Udara dingin yang menggigit membuat siapa saja pasti enggan untuk keluar dari kediaman yang nyaman. Tidak ada orang yang mau keluar dan merasakan hujan angin dingin malam hari mereka pasti akan lebih memilih untuk tidur dalam dekapan lembut selimut tebal dan hangat. Harusnya begitu, tetapi itu tidak berarti untuk seseorang, dia justru santai menembus hujan di tengah kegelapan malam. Dengan langkah tenang ia memasuki kawasan kampus yang minim penerangan, jubah yang menutupi kepala hingga lutut membuat sosok itu sulit untuk dikenali.
Langkah sosok itu konstan, berderap di antara lorong-lorong kampus, menimbulkan suara yang terdengar menyeramkan. Hingga terhenti tepat di barisan loker khusus milik mahasiswa, yang selalu digunakan untuk menaruh barang-barang pribadi mereka. Sudut bibir di balik wajah yang tertutup tudung berwarna hitam tertarik menyeringai, saat mendapati sebuah nama yang sedang ia cari. Seperti sudah terbiasa dengan alat di tangannya. Dengan mudah sosok itu membobol loker dan menaruh sesuatu tanpa menimbulkan suara yang berarti lalu ia menutup kembali loker seperti sedia kala.
Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, hingga sosok itu pergi meninggalkan kampus dengan jejak basah dan bayangan yang mengikuti dari belakang.
***
Suara riuh mahasiswa yang senang karena usainya jam perkuliahan, tidak membuat pemuda berparas tampan langsung beranjak dari tempatnya. Tatapannya tetap fokus pada selembar kertas yang ia letakkan diatas meja, bahkan suara perempuan-perempuan yang berbisik membicarakan dirinya pun tak ia hiraukan, “sudah biasa” itu fikirnya.
“Apa surat ini sungguhan?” Gumam Kim Myungsoo, dialah sang pemuda yang sejak tadi tidak bergerak sedikit pun, kini Myungsoo mulai menyenderkan tubuhnya ke sandaran bangku.
Sejujurnya, Myungsoo merasa curiga dengan surat yang entah bagaimana bisa ada di dalam lokernya. Ia sempat mengira itu adalah surat dari penggemar yang selalu membuatnya repot dan minta langsung ingin di buang ke tempat sampah. Tetapi melihat bentuknya yang seperti bukan surat cinta, itu membuat Myungsoo memutuskan untuk membaca surat itu lebih dulu, surat beramplop putih polos tanpa nama pengirim.
Betapa terkejutnya Myungsoo saat ia membaca isi surat itu ada seseorang yang mengatasnamakan staff kampus mengatakan padanya tentang permasalahan internal yang sedang terjadi, ini pastilah info rahasia.
“Aisshhhh, ini pasti akan menyusahkan” Mengacak rambutnya kesal, Myungsoo merasa firasat buruk terutama jika menyangkut masalah kampus.
“Tetapi, bukan kah ini kesempatan bagus supaya aku bisa mendapatkan uang lebih dari rektor kampus yang pelit itu?” Myungsoo tidak sadar bahwa dirinya lah yang lebih cocok dengan kata-katanya sendiri.
Perlahan tapi pasti senyuman manis, atau lebih tepat seringai jahat, muncul di wajah tampan Kim Myungsoo. Ia sudah memutuskan untuk memberitahukan surat itu kepada seluruh anggota klub.
“Saatnya mencari uang” sambil menggumam senang Kim Myungsoo langsung memasukkan buku-buku miliknya yang berserakan di meja dengan asal kedalam tas ransel. Lalu melangkah pergi meninggalkan kelas yang sudah sepi, entah sejak kapan.
Berjalan santai melewati koridor kampus, Kim Myungsoo dengan smart phone berlambang apel yang digigit separuh sibuk menghubungi teman-teman klubnya yang lain.“Tsk, Kenapa bocah ini susah sekali dihubungi?”
Kim Myungsoo berdecak sebal ketika juniornya, akhir-akhir ini susah untuk dihubungi. Bomin, mungkin Myungsoo bisa memakluminya karena yang Myungsoo tahu bocah termuda di klubnya itu merupakan salah satu senat yang mengurusi siswa siswi baru dikampus mereka. Tetapi Lee Daeyeol, kenapa bocah itu ikut-ikutan susah dihubungi? mentang-mentang mereka belum mendapatkan orang yang ingin menggunakan jasa klub, bukan berarti bocah itu bisa bersantai-santai kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
24 HOURS (TAMAT)
Misterio / SuspensoGenre : Drama, fiksi, misteri, humor, fantasi, horror. Cast :Daeyeol, Woohyun, Bomin, Myungsoo, Jaehyun, Jibeom, Jangjun, Joochan, Key, Jungyeop, Jisoo, Sungyeol, Sunggyu. Sinopsis : Demi mempertahankan klub misteri agar tidak di bubarkan Kim Myung...