5. Stay Here ?

5.2K 568 65
                                    

"Aiguu.. Kim Jennie-ssi. Kau bahkan tidak tau kau juga terluka," ucapan Min Yoongi itu membuat senyum mirisku mengembang. Rasanya ironis ketika orang yang menyadari bahwa aku terluka adalah orang asing.

Aku diam saja, lebih tepatnya menunduk saja. Membiarkan Min Yoongi mengoleskan obat memar itu di dahiku.

"Nah, selesai. Sekarang kita impas." Dengan ujung telunjuknya, ia menyentuh daguku agar aku menatapnya. "Kim Jennie-ssi.. lain kali sebelum repot-repot menolong orang lain. Pastikan dulu kau sudah menolong dirimu sendiri."

Aku hanya menatapinya tanpa bisa mengatakan apapun. Kalimatnya barusan hanyalah sebuah sindiran. Dengan kata lain dia menyuruhku untuk tidak mencampuri masalah orang lain karena akupun memiliki masalah.

"Kau sudah membantu mengobati kakiku. Aku sudah membantu mengobati dahimu. Sekarang.. keluarlah dari kamarku."

"Bolehkah aku tetap di sini?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutku.

Dia tersenyum miring, "mau apa kau tetap di kamarku, eoh?"

"Mwolla.. aku hanya tak ingin kembali ke bawah sana."

Kedua alisnya bertaut. "Kalau begitu pergilah ke ruangan lain. Kenapa juga harus di kamarku?"

Aku menghela napas dan menjawab pertanyaan itu dalam hati. Mungkin aku hanya sedang tidak ingin sendirian. Aku butuh seseorang untuk diajak bicara.

Dia menarik selimutnya dan merebahkan diri. "keluarlah.. aku mau tidur," ucapnya sambil memejamkan mata.

"Baiklah," ucapku lalu berdiri. Tapi, tentu saja aku tidak menuju pintu keluar. Sebuah kotak biru di meja samping tempat tidur menarik perhatianku. Apa ini? Seperti kotak cincin. Aku mengambil kotak itu dan membukanya. Dan ternyata memang sebuah cincin. Melihat nama di kotaknya, aku mengenali dari toko perhiasan mana cincin itu berasal. Setauku, itu toko yang khusus membuat perhiasan custom for couple. Pria ini memesan cincin untuk pasangan? Apakah dia mau melamar seorang wanita?

Tunggu.. kalau kuingat-ingat.. sepertinya saat aku membuka situs naver tadi sore aku melihat nama pria ini menjadi trending topic. Aku mengambil handphone di saku dan segera membuka situs naver. Dan ternyata ingatanku benar.. namanya menduduki peringkat satu dalam pencarian hari ini. Dan beritanya adalah tentang.. Min Yoongi adalah seorang gay dan dia membeli cincin pasangan untuk pacar prianya.

Yoongi POV

Aku tidak mendengar suara pintu. Jadi, pasti dia belum keluar dari kamarku. Maka, aku membuka mataku kembali dan mendapatinya masih berdiri di samping tempat tidurku dengan sebelah tangan memegang kotak cincin dan sebelah tangan yang lain memegang handphone nya.

"Apa yang kau lakukan?!!" Aku terduduk dan merebut kotak cincin itu darinya.

Dia tersenyum menatapku. "Aku bertanya-tanya kenapa wajahmu terlihat frustasi dan menyedihkan seperti wajahku. Ternyata cincin itu masalahnya."

"Yhaa.. tau apa kau? Jangan samakan aku denganmu! Aku tidak menyedihkan!"

"Ah.. kau benar. Kau tidak seperti aku. Setidaknya kau dan pacar priamu itu sama-sama saling menyukai ya?"

Pacar pria katanya? Wartawan yang menulis berita sampah itu memang benar-benar sialan!

Seharian ini orang-orang yang kutemui tidak berani menyinggungku tentang rumor itu sekalipun mereka menatapku dengan penuh tanya. Tapi, perempuan di hadapanku ini mungkin punya banyak nyawa sehingga dia berani-beraninya menyinggungku tentang hal itu.

"Kim Jennie-ssi.. keluar dari kamarku sekarang!"

Dia menunjuk kotak cincin di tanganku. "Tapi.. aku bingung. Bukankah.. cincin itu seharusnya ada di pacar priamu itu? Kenapa cincin itu ada di sini? Apa kalian sudah putus? Padahal beritanya belum lama dirilis.."

"Berhentilah dengan omong kosongmu itu! Aku tidak punya pacar pria!"

"Ahh.. kau tidak punya? Sudah putus ya? Maka nya tatapan mu itu terlihat seperti orang patah hati?"

Perempuan ini benar-benar! Jika beberapa menit yang lalu dia terlihat sedih karena cemoohan pedasku, sekarang sepertinya ia berbalik ingin membalasku, melakukan serangan balik.

"Keluarlah!" Aku bediri dan hendak menyeret tangannya menuju pintu. Tapi, dengan cepat ia melepaskan tangannya.

"Yha.. Min Yoongi-ssi.. jangan salah paham. Aku mengatakan semua itu karena bersimpati padamu, sungguh. Aku punya beberapa kenalan yang menyukai sesama jenis. Dan bagiku itu bukan masalah besar."

"Siapa yang menyukai sesama jenis? SIAPAAA!!"

"Kau tentu saja."

"Kau punya bukti? Tau apa kau?"

"Itu.. " Dia menunjuk kotak cincin sialan itu. "Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Kau memang memiliki cincin itu. Jadi... aku mau tak mau mempercayainya."

"Baiklah.. kau percaya atau tidak itu bukan urusanku. Keluarlah!"

Dia mentapaku selama beberapa detik. Aku tak bisa membaca pikirannya. Tetapi, aku paham jika dia sudah menyimpulkan bahwa rumor itu benar hanya karena aku memiliki cincin yang sama seperti yang ditampilkan di artikel-artikel itu. Aku rasa aku tidak perlu membela diriku tapi caranya memandangku sungguh melukai harga diriku sebagai lelaki.

"Kau tidak mau keluar juga?" Aku menarik tangannya menuju pintu, tapi aku mendadak tak ingin membuka pintunya.

"Baiklah tidak usah keluar sekalian sampai besok pagi!"

Jennie POV

"Nne ?!?!" Aku tidak paham maksudnya hingga ia menempelkan punggungku ke pintu dan meraup wajahku dengan kedua tangannya. Dia tersenyum lagi dengan mata penuh amarah itu. Saat ia mendekatkan wajahnya, aku mulai panik. Detik berikutnya bibirnya menyapa bibirku, menyesapnya dengan lembut. Membuatku memaki diri sendiri karena telah berani memanas-manasinya.

Dia ingin membuktikan diri kalau dia bukan seorang gay?

Baiklah Min Yoongi, aku sudah mengerti.

Aku meronta, berusaha melepaskan diri dengan mendorongnya, tapi dia malah melingkarkan tangannya di pinggangku hingga seluruh tubuhku menadadak bagai jeli.

Kedua tangan Min Yoongi menuntun tanganku agar melingkar di lehernya. Aku yakin otakku menyuruh tanganku untuk terus berusaha mendorongnya, tapi entah sejak kapan tanganku berkhianat dan malah menuruti keinginan Min Yoongi. Kedua mataku pun mendadak berat dan ingin terpejam.

Aku tidak mengerti, hanya saja.. rasanya aku seperti mendapatkan dopamin. Rasanya seolah apa yang aku alami seharian ini meleleh begitu saja.

Ini salah bukan? Kenapa aku malah membiarkannya? Apa aku tidak waras?

Jennie, berhenti!! Otakku menjerit-jerit tapi tubuhku tak mendengarkan. Tapi, setidaknya aku masih bersikeras untuk tak tergoda membalas ciumannya.

Saat pertahanan diriku nyaris runtuh, saat bibirku hendak berkhianat ingin membalas ciuman itu, Min Yoongi berhenti. Dengan tangan yang masih melingkar di pinggangku, dengan kedua tanganku yang masih melingkar di lehernya, ia berbisik, "Sekarang katakan, siapa yang penyuka sesama jenis?"

Aku terdiam. Tak tau harus menjawab apa.

Min Yoongi mundur selangkah dan senyuman merekah di wajahnya, seolah ia puas dengan apa yang ia lakukan barusan.

Aku masih membeku. Bahkan saat Min Yoongi membuka pintu dan menuntunku keluar, aku masih tak berkutik. Begitu pula saat ia menaruh kotak cincin itu di tanganku sambil berkata "Buanglah benda itu, aku tidak membutuhkannya."

Baru saat ia menutup pintu kesadaranku berangsur-angsur kembali. Tapi, dari sekian banyak kata makian yang terlintas di otakku. Sialnya aku hanya terfokus pada satu hal...

Damn! Min Yoongi is such a great kisser!

Tbc ya~

Phew~

Agak kurang yakin dengan chapter ini sebenarnya.. Masih susah ngebalikin feel mereka lagi :') wkwk

Sweet SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang