BAB 10 : Fakta Dibalik Rahasia

44 6 2
                                    

"Bagaimana hasil dari barang yang kuminta kamu periksa tempo hari ?" Terdengar suara samar dari dalam ruangan klub Misteri. Seorang pria dengan menggunakan pakaian kemeja cream polos dan celana jeansnya berwarna biru muda, sedang menghadap ke arah lapangan yang terlihat dari kaca ruangan tersebut. Dia adalah Sunggyu.

"Ya Hyung, kamu kira aku bisa mengerjakannya dalam waktu singkat! Ini sangat sulit. Sidiki jari yang kamu berikan sangat samar!" Keluh lelaki di ujung telpon.

"Hyung tahu sendiri kan, untuk mengidentifikasi sebuah sidik jari itu gampang-gampang susah. Sebelum membandingkan gambar yang baru saja diambil dengan data yang telah disimpan, processor scanner memastikan bahwa CCD telah mengambil gambar yang jelas dengan cara melakukan pengecekan kegelapan rata-rata piksel, dan akan menolak hasil pemindaian jika gambar yang dihasilkan terlalu gelap atau terlalu terang. Jika gambar ditolak, pemindai akan mengatur waktu pencahayaan, kemudian mencoba pengambilan gambar sekali lagi. Jadi itu harus pas !" Pria di ujung telfon mulai mengomel.

"Arasseo Sungjong~a. Mianhae haa, tapi bagaimana bisa itu samar? Aku sudah membuat benda itu terlihat mencolok dengan kunci yang akan susah untuk dibuka jika menggunakan sarung tangan." Jawab Sunggyu kali ini.

"Ah, kamu selalu saja memprotes apa yang kukerjakan. Hyung, Kamu kira mengidentifikasi sidik jari seperti ini mudah ? Walaupun dia melepas sarung tangan dia sudah menghapus sidik jari itu dengan air dan mungkin tisu. Dia menyamarkan semuanya. Terkadang banyak para penjahat menutupi sidik jari dengan membuang barang bukti ke air, atau menyamarkannya dengan menggunakan air. Tapi Sidik jari tidak larut dalam air karena terdapat kelenjar sebakus yang menghasilkan cairan seperti minyak." Ungkap dia lagi.

"Mungkin akan terbaca siapa saja yang pernah memegang kunci ini." Lanjut sungjong.

"Arasseo.. Arasseo. Jadi kapan itu akan selesai ?"

"Aku belum bisa memastikannya."

"Baiklah, aku akan menteleponmu lagi nanti." Ucap Sunggyu sembari menutup telponnya.

Dengan wajah yang sedikit khawatir, Sunggyu membalikkan badannya dan terkejut melihat Sungyeol sudah berdiri dengan tegap di belakangnya.

"Ada yang kamu sembunyikan dariku Hyung ?" Sungyeol menatap Sunggyu tajam.

"Aku tidak bermaksud menyembunyikannya, saat itu aku ingin memberitahukan padamu, tapi sebelum sempat kalimat itu keluar, Myungsoo sudah ada di belakang kita. Lalu aku harus bagaimana ? Ini adalah misi rahasia dan kamu tahu sendiri bagaimana tempramentalnya anak itu." Ucap Sunggyu sembari menghela nafas singkat.

"Jadi ini tentang apa?" Sungyeol kembali bertanya pada Sunggyu sembari meraih cup plastik di hadapannya dan mulai berjalan menuju sebuah alat pembuat kopi instan.

"Dengarkan baik-baik, mungkin ini akan menjadi titik terang untuk kita. Berdoa saja ini akan berjalan lancar." Sunggyu mendekati Sungyeol dan berbisik.

"Sebenarnya, aku sedang mengirim sesuatu ke sahabatku untuk minta diidentifikasi. Tapi itu sangat sulit karena mereka sangat cerdas." Ucap Sunggyu dengan wajah dan nada yang menyiratkan keputusasaan.

"Bukankah kita sudah memeriksa semuanya dan tidak ada satupun sidik jari yang kita temukan kecuali sidik jari Yein ?" Sungyeol mulai tertarik.

"Sebenarnya, aku meletakkan sebuah hal yang mencolok saat itu. Mungkin kalian tidak menyadarinya, aku menulis ini dan aku menempelnya di situ"  Sunggyu menunjuk sebuah lemari besi.

24 HOURS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang