Daeyeol duduk di pinggir ranjang. Kakinya terjulur ke bawah, bergelantungan hampir mencapai lantai. Matanya menatap ke sekeliling ruangan. Bangsal rawat inap ini tidak besar tapi juga tidak sempit. VIP khusus yang hanya di huni dirinya seorang.
Hampir empat hari dia di sini dan Daeyeol merasa sangat bosan. Dia merindukan kamar lamanya, asrama sempit yang membuat dia harus berbagi banyak hal dengan Son Young Taek.
“Huh!”
Daeyeol mengendus lega. Ada kabar baik datang. Hari ini dokter akhirnya memberi dia ijin untuk pulang. Lukanya tidak terlalu parah jadi Daeyeol bisa pulang lebih cepat. Meski begitu, Daeyeol masih harus melakukan cek-up rutin setiap minggu. Kabar itu cukup melegakan.
Kakaknya- Lee Sungyeol juga turut senang mendengarnya. Ia membantu Daeyeol begitu melihat sang adik bersemangat untuk pulang. Sungyeol bahkan bilang, “Jika proses kesembuhanmu terus sebaik ini, ada kemungkinan kamu bisa ikut Ujian Akhir bersama yang lain.”
Daeyeol tersenyum mendengar itu. Dia tidak mau tinggal kelas. Jika itu terjadi, dia pasti akan menjadi olok- olokan sepupunya. Jangjun akan semakin mempermainkannya, tidak hanya saat tanggal ulang tahunnya tapi setiap hari.
“Kalau gitu aku pergi dulu.” Sungyeol memberinya senyum sebelum menutup pintu. Dia akan pergi ke tempat resepsionis dan mengurus administrasi kepulangannya.
Banyak hal yang sudah kakaknya lakukan untuknya. Biasanya Daeyeol akan keras kepala dan menolak kebaikan Sungyeol, tapi setelah kejadian kemarin Daeyeol sadar kakaknya benar. Tidak semua hal harus dia kerjakan sendiri. Ada kalanya dia menerima bantuan orang lain. Meski Daeyeol masih belum terbiasa, tapi dia ingin mencoba.
Pandangannya beralih ke kursi duduk di dekat kakinya, lalu tertarik ke arah meja kecil di samping ranjang. Daeyeol merenungkan banyak hal. Dia perlu bertemu Eunbi, meminta tolong Jangjun dan berbicara dengan Bomin. Satu persatu dengan urutan yang tepat.
Pandangannya beralih ke arah jendela besar di depan. Tempat ini memiliki pencahayaan yang bagus juga sirkulasi udara yang sehat. Jahitan di kepalanya sudah agak kering, tapi karena hal itu juga Daeyeol jadi sering merasakan gemelitik menganggu di bagian itu. Seperti di gigit oleh ratusan semut dan membuatnya tidak nyaman.
Pandangan Daeyeol terkunci ke satu titik kecil di atas langit. Warna jingga telah berganti menjadi biru gelap dan titik putih di sana jadi terlihat makin terang.
“Venus.” Daeyeol berbisik lirih, menatap satu bintang di ufuk barat. Bintang yang sering di sebut kembaran bumi.
Tatapan Daeyeol berganti ke telapak tangannya sendiri. Dia teringat mimpinya. Ia teringat kata- kata yang di katakan sosok yang mirip dengan dirinya. Daeyeol masih tidak tahu di mana tempat itu berada, tapi dia merasa jauh lebih baik sekarang. Ketakutan yang mengganggunya seperti lenyap. Meski begitu Daeyeol merasa dia masih harus mencari tahu tentang perkembangan kekuatannya.
Eunbi tahu itu. Karenanya Daeyeol pikir dia harus menemuinya. Namun Daeyeol tidak yakin apa dia sanggup menerima tawaran yang gadis itu berikan. Ia cukup yakin Eunbi tidak akan memberinya informasi secara cuma- cuma dan Daeyeol khawatir bayaran yang Eunbi minta akan sangat besar untuk dia tanggung sendirian.
Tok! Tok! Tok!
Suara dari arah pintu membuat Daeyeol berpaling. Seseorang muncul dari sana. Pemuda tinggi berambut hitam yang cukup akrab dengannya. Choi Bomin.
Daeyeol menatap bagaimana dongsaeng-nya melangkah masuk dengan agak canggung. Dia melihat Bomin meletakkan keranjang buah di meja kosong dan bergerak ke arah jendela. Pemuda itu membuka korden di sana yang sebenarnya sudah terbuka cukup lebar, lalu menyalakan lampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
24 HOURS (TAMAT)
Mystery / ThrillerGenre : Drama, fiksi, misteri, humor, fantasi, horror. Cast :Daeyeol, Woohyun, Bomin, Myungsoo, Jaehyun, Jibeom, Jangjun, Joochan, Key, Jungyeop, Jisoo, Sungyeol, Sunggyu. Sinopsis : Demi mempertahankan klub misteri agar tidak di bubarkan Kim Myung...