23. See

3.7K 478 55
                                    

Jennie POV

Yoongi menoleh begitu aku membuka pintu Genius Lab. Kedua alisnya bertaut heran melihatku.

"Tidak makan siang dengan Jimin?"

Aku menggeleng. "Kau bagaimana? Tidak mau makan siang?"

Bibir Yoongi membentuk seulas senyum tipis. "Tidak."

"Kau gagal lagi?"

Yoongi tak menjawabku. Dia hanya menatapi layar komputernya. Entah benar-benar fokus di sana atau hanya sekedar pura-pura fokus untuk mengalihkanku. Berbagai pertanyaan nyaris meluncur dari mulutku. Tentang kenapa Do Ara malah pergi makan siang dengan Taehyung, tentang apakah dia sudah menyampaikan maksudnya pada Do Ara. Tapi, begitu aku duduk di sampingnya dan memperhatikan raut wajahnya, semua pertanyaan itu kutelan kembali. Entah bagaimana aku bisa membaca apa yang terjadi. Yang pasti aku tau bahwa suasana hati Yoongi sedang tidak begitu baik saat ini.

"Kau pergi makan siang sana." Tangan Yoongi meraih earphone di sampingnya. Hendak memasang benda itu ke telinganya. Tapi, gerakannya terhenti sesaat begitu mendengar ucapanku selanjutnya.

"Bolehkah aku makan bekal yang kau bawa?"

Ada jeda beberapa detik sebelum ia mengangguk dan memasang earphone di kepalanya. "Kalau kau mau, makan saja. Aku tidak akan sempat memakannya," ucap Yoongi memberiku alasan yang tentu saja palsu.

Aku mengangguk, meski Yoongi tidak melihatnya karena ia hanya menatap lurus ke layar komputer. Sirna sudah harapan yang sepagian ini menghiasi wajah Yoongi. Kini dia kembali jadi manusia batu berwajah datar dan dingin, berusaha menutupi apapun itu yang ia rasakan.

Aku mengambil bekal makanan Yoongi dan membawanya ke meja depan sofa. Aku membuka tempat makanan itu satu persatu kemudian mengambil foto makanan itu dengan handphone-ku. Aku mengambil satu foto lagi, foto selfie dengan background Yoongi yang sedang menatap komputer membelakangiku. Kemudian aku melahap satu persatu makanan di hadapanku. Entah kenapa sudut-sudut bibirku terasa gatal ingin membentuk sebuah senyuman.

Sungguh, aku bukannya tidak simpatik pada perasaan sedih Yoongi. Hanya saja.. hanya saja.. kenapa ya? Aku juga tidak tau kenapa aku tersenyum di saat seperti ini. Jahat tidak sih kalau aku merasa senang karena Yoongi gagal?

🌼🌼🌼



Yoongi POV

Bukankah saat sarapan tadi pagi, Jennie bilang dia tidak akan makan lagi seharian karena sudah makan banyak saat sarapan? Aku memalingkan wajahku dari layar komputer, memutar kursi berodaku dan melihat Jennie yang sedang makan dengan asyiknya di sofa sana. Dia benar-benar makan lahap sekali. Sesekali melihat handphone-nya sambil menyunggingkan senyum manis. Apa yang membuat Jennie tersenyum seperti itu? Mendadak aku jadi penasaran, apapun yang ada di komputerku saat ini tak lagi menarik. Aku melepas earphone dan beranjak ke sofa. Sementara Jennie tidak menyadari bahwa aku sudah berdiri di belakangnya.

Aku menunduk sedikit, memicingkan mataku untuk menangkap hal apa yang ditampilkan di layar handphone Jennie. Sepertinya Jennie sedang melakukan obrolan di chatroom member Blackpink. Satu dua kalimat tertangkap oleh mataku.

Jisoo-ya

Aiguu.. kau terlihat kasmaran. Uhh.. sekarang bukan cuma Lisa yang suka pamer kemesraan.

Roseanne

Jisoo eonni, aku mau punya pacar jugaaaaa..

Lalisa

Kekeke^^ Jadi kau makan sendirian sementara Yoongi sibuk sendiri? Kalau aku jadi kau, daripada makan sendiri sebaiknya kau menyuapi Min Yoongi.

Roseanne

Aishh.. kalian ini benar-benar..

Pesan-pesan dari ketiga member Blackpink itu mau tak mau membuat alisku bertaut. Kenapa mereka bisa berkata begitu. Memangnya apa sih yang Jennie katakan pada mereka sampai-sampai namaku dibawa-bawa. Tanpa pikir panjang, tanganku terulur untuk merebut handphone Jennie, membuat si pemilik terkejut dan berseru padaku. Aku mengabaikannya dan mencari jawaban atas pertanyaanku dengan meng-scroll chatroom tersebut.

"Yoongi, kembalikan!" Jennie berteriak panik. Dia berdiri dan berusaha merebut handphone-nya kembali. Tapi, maaf tidak semudah itu. Aku mengangkat handphone itu setinggi yang aku mampu. Sambil meneliti pesan-pesan singkat yang terpampang di sana.

"Yoongi!" Sebelah tangan Jennie berusaha meraih tanganku, sementara sebelah tangannya yang lain mencubit pinggangku, membuatku mendadak melangkah mundur dan jatuh terduduk di sofa.

"Ahh, appo!" Aku meringis, tapi tidak menyerah begitu saja.

"Kembalikan," Jennie berhasil memegang handphone-nya tapi aku menahan benda pipih itu. Menyadari Jennie yang begitu panik, membuatku sadar bahwa Jennie tidak ingin aku melihat lebih lanjut.

Sebelah alisku terangkat naik, "eoh? Kau menyembunyikan sesuatu?"

"Aniiya!!" Jennie memang menggeleng, tapi sorot matanya berkata lain. Membuatku semakin semangat merebut benda itu.

"Kalau begitu lepaskan. Aku hanya ingin membaca chat kalian, sedikit saja."

"Enak saja! Itu melanggar privasi."

"Aku melihat namaku disebut-sebut tadi. Jadi aku berhak untuk tau."

"Oke, kalau begitu aku akan memberitaumu. Tapi, lepaskan dulu." Jennie mengedikkan dagunya pada tangan kami yang masih menahan handphone-nya.

Aku memberinya senyum miring, ragu. "Usaha yang bagus, Jennie. Tapi, tidak. Biar aku yang lihat sendiri."

Dengan satu tarikan aku menarik kuat benda itu dari tangan Jennie, membuat Jennie yang juga memegang benda itu dengan erat ikut tertarik dan jatuh terjerembab menimpaku. Eoh? Bagus! Tanpa sadar aku terkekeh kecil. Seolah merasa sedang bermain game pertarungan dan bahwa lawanku berhasil dijatuhkan.

Jennie berusaha bangun, tapi aku menggagalkannya. Kedua tanganku melingkar ke belakang tubuhnya, mendekap dan mengunci gerakannya.

"Yoongi," Jennie mencicit.

"Eoh, sedikit lagi." Aku memiringkan tubuh kami. Sebelah tanganku menahan kepala Jennie di dadaku. Sedangkan sebelah tanganku yang lain kembali sibuk dengan handphone-nya. Dan akhirnya, aku menemukannya. Dua buah foto. Satu foto adalah makanan buatanku, satunya lagi foto selfie Jennie dengan aku sebagai latar belakangnya. Rupanya itulah yang dikirimkan Jennie ke chatroom member Blackpink dan membuat teman-temannya itu menggodanya. Kenapa juga Jennie sebegitu ingin menyembunyikan ini dariku?

Aku melepaskan tanganku yang menahan kepala Jennie. Aku baru saja ingin meluncurkan pertanyaan jail terkait dua foto itu. Tapi, saat Jennie mengangkat wajahnya dan mata kami bertemu, aku baru menyadari sesuatu. Kenapa posisi kami...? Kenapa Jennie.. ada di pelukanku?

🌼🌼🌼

Jennie POV

Astaga, Yoongi!

Setelah adegan rebut-rebutan handphone yang berakhir dengan aku berhasil dilumpuhkan dengan cara licik Yoongi. Pria itu sekarang malah menatapiku saja. Dan bodohnya aku malah menatapinya balik. Padahal jelas-jelas aku tau wajahku memanas dan jantungku berdetak tak karuan. Siapa juga yang bisa tenang dan santai kalau ada di posisiku? Sebelah tangan Yoongi bahkan masih melingkar di tubuhku, membuatku merasakan sensasi aneh yang tidak kumengerti.

Terakhir kali wajah kami berdekatan seperti ini adalah pada saat Yoongi menciumku di Silver Palace. Oh tidak tidak ! Aku tidak boleh membayangkan itu, tidak boleh apalagi di saat seperti ini.

Aku masih menahan napasku dan aku yakin aku akan kehabisan oksigen kalau aku tidak cepat-cepat bangkit. Namun, tatapan mata Yoongi seolah menghipnotisku dan membuatku betah berlama-lama di posisi ini.





Tbc ya

Sweet SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang