Empat : Asrama Angker

134 11 0
                                    

Bunyi langkah sepatu menggema di sepanjang lorong kampus yang masih lumayan sepi, sesekali terdengar gerutuan dari Namja tampan yang sedang berjalan menuju ruangan klub misteri sambil membaca selembar kertas ditangannya.

“Huffhh...” Entah sudah berapa kali Kim Myungsoo Namja tampan itu menghela nafas pagi ini.

Sungguh awal hari yang menyebalkan untuk Kim Myungsoo, jika biasanya Myungsoo masih bergelung dibalik selimut tebalnya yang hangat, sekarang dia justru sudah berada dikampus saat jam -yang menurutnya masih terlalu pagi. Tolong diingat, Myungsoo itu tipe mahasiswa yang berangkat 10 menit sebelum perkuliahan atau kegiatan klub dimulai.

Siapa yang tidak kesal ketika mimpi yang seharusnya indah dihancurkan oleh telepon dari badan keuangan kampus yang memintanya untuk menemui Lee Jungyeob rektor kampus yang lagi-lagi membahas mengenai iuran klub yang belum bisa mereka lunasi.

Kalau boleh jujur hal ini yang sebenarnya membuat Myungsoo malas untuk menjadi bendahara klub. Tetapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin dirinya menyerahkan tugas penting seperti ini kepada anggota lain, ketika mereka justru lebih boros dari pada dirinya.

“Apa yang harus aku lakukan?” Gumam Myungsoo sambil membaca kembali kertas ditangannya.

Kertas yang berisikan peringatan kepada klubnya untuk segera melunasi iuran bulanan yang menunggak dan denda sebesar 40 juta Won kepada badan keuangan kampus tanpa diberi dispensasi. Jika Myungsoo tidak menyerahkan uangnya hingga besok pagi maka klub misteri akan resmi dibubarkan oleh dewan kampus.

“Apa Jungyeop itu sudah gila!!!” Teriak Myungsoo kesal “Uang sebanyak itu, dalam 24 jam? dari mana aku bisa mendapatkannya?” Myungsoo mengacak rambutnya frustasi. Astaga kepala Myungsoo rasanya mau pecah.

Setelah tiba didepan ruang klub, lagi-lagi Myungsoo dibuat kesal dengan keadaan ruang klub yang sangat sepi.

“Aaiiishhh!! Kemana perginya mereka?”

Dari pada semakin kesal, Myungsoo berbalik dan mencoba mengunakan waktu sedikit mereka dengan tindakan yang lebih efektif. Ada atau tidak ada yang lain, ia akan coba mencari uang dari orang- orang yang mau memakai jasa mereka.

Tepat saat ia membuka pintu, Myungsoo dikagetkan oleh Daeyeol yang melamun di depan pintu klub sambil bergumam tidak jelas.

'Tsk!... Sudah telat pakai acara ngelamun nggak jelas lagi.' Guman Myungsoo dalam hati.

“Apa yang kamu lakukan disana?” Tegur Myungso kesal.

Myungsoo mengerutkan alisnya bingung melihat tidak ada respon yang berarti dari adik sahabatnya "Yah. Aku berbicara padamu."

Kesal, Myungsoo-pun meninggikan suaranya

“Yah Lee Daeyeol!!”

Tanpa sadar karena terbawa emosi Myungsoo menyodorkan kertas peringatan yang didapatnya tadi pagi lalu mengeluarkan semua kekesalan dan keresahannya pada Daeyeol.

“Agghh.. bagaimana aku bisa menghadapi Sunggyu Hyung jika dia pulang nanti!!!”

Myungsoo terdiam saat kedua tangannya menerima sesuatu yang cukup berat dari Daeyeol “Apa ini?”

“Tabugan”. Ucapan polos Daeyeol membuat Myungsoo mengerutkan keningnya lalu mengangkat benda berbentuk Babi berwarna emas itu dengan bingung.

24 HOURS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang