BAB 7 : Kepercayaan

65 6 23
                                    

Sinar mentari pagi yang hangat menembus melewati jendela lorong kampus hingga membentuk siluet dua orang yang berjalan beriringan. Hening tercipta diantara dua pemuda yang berjalan bersama semenjak mereka pergi meninggalkan taman. Hanya langkah kaki mereka yang terdengar berderap lembut.

Suasana kampus yang biasanya ramai pun terlihat cukup lenggang, hanya terdapat beberapa mahasiswa yang terlihat sedang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler klub masing-masing. Maklum saja, hari libur merupakan hari khusus bagi para mahasiswa. Kebanyakan dari mereka pasti akan memilih untuk pergi berlibur atau mungkin beristirahat seharian. Kegiatan yang akan ampuh bagi mereka untuk menghilangkan stres setelah sibuk mengerjakan tugas kuliah yang menumpuk.

Cukup lama keheningan diantara ke dua pemuda itu terjadi, hingga salah satu di antara mereka merasa tidak nyaman dan mulai membuka suara.

"Kapan?"

Pertanyaan singkat tetapi penuh makna. Hal itu membuat pemuda yang memiliki tubuh lebih tinggi beberapa senti darinya menoleh sekilas, sebelum akhirnya kembali menatap lorong kosong didepan.

"Ku bicarakan dulu dengan Gyu Hyung"

"Ck, Yah Yeollie! Aku sudah tahu semuanya dan kamu masih perlu bertanya dengan Sunggyu?"

Sungyeol menatap tajam Kim Myungsoo yang kembali bertingkah tidak sopan. Memanggil Kim Sunggyu tanpa embel-embel Hyung.

"Apa? Aku benarkan?"

Keinginan Sungyeol untuk memukul kepala Kim Myungsoo ia redam dengan menghembuskan nafas kasar. Dia sudah terbiasa dengan sifat menyebalkan Kim Myungsoo yang mendarah daging.

"Lagi pula, orang itu memberikan surat ini padaku. Bukan kah berarti aku lah yang paling dipercayai bisa memecahkan kasus ini?"

"Bagaimana pun kita perlu instruksi Sunggyu Hyung untuk bertindak"

"Heol, berhentilah berbohong. Kalian sudah beberapa hari disini, aku yakin kalian sudah melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan ku. Kenapa? Kalian kesulitan mencari bukti? atau kah-" Myungsoo menghentikan langkahnya menarik sebelah bibirnya tepat ketika Sungyeol berbalik "Kamu kehilangan kemampuan menganalisa mu yang akurat itu?"

Senyuman mengejek Kim Myungsoo sudah cukup membuat kesabaran Sungyeol habis, dengan kesal ia melangkahkan kaki mendekat dan memukul telak kepala Myungsoo dengan kepalan tangan.

"ADUH! YA!! APA YANG KAMU LAKUKAN!"

"Apa? Mau lagi?"

Sungyeol melotot galak dengan kepalan tangan di udara. Siap kembali memukul Myungsoo tanpa ampun.

"Oke, oke, peace peace" Melihat itu Myungsoo buru-buru memberikan tanda perdamaian, tidak ingin kembali menerima pukulan Sungyeol yang menyakitkan.

"Tidak bisakah kamu berhenti memukul kepala ku Yeollie? kepintaran ku bisa berkurang tahu."

Sungyeol mendengus remeh sambil kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda karena tingkah menyebalkan sahabatnya.

"Yah, Sungyeollie~~ "

"Berhenti merengek seperti bayi Kim Myungsoo"

24 HOURS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang