Ryujin dengan hoodie hitamnya berniat ingin menaiki bus, namun pandangannya teralihkan kepada satu anak berumur sekitar sepuluh tahun yang terduduk di depan ruko. Tatapan ryujin sedih kasihan, karena masih kecil namun sudah merasakan kelaparan, kedinginan dan kesusahan hidup.
dengan inisiatif yang tiba tiba ryujin menghampirinya dan menyapanya dengan ramah, sambil mengelus rambut anak laki laki kecil itu.
"hei dik, apa kamu tidak punya rumah?"
bagaikan dikirim malaikat penyelamat anak kecil itu langsung terududuk dan tersenyum melas sambil menggeleng "aku diusir oleh neneku kak, aku mohon beri aku makan"
Mata ryujin makin berkaca kaca dengan hati yang lemah ryujin beeniat mengakak anak kecil itu sambil mengulurkan tangannya
"astaga.. betapa kejamnya, mau ikut denganku? "
"mau kak! kemana?"
Ryujin tersenyum lemah lalu menarik lembut tangan anak kecil itu "ikut saja, mau? "
Tanpa pikir panjang apapun anak kecil itu mengangguk dengan semangat dan riang, pikirnya dia akan diberi makan, pakaian bagus, dan akan diurusi layaknya adik ryujin. Lalu keduanya berjalan bersama berjalan lurus cukup jauh menghindari keramaian. Melihat ada gang yang sepi dan gelap ryujin berbelok kesana diikuti juga oleh anak kecil itu.
Ryujin berbalik dan menatap anak itu dingin, lalu memegang bahunya, sementara itu anak itu hanya menatap ryujin bingung dan tidak sabar, masih tidak melepaskan senyum merekahnya.
"dimana rumah kaka?"
"siapa yang bilang aku akan mengajakmu kerumahku bodoh? "
perasaan anak itu mulai tidak enak lalu perlahan dia berjalan mundhr "terus kemana kak?"
"surga"
Dor!
Peluru pistol melesat dan tepat mengenai sekitar jantung anak itu, dan berhasil membuatnya ambruk dengan darah yang mengalir.
"Ck harusnya tadi aku memakai pisau saja, ini malah buang buang peluru"
Lalu dia mendekati mayatnya dan tersenyum.
"Bahagialah disurga kau takan merasakan lagi pahitnya hidup sebagai gelandangan, aku duluan"
Saat ryujin berbalik berniat ingin pulang, dia sedikit terkejut karena ada seorang laki laki yang menyaksikan semuanya.
Lalu belanjaan yang di pegang laki laki itu jatuh.
"Sialan"
"Oh, hai mangsa baru, ingin kenalan?"
"K-kau psikopat?"
"Bukan"
"Lalu apa?!"
"Malaikat pencabut nyawa" ryujin sedikit tersenyum miring lalu memasukan pistolnya dan berlari mengejar lelaki itu.
Dan laki laki itu juga berlari dengan kencang.
"HEI SOOBIN!" Seseorang menyapa laki laki yg bernama soobin itu.
Namun soobin tetap berlari kencang sangat kencang sampai akhirnya ryujin tak mengejarnya lagi.
Another side.
Ryujin povOh ada yang menyapanya, pasti itu temannya, aku tak perlu lagi susah susah berlari mengejar lelaki sialan itu.
Aku menghampiri orang yang tadi menyapanya.
"Hai, apa kau mengenal orang tadi?"
"Oh soobin?iya aku temannya, ada apa?"
"Ehm rumahnya dimana?"