Sepuluh : Surat Terakhir

56 8 0
                                    

Tubuh woohyun terasa lemas, otaknya belum bisa berfikir dengan jernih. Seingatnya,  dia dan Dongwoo sedang melakukan pencarian jimat di sebuah kamar salah satu ruangan yang berda di lantai tiga.

"Apa yang terjadi ?" Dengan tenaga yang belum sepenuhnya terkumpul, Woohyun mencoba bersuara.

"sykurlah kau sudah sadar hyung,  Bomin~ah,  aku bangga padamu." suara Daeyeol yang pertama kali terdengar begitu Woohyun tersadar.

"kamu tadi pingsan, hyung. Sudah tahu punya phobia, bisa-bisanya kamu terkunci di ruangan Sempit." Suara Myungsoo terdengar jelas membuat kesadaran Woohyun hampir sepenuhnya kembali.

"Ya~ siapa yang mau terkunci, kau fikir aku sebodoh itu. Ya~Dongwoo,  kenapa kamu tiba-tiba meninggalkanku hah ?" cerocos Woohyun masih dengan suara yang tertahan karena lemah.

"Ya~ Woohyun ~ah,  kalau di fikir-fikir,  dari tadi kamu memanggilku Dongwoo ~ya,, Dongwoo ~ya,,  aku ini lebih tua darimu. Aku pergi tadi karena melihat bayangan hitam di ruang tengah saat aku mencoba memeriksa lorong depan kamar ini.  Aku bingung harus bagaimana, akhirnya aku memutuskan untuk memanggil mereka, puas !!" Ucap Dongwoo dengan nada jengkel.

"Apa hyung sudah merasa baikan ?" Daeyeol duduk di samping Woohyun yang di ikuti oleh Bomin.

Suasana sempat hening sesaat sebelum akhirnya mereka di kejutkan dengan suara Dongwoo yang sepertinya menemukan sesuatu. Kembali,  dengan tenaga yang masih lemah Woohyun mengikuti yang lain mendekati Dongwoo,  terlihat Myungsoo sudah memegang sesuatu saat Woohyun tiba,  benda bulat besar berwarna gelap yang di sodorkan Dongwoo padanya. benda bulat besar berwarna gelap yang disodorkan Dongwoo kepadanya.
GUBRAKKK !!!!
tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras di lantai bawah Saat kami sedang mengamati dengan seksama benda tersebut. Setelah melakukan diskusi akhirnya Woohyun, Dongwoo dan Bomin tetap berada di tempat sedangkan Myungsoo dan Daeyeol memeriksa sumber suara.


***


Lama Woohyun, Dongwoo dan Bomin terdiam selepas kepergian Myungsoo dan Daeyeol. Seperti de javu, lagi-lagi woohyun hanya merasakan suara angin dan binatang malam.

"Ya~ Dongwoo,,  Ani..  Ya Dongwoo ~hyung,  apa yang kamu lakukan di sana, jangan macam-macam." Woohyun berteriak ketika melihat Dongwoo mencoba mendekati roll film yang di temukannya tadi.

"Aku hanya penasaran, tadi sepertinya aku melihat alat pemutar filmnya di dalam lemari, apa aku salah ? Tapi aku yakin, aku melihatnya di sini tadi, nah ketemu." ucap Dongwoo seolah tak mengindahkan teriakan Woohyun.

"Ya~ Hyung!!!" Woohyun kembali berteriak.

"Hyung, kau harus menghemat tenagamu, ingat kau baru saja pingsan." Bomin mencoba menenangkan Woohyun.

" Ini suratnya yang terakhir,  aku benar-benar mencintai wanita ini,  dia adalah nafasku,  hidupku bahkan matiku."

Terdengar suara asing dari Arah Dongwoo.

"Ya~" Woohyun kesal.

"Shutt !!" Dongwoo meletakkan tangannya di bibir seolah mengisyaratkan kepada Woohyun untuk diam.

Dengan terpaksa, Woohyun dan Bomin menuruti keinginan Dongwoo.

"Kita hidup untuk satu tujuan, yaitu cinta,  cinta sejati." terdengar suara asing lagi yang berasal dari arah dongwoo.

"Aku mengikutinya dalam diam,  di perpustakaan,  di kelas,  di ruangan klub,  bahkan aku mengantarkannya hingga ke depan rumah. Kim Min Ji,  wanita yang sangat ku cintai,  ku temukan dirimu hanya tinggal kerangka dengan sejuta perih di dalamnya, polisi membawaku menemuimu, tapi kenapa kau tidak menyambutku, aku sangat mengutuk siapapun yang melakukan ini padanya. Asal kalian tahu,  aku membuat rekaman ini dengan sangat hati-hati sambil bersembunyi dari kejaran polisi, mereka mengatakan aku membunuhmu sayang,  tapi bagaimana bisa aku membunuhmu, bahkan menyentuhmu saja aku ragu, ragu karena dirimu terlalu berharga untukku. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan diri dari mereka, aku berjanji padamu, aku tidak akan tertangkap polisi sebelum ku temukan siapa yang tega melakukan ini padamu. Aku janji  !!"

24 HOURS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang