38. Speak

3.5K 394 73
                                    

Chapter ini agak panjang^^

Yoongi POV

"Five six seven eight, putar ke kanan. Yoongi bergeser ke Jennie! Bagus, pertahankan ekspresi kalian. Three four five six, Jennie posisimu terlalu jauh dari Yoongi. Baik, cukup. Ulangi dari awal."

Untuk kolaborasi kami, memang akan ada bagian dimana kami harus dance. Itu adalah bagian dimana hanya dentingan piano yang terdengar. Tidak lama memang, hanya beberapa detik. Tapi, bisa dibilang bagian dentingan piano itu adalah klimaks, bagian yang bisa membuat fans memahami pesan apa yang ingin kami sampaikan.

Tiga hari lalu, kami sudah mulai shooting untuk MV. Namun, itu belum semua scene. Mungkin baru setengahnya atau bahkan kurang. Karena jadwal di hari itu juga bersamaan dengan photoshoot untuk cover album. Sisa scene yang belum diambil adalah bagian-bagian yang sulit, salah satunya adalah scene menari ini. Untungnya, kami masih punya beberapa hari lagi untuk latihan.

Meski setelah bertemu dengan Nyonya Choi aku dan Jennie punya jadwal yang padat. Tapi, berbagai pikiran mulai merambat dan mengacak-acak benakku. Banyak pertanyaan yang muncul di sela-sela kesibukan dan membuatku jadi tidak fokus. Contohnya seperti sekarang. Tiba-tiba saja aku mempertanyakan diriku sendiri.

Apakah aku menyesal dengan hubungan ini? Apakah aku menyesal menyukai Jennie dan percaya padanya? Mungkinkah Jennie memang hanya memanfaatkanku seperti yang Nyonya Choi katakan? Jika Nyonya Choi merilis video itu ke media, maka bukan hanya Jennie yang jadi bahan pembicaraan.

Aku sungguh mengkhawatirkan Jennie. Aku juga mengkhawatirkan Bangtan. Ahh.. rasanya aku nyaris gila. Kenapa Jennie tidak ingat apapun? Apakah benar dia tidak ingat sama sekali?

"Min Yoongi-ssi, kenapa kau terus menerus mengulangi kesalahan yang sama? Apa yang kau pikirkan, eoh?" Pelatih menatapku, tampak mulai kesal dan menyabarkan diri.

Aku meminta maaf dan kami pun mengulangi koreo kami. Jennie mengulurkan tangan dengan anggun, tanganku hendak meraihnya tetapi saat hampir menyentuh Jennie kami melangkah menjauh. Aku mundur beberapa langkah, sembari menaruh kepalan di dadaku, sementara Jennie maju beberapa langkah kemudian jatuh berlutut. Aku seharusnya maju dan membangunkannya dengan gerakan memeluk yang samar. Tapi pikiranku malah teringat kembali video itu.

Video kedua yang diberikan Nyonya Choi adalah video Jennie berhubungan dengan pria lain. "Berhubungan". Aku bahkan tidak ingin menyebutkannya secara eksplisit. Melihat video itu membuatku tidak tau bagaimana harus bereaksi. Aku percaya Jennie, dan aku meragukan video itu. Demi apapun aku berharap video itu hanyalah buatan dan rekayasa semata. Tapi wajah, suara, dan tubuh itu sangat pas dengan Jennie.

"MIN YOONGI-SSI! Sedang apa kau diam disitu?" Pelatih dance kami mematikan musiknya. Ia melipat tangan di dada, menatapku serius. "Kau sehat?"

Sehat? Sama sekali tidak. Baik otak dan tubuhku sedang tidak sehat semenjak melihat video itu. Aku meminta maaf lagi pada pelatih yang kemudian hanya bisa menggelengkan kepala, tidak paham dengan kesalahan berulang yang kubuat. Kemarin-kemarin aku masih sanggup menutupi diri dan berusaha bersikap seakan semuanya baik-baik saja. Namun hari ini aku agak kewalahan. Aku benar-benar cemas dan kesulitan untuk tidur selama beberapa malam terkahir.

"Baiklah. Sudahi saja dulu untuk hari ini. Hanya tinggal part itu saja yang perlu diperbaiki. Sekarang, Jennie ayo latihan dengan back up dancer-mu. Kau akan menampilkan lagu Solo juga kan di showcase?"

 Kau akan menampilkan lagu Solo juga kan di showcase?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet SavageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang