Tujuh: Awal Dari Kebenaran

54 7 0
                                    


" Teman- teman! Teman- teman, cepat kemari!!!! Tolong aku !!!" Dongwoo berlarian melewati lorong, turun ke lantai 2, tempat gerombolan lain berpencar.

"Daeyeol-a, kamu mendengar sesuatu?" Myungsoo menghentikan pencariannya saat ia mendengar suara samar- samar.

"O!. Seperti suara Dongwoo hyung?"
"Tapi sepertinya suara itu jauh dari kita" timpal Bomin.

Myungsoo, Daeyeol, serta Bomin sedang melakukan pencarian di lantai paling atas gedung. Sementara Jangjun dan Joochan ada di lantai satu.

"Kita turun sekarang!" perintah Myungsoo.

"M..mwo?,jigeum yo?" Daeyeol tidak percaya.

"Dongwoo dan Woohyun mungkin saja dalam bahaya, ppali kajja!" Myungsoo mendahului langkah mereka berdua keluar dari ruangan berdebu itu.

"Hyung?" Bomin menatap Daeyeol yang tidak mau berpindah tempat.

"Tetap didekatku!"

"Baiklah." Bomin mengiyakan.
Daeyeol berjalan di depan dengan sebuah senter di tangannya, dia menyusuri lorong melewati ruangan usang tanpa penerangan. Bomin bahkan tidak berani untuk menoleh pada pintu ruangan yang menganga.

Kriiiiieeettt....

"H..hyung!" Bomin mencengkram lengan Daeyeol saat mendengar suara pintu yang berderit dari samping.
Daeyeol diam. Dia merentangkan sebelah tangannya untuk menjadi perisai bagi tubuh Bomin.

Bomin tidak berani bergerak tanpa tuntunan Daeyeol. Kakinya mendadak lemas menatap 'sesuatu' di hadapannya.

"Hyung...apa kau melihatnya?" keringat dingin menetes dari dahi Bomin

"M..mwo?"

"Aku melihat seorang laki laki berpakaian serba hitam memakai topeng berjalan... melewati kita!" cicit Bomin di akhir kalimat.

"Kamu melihatnya? kamu bisa melihatnya?" tanya Daeyeol tidak percaya.

"N..ne, aku melihatnya. Dia baru saja turun setelah menoleh sejenak ke arah kita. Menurutmu... itu, 'benda' apa?. A..aku tidak bisa mendefinisikannya. Aku terlalu takut hingga tidak bisa berkata kata. Sungguh!, apakah yang barusan itu... hantu?"

"S..sial!!!" Daeyeol mengumpat kesal, saat mengetahui bahwa bukan hanya dia yang dapat melihat sosok hitam tadi. Karena jika dia adalah hantu maka harusnya Bomin tidak bisa melihat apa- apa.

"Kita telah ditipu! Itu hanya manusia yang sedang menyamar. Kita harus cepat mengejar dia sebelum kehllangan jejak! orang yang berkeliaran di tempat ini di jam selarut ini dan menggunakan penyamaran pasti memiliki maksud tertentu. Itulah sebabnya tadi dia segera pergi saat kita tidak bereaksi apapun padanya!"

"Maksudmu dia sedang berusaha melakukan sesuatu di tempat ini?."
"Kita tidak bisa memastikan apakah niatnya baik atau buruk. Ayo cepat temukan dia!"

"B..baiklah!"

"Hyung ada apa!", Myungsoo akhirnya menemukan Dongwoo yang masih terengah engah dan tidak bisa berkata- kata hingga ia hanya menunjuk nunjuk pada lantai di atas mereka.

"W..Woohyun!, Woohyun!..ah!....Dia pingsan dan terkunci di salah satu ruangan di lantai tiga!" Dongwoo mencoba menyelesaikan kalimatnya sembari membenahi ritme pernafasan.

"APA?" teriak Myungsoo kaget. Kecemasan langsung memenuhi seluruh otaknya, hingga tanpa berpikir apa- apa lagi dia langsung berlari naik ke lantai tiga disusul Dongwoo yang terpaksa kembali berlari menyusul rekannya tersebut.

"Aish!!!" Dongwoo tidak percaya bahwa semuanya akan menjadi berantakan seperti ini.


***

24 HOURS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang