembuskan nafas kasar Ia bingung kenapa di sekolah elit seperti ini memelihara siswa yang sikapnya begitu membuat orang orang darting.

"Pokoknya saya minta keadilan! Dia harus tanggung jawab pak"

Amara melotot berani sekali si culun itu menunjuk langsung ke arah mukanya.

"Heh turunin tangan kotor lo cupu!" ketus Amara sambil menendang kaki Adel membuat Adel memekik kaget.

"Tuhkan pak dia itu emang jahat suka menganiaya saya"

"Mulut lo itu bener bener pengen disumpel pake kanebo kering apa gimana sih?! Gue kenal lo aja kagak tai"

"Sebelum itu terjadi gue yang bakalan nyumpel mulut lo duluan pake serbet!" balas Adel sengit.

"Sudah sudah! Jangan ribut! Pokoknya saya ngga mau tau kalo sampe kalian ketauan bertengkar lagi saya akan buatkan surat peringatan, dan kamu Amara berhenti bertindak semaunya"

"Ngga usah liatin pacar saya segitunya kali pak, naksir ya?"

Pak Susilo membulatkan mata, kalo saja Kenan bukan keturunan dari penerus sekolah ini sudah dipastikan pak Susilo akan dengan senang hati menyeret seorang Kenan Imanuel keluar dengan posisi kaki diatas dan kepala dibawah.

"Amara silahkan keluar dan jangan lupa bawa sekalian yang katanya pacar kamu itu, perlu diingat biar bagaimana pun juga tindakan kamu barusan merugikan, maka bapak tetap akan memberimu poin"

"Poin? Kalo udah banyak boleh dituker ngga pak?" Tanya Mara menggoda pak Susilo.

"Boleh dong sayang nanti aku bantu nukerin ke papa ya?" Balas Kenan cepat tanpa mempedulikan tatapan tajam Susilo.

Kenan mengusap kepala Amara lembut seraya menarik tangan gadis itu keluar, ya jelas lah Kenan ngga rela kalo pak Susilo terus terusan ngeliatin Mara sambil melotot begitu.

"Kamu sekarang belajar, aku juga mau ke kelas" Kenan menatap dalam mata Amara.

Amara balas menatap Kenan sebentar sebelum Ia menghembuskan nafas kasar.

"Males, lagian aku laper" kata Mara beralasan sambil mengusap perut ratanya.

"Kita ke mekdi, tapi nanti pulang sekolah, oke?"

"Ngga mau, lapernya sekarang"

"Ngga ada penolakan, udah ah aku ada jamnya Tono habis ini" Kata Kenan yang menyebutkan nama guru bahasa Indonesia mereka tanpa embel embel 'pak'.

Amara mengkerutkan bibirnya sebal tapi Ia tetap menurut, berbalik masuk ke kelas. Kenan yang melihat Mara kesal lantas tersenyum sambil geleng-geleng kepala Ia tau mood pacarnya itu sungguh sedang tidak bersahabat.

****

Saat ini seorang Amara Aurel pacar dari Kenan itu tengah menjadi pusat perhatian di kelas pacarnya, siapa lagi kalo bukan kelas Kenan.

Gimana ngga jadi pusat perhatian coba? Kalo tadi Mara tiba-tiba masuk ke kelas Kenan tanpa mengucapkan salam padahal didepan ada pak Tono sedang menerangkan pelajaran. 

"Aku mau keluar" kata Amara tepat disamping meja Kenan yang terletak dibarisan kedua.. dari belakang.

Kenan mendelik menatap Mara bingung, entah kesambet apa gadis itu sampai di kelasnya.

"Kamu kenapa? Mabok ya atau sakit eh apa kesurupan?"

Amara memukul kepala Kenan gemas, tindakannya itu tentu saja membuat para siswi disana memekik tertahan berani beraninya dia memukul sang prince, batin para pengabdi Kenan.

"Aduhh sakit sayangg" ujar Kenan yang malah mengadu manja.

"Aku mau keluar sekarang" kata Amara penuh penekanan disetiap kata.

"Bentar lagi pulang, oh atau kamu mau belajar disini sama aku iya?"

Amara terlihat berpikir, sedetik kemudian ia mengangguk. "Bukan ide yang buruk"

Kedua bola mata Kenan berbinar "Oke, Vin tolong minggir dong permaisuri gue mau duduk"

Alvin hanya menggerutu sambil berpindah ke belakang, siapa coba yang tidak kesal disuruh pindah dari tempatnya sendiri lagian yang nyuruh itu Kenan mana pake nada alay lagi mirip tante-tante kurang belaian.

"Amara apa yang kamu lakukan disana?!" tegur Ton- eh ralat maksudnya pak Tono.

Bukannya menjawab Amara malah menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah kamu! Masa tembok"

"bapak ini pura-pura ngga tau atau emang ngga liat sih udah jelas-jelas saya disini lagi berdiri"

"Apasih pak orang ada siswa mau ikutan belajar kok dilarang" tambah Kenan yang semata mata hanya untuk membela Mara.

"Amara silahkan kamu boleh keluar" kata pak Tono tanpa mempedulikan Kenan.

"Saya sekolah disini bayar jadi bebas suka-suka saya mau apa" ujar Amara membela diri seraya menyelipkan rambutnya kebelakang bersiap meladeni pak Tono kalo saja guru itu masih berselera megajaknya ribut.

Kenan menunjuk wajah pak Tono pake pulpen seraya menatap beliau garang, walaupun tanpa berkata kata tapi sukses membuat pak Tono menghela nafas pasrah dan berbalik kembali melanjutkan pelajaran dengan tambahan satu siswi baru dikelasnya ehm, siswi tak diundang lebih tepatnya.

My Possessive Boyfriend is Troublemaker #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang