40. Steak & Pasta

3.3K 364 124
                                    



"Kameranya menyala?" tanyaku ketika menyadari lampu LED kamera Idol Dating yang terpasang di bawah kabinet dapur berkedap-kedip.

Yoongi mengangguk, masih sambil fokus mengaduk-aduk saus steak buatannya. "Berhubung ini adalah kencan pertama kita, kupikir sekalian saja direkam untuk Idol Dating. Kau keberatan?"

Kamera itu bergerak otomatis mengikuti arah tubuhku. Aku tersenyum pada kamera di hadapanku dan melambaikan tangan, menyapa fans yang akan menyaksikan tayangan ini nantinya. Kemudian aku berjalan mengitari bar dan duduk di hadapan Yoongi. "Kau bercanda? Ini kencan kita yang kesekian kalinya."

Memang ini adalah kencan sungguhan yang pertama bagi kami. Tapi kan fans taunya ini adalah kesekian kalinya kami berkencan. Jadi aku sengaja berbicara begitu untuk menutupi mulut Yoongi yang tidak sengaja menuturkan suatu kejujuran.

Mendengar itu, Yoongi menatapku sekilas dan menaikkan sebelah alisnya. "Bagiku rasanya selalu seperti kencan pertama."

Aku bergidik mendengar rayuan random-nya sementara Yoongi memberiku tawa kecilnya yang khas. Dia sudah hampir selesai. Daging steak sudah terpanggang, pasta pun sudah tersaji di piring. Aku tidak banyak membantu. Hanya menyiapkan piring-piring dan mengambilkan beberapa barang yang Yoongi butuhkan.

"Kau bilang akan membantuku memasak. Tapi kau malah menonton saja."

"Mianhae, hanya saja aku terlalu mengagumimu saat kau memasak." Aku mengangkat kedua ibu jariku. "Kau benar-benar terlihat keren."

"Jennie, kau pikir kata-kata manis itu cukup untuk membuatku memaafkanmu?" Yoongi memindahkan peralatan memasak yang kotor ke tempat cucian piring.

"Tidak mempan ya?" Aku terkekeh karena ternyata usahaku tidak berhasil. Padahal aku sungguhan waktu mengatakan Yoongi sangat keren.

"Eoh, tidak mempan. Kau harus berusaha lebih keras lagi."

"Aku janji akan memasak sesuatu untukmu selanjutnya."

Merasa sedikit bersalah, aku berdiri dan membantu Yoongi menuang saus buatannya ke dalam gravy boat.

"Selanjutnya? Eonje?" Yoongi memunggungiku, membuka kran air untuk mencuci tangan.

"Bimilieyeo. Itu akan menjadi kejutan. Geundae, menu apa yang kau mau Yoongi-yya? Coba beritau aku. Aku akan belajar keras dan berusaha sebaik-baiknya untuk membuat apapun yang kau mau." Aku berbalik menatap punggung Yoongi sambil setengah bersandar pada meja bar.

"Apapun?" tanyanya terdengar ragu. Ia berbalik menghadapku sambil tersenyum lebar. "Kau boleh masak apapun. Aku memberi kebebasan padamu. Tapi, ketika kau memasak, aku mau menyaksikannya juga."

"Baiklah, gidalyeo-juseyo."

Yoongi mengangguk lalu mengarahkan tangannya ke belakang untuk membuka ikatan tali apron. "Tunggu, biarkan aku yang melakukannya."

Bibir Yoongi membentuk pout, ia menatapku bingung dan tidak jadi membuka apronnya. Aku berjalan mendekati Yoongi. Tapi alih-alih menuju belakang tubuhnya, aku hanya mengulurkan tanganku ke belakang tubuh Yoongi sambil merapatkan tubuh kami. Mencuri kesempatan untuk memeluknya dan mewujudkan keinginan terpendam yang sempat muncul saat di shopping grocery tadi.

"Yha Jennie.. apa yang kau lakukan, hmm? Bukankah kau mengulur waktu untuk membukanya dan mencuri-curi kesempatan?"

Aku menyembunyikan senyumku di bahu Yoongi. Kedua tanganku yang sudah berhasil melepas ikatan apronnya melingkari punggungnya sejenak lalu menyudahi aksi pencurianku. Kemudian aku mundur beberapa langkah dan menjulurkan lidahku. Benar-benar aksi pencurian yang mulus bukan?

Sweet SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang