Part 23 Mencari informasi

14.1K 771 2
                                    

"Benar Dzak, Adiba tidak ada disini?” tanya Ghifari sekali lagi.

“Iya Ghi, memangnya kenapa Adiba sampai pergi dari rumah?” tanya Dzaki heran.

Eva yang hendak berjalan ke kamar dimana Adiba berada menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Ghifari. Eva ingin mendengarkan pembicaraan mereka berdua.

“Aisyah datang ke rumah mengantarkan kue ulang tahun untukku. Tapi kata Irvan mereka bicara di dalam rumah cukup lama. Entah apa yang mereka bicarakan. Ku rasa itu yang menyebabkan Adiba pergi” jawab Ghifari.

“Kamu nggak ada hubungan apa-apa lagikan dengan Aisyah?” selidik Dzaki.

“Astaghfirullah Dzaki, sejak aku menolak untuk melanjutkan proses ta’aruf itu. Aku nggak pernah berkomunikasi dengannya. Nomor kontaknya saja aku tidak tahu” jelas Ghifari kesal.

Bagaimana mungkin dia memikirkan wanita lain sementara bayangan Adiba istrinya selalu memenuhi otaknya.

“Kamu nggak menjanjikan sesuatu kan sampai dia tiba-tiba mau menemuimu?” tanya Dzaki lagi.

“Dulu dia memintaku untuk menunggunya karena dia akan berusaha membujuk orang tuanya agar menerimaku. Tapi aku menolaknya, kalau dari awal restu orang tua tidak ada lalu untuk apa dipaksakan. Sampai orang tuaku menjodohkanku dengan Adiba”

“Lalu bagaimana perasaanmu dengan Aisyah sekarang?” Dzaki melihat Ghifari dengan serius.

“Sejak awal ta’aruf aku memang belum menghadirkan perasaan cinta hanya sebatas kagum saja. Biarlah setelah menikah Allah akan menumbuhkan rasa cinta itu. Tapi kenyataannya dia bukan jodohku. Itu kenapa ketika kita ta’aruf jangan jatuh cinta dulu agar kelak ketika gagal hati kita tidak kecewa” jelas Ghifari.

“Hmm berarti Aisyah dong yang masih mengharapkanmu Ghi” tebak Dzaki.

“Aku hanya mencintai satu orang wanita yaitu istriku sekarang. Insya Allah hanya dia seorang” kata Ghifari yakin.

“Nanti aku cari info sama istriku, siapa tahu Adiba menghubunginya” Dzaki menepuk pundak Ghifari. Dia merasa iba melihat sahabatnya terlihat kacau hari ini.

“Baiklah Dzak,aku pamit dulu. Cepat kabari ya kalau ada info”

Eva yang sedari tadi menguping dari balik kamar segera masuk ke kamar Adiba setelah suaminya mengantar Ghifari keluar pintu.

“Semoga ini bisa membuka pikiranmu Adiba” kata Eva menunjukkan ponselnya.

“Apa maksud teteh?” tanya Adiba heran.

Eva membuka rekaman pembicaraan antara Dzaki dan Ghifari barusan di ponselnya. Adiba mendengarkan dengan seksama. Adiba menutup mulutnya yang ternganga dia sangat terkejut mendengar bahwa suaminya hanya mencintainya seorang.

“Jadi...” gumam Adiba masih shock.

“Jadi...Aisyah lah yang mencintai suamimu sementara suamimu tidak” tegas Eva tersenyum.

“Kenapa orang tuanya menolak mas Ghi?” tanya Adiba penasaran.

“Adiba!!! Kalau orang tua Aisyah menerima Aa Ghi mungkin sekarang yang jadi istri Aa Ghi bukan kamu tapi Aisyah...kalau jodoh nggak akan tertukar Diba” jawab Eva kesal.

“Iya teh Eva” Adiba mencubit gemas pipi Eva.

“Udah ah nggak usah mewek lagi, ayo teteh antar pulang. Kasihan tuh suami kamu” ajak Eva keluar kamar
Saat Adiba dan Eva keluar kamar Dzaki suami Eva melihat mereka berdua.

“Astaghfirullah. Adiba!!! Jadi teman Eva yang menginap selama ini kamu. Eva, bisa jelaskan?” Dzaki terkejut dan melototkan matanya ke arah Eva istrinya. Bisa-bisanya dia sudah berbohong kepada suaminya sendiri.

“Iya Aa nanti Eva jelaskan. Sekarang Eva nganter Adiba pulang dulu ya” pamit Eva langsung menarik tangan Adiba menghindari tatapan marah suaminya.

“Tuh kan Aa Dzaki marah, ini semua karena siapa coba?” gerutu Eva di dalam mobilnya.

“Iya afwan teh, biar nggak marah teteh kasih servis plus-plus deh sama Aa Dzaki” ujar Adiba terkekeh.

“Ugh kamu tuh ya..”sungut Eva kesal.

“Buruan masuk, ingat semua ini salah kamu jadi jangan memperkeruh keadaan. Kamu harus minta maaf” nasihat Eva.

“Iya teh. Jazakillah” Adiba turun dari mobil Eva menuju rumahnya.

Continue

Cintaku LDR-an (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang