Part 15 Malam Zafaf

16.6K 900 3
                                    

"Diba, udah belum? kenapa masih di dalam?" tanya Ghifari heran setelah menyerahkan baju tidur uminya.

"Diba malu mas, pakaian tidurnya kok kayak begini" jawab Adiba.

"Kenapa malu, mas kan suamimu udah halal. Cepatlah keluar nanti masuk angin" bujuk Ghifari.

"Ya udah mas menghadap ke arah tempat tidur, kamu bisa keluar sekarang" lanjut Ghifari.

Aduh bagaimana ya aku malu banget bajunya kok seksi sekali, pasti umi sengaja deh ngasih baju kayak gini buatku. Batin Adiba.

Adiba memakai lingerie gaun tidur tipis di atas lututnya. Tali tipis dibahunya dengan bagian dada terbuka, gaun itu sangat pas di badannya sehingga lekuk tubuh Adiba pun terlihat.
Adiba perlahan membuka pintu kamar mandi dilihatnya Ghifari sedang membelakanginya.

"Mas..jangan berbalik aku malu"

Adiba berjalan pelan berdiri di belakang Ghifari.

"Terus kita mau seperti ini sampai pagi" ujar Ghifari tersenyum.

Ghifari malah penasaran baju seperti apa yang dipakai Adiba sampai segitu malunya. Adiba menutupi dadanya dengan rambut panjangnya.

"Ya...nggaklah..tapi..."

Adiba tidak melanjutkan kalimatnya karena Ghifari sudah berbalik melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Adiba salah tingkah melihat tatapan suaminya itu.

"Subhanallah, kamu cantik seperti bidadari yang dikirim untuk mas malam ini" puji Ghifari menatap Adiba tak berkedip.

Ghifari meletakkan tangan kanannya di ubun-ubun Adiba lalu membaca doa untuknya. Jantung Adiba berdetak kencang begitu juga dengan Ghifari lalu dia menyibak rambut panjang yang menutupi dada Adiba ke belakang.

"Boleh mas meminta hak mas malam ini" bisik Ghifari ke telinga Adiba.

Adiba hanya mengangguk pasrah. Ghifari mencium lembut bibir Adiba lalu mengajaknya ke tempat tidur. Disanalah mereka berdua melanjutkan malam pertama yang sempat tertunda setelah akad nikah mereka.
----------

Ghifari dan abinya sholat subuh di masjid sementara Adiba selesai sholat langsung menemui mertuanya yang sudah sibuk di dapur membuat sarapan pagi. Mertuanya tersenyum melihat kehadiran Adiba didekatnya.

"Bagaimana sayang, nyenyak tidur semalam?" goda Shofiyah.

"Alhamdulillah" jawab Adiba tersenyum malu mengerti arah pembicaraan mertuanya.

"Umi ada nggak baju tidur yang lain jangan yang kayak semalem?" tanya Adiba.

"Semua pakaian tidur umi seperti itu sayang, hanya di dalam kamar kan kita sebagai istri bisa memanjakan mata suami" jawab Shofiyah tertawa kecil.

"Nanti umi pinjamkan yang model lain ya. Nggak usah malu Diba, dengan cara seperti itu suami akan semakin sayang dan cinta sama kita. Awalnya juga umi seperti kamu. Malu. Tapi ternyata abi Ghi bilang sama umi kalau dia suka melihat umi memakai lingerie setiap malam. Nah menyenangkan hati suami kan mendapat pahala, kamu nggak mau dapat pahala itu?"

Adiba hanya tertawa kecil mendengar keromantisan mertuanya. Bagaimanapun dia masih malu dengan suaminya sendiri.

"Assalamualaikum" Ghifari dan abinya sudah pulang dari masjid.

"Waalaikumsalam. Diba kamu buatin teh ya untuk abi dan Ghi"

"Iya mi"

Adiba meletakkan secangkir teh hangat di depan mertuanya. "Tehnya abi"

"Terima kasih Diba"

"Lho mas Ghi dimana abi?" Adiba heran tidak melihat suaminya.

"Ghi ke kamar Diba, bawa aja tehnya ke kamar" jawab mertuanya.

"Iya bi, Diba ke kamar dulu"

Adiba masuk ke dalam kamar dilihatnya Ghifari sedang membaca Quran murojoah hapalannya.

"Mas, Diba buatin teh. Diminum ya" ujar Adiba meletakkan cangkir teh di nakas.

"Jazakillah sayang"

Ghifari menghentikan aktivitasnya melihat kehadiran Adiba. Tubuh Adiba berdesir mendengar Ghifari memanggilnya sayang, karena baru kali ini suaminya memanggilnya dengan sebutan itu.

Continue

Cintaku LDR-an (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang