jarak

25.5K 4.8K 1.3K
                                    

"Nak Doyoung ke Jerman lama-lama ada acara apa toh?"

Taeil yang sedang sibuk menyiapkan berbagai berkas milik Doyoung sontak menatap Kyuhyun dengan sopan.

"Ada urusan bisnis, Pak. Keadaannya sedikit serius, jadi urusannya agak lama."

"Serius? Serius kenapa emang?"

"Bukan apa-apa, Om. Doyoung nggak akan pergi lebih dari seminggu. Janji," sela Doyoung yang entah sejak kapan sudah berada di ruang kerjanya. "Rena mana, Om?"

"Di kamar. Nggak tahu deh, moodnya agak jelek seharian."

Doyoung menghela napas berat. Dia takut kalau dirinyalah penyebab Rena uring-uringan seharian ini. Bisa jadi karena dia akan pergi lama. Atau...bisa jadi karena insiden ciuman malam itu.

Gzzz, Doyoung menyesal dalam hati. Melihat wajah Kyuhyun membuatnya makin menyesal. Hei, Rena anak Kyuhyun. Dan Doyoung hampir melepas nafsu binatangnya ke gadis polos itu. Gimana dia nggak marah pada dirinya sendiri coba?

"Kamu susul Rena sana. Om biar bantu Mas Taeil."

"Nggak perlu, Pakㅡ"

"Santai aja, Mas. Saya juga gabut ini nggak ada kerjaan."

Taeil pun pasrah. Doyoung tersenyum tipis sebelum pergi melaksanakan perintah Kyuhyun. Tanpa mengetuk pintu, Doyoung pun memasuki kamar Rena santai.

"Pa, Rena nggak mauㅡ"

Rena sontak terbangun dari posisi tidurnya begitu menyaksikan sosok Doyoung di ambang pintu. Matanya makin membulat saat Doyoung menutup pintu kamar rapat-rapat sebelum berjalan mendekati Rena di atas ranjang.

"Kamu kenapa?" tanya Doyoung sambil mengusap puncak kepala Rena. "Marah?"

"Bukan gitu."

"Terus? Kenapa seharian di kamar? Hari ini aku berangkat ke Jerman."

Rena terdiam cukup lama. "Hari ini banget?"

"Iya."

"Seminggu banget?"

"Iya, sayang."

Rena mengangguk. "Hati-hati."

"Jangan marahㅡ"

"Nggak, aku nggak marah. Buat apa juga aku marah? Toh kamu kesana buat urusan bisnis, kan? Akuㅡ"

Rena sontak terdiam begitu Doyoung melayangkan ciuman singkat di puncak kepalanya. God, Rena nggak paham dengan jalan pikirannya sendiri. Kenapa...rasanya senyaman ini?

"Aku pergi dulu."

●●

Tiga hari terasa sangat lama bagi Rena. Dia nggak tahu kenapa. Yang jelas, waktu berjalan sangat sangat sangat lambat begitu Doyoung pergi ke Jerman.

Gila, dia belum jadi korban bucin kan?

Rena menatap jam di depannya. Biasanya Doyoung akan menghubunginya pukul tujuh malam, tepat saat Doyoung sedang makan siang di Jerman sana. Masalahnya, sekarang sudah lewat jam sebelas malam. Doyoung kemana?

Jam dua belas.

Jam satu.

Jam dua.

Oke, sudah hampir setengah tiga pagi dan Doyoung belum menghubunginya. Haruskah Rena pergi tidur?

Drrttt!

Rena terlonjak kaget begitu melihat deretan kata di layar ponselnya.

Doyoung melakukan panggilan video.

Om Doyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang