BAB 1

14.2K 502 19
                                    

BAB 1

Matahari tengah tersenyum di ufuk barat, berpadu dengan cicitan burung-burung kecil di luar sana. Pagi yang cerah telah menjelang dan akan segera menjadi saksi perhelatan akbar atas disatukannya dua anak manusia dalam ikatan pernikahan. Sebuah taman luas telah disulap menjadi altar. Tampak perpaduan warna memukau yang dihasilkan dari gabungan bunga-bunga, semuanya sengaja didatangkan langsung dari luar Jakarta.
Semua tamu yang datang memanjakan mata mereka sambil terus berdecak kagum. Berbagai pujian tidak henti-hentinya terus terlontar. Ini adalah pesta pernikahan anak salah satu pengusaha tersukses di Jakarta.

Bagi kedua keluarga, tidak masalah jika mereka harus mengeluarkan biaya fantastis untuk putra-putri mereka. Daniel Sabah Kim dan Kayana Rinjani Sastrawijaya yang dijodohkan, setelah sebelumnya mereka pernah bertatap muka dalam beberapa kali pertemuan keluarga. Keduanya tidak menolak saat orangtua mereka memberitahukan bahwa akan ada perjodohan. Sepertinya sinyal-sinyal cinta mulai tumbuh saat mereka melihat foto calon pasangan yang diberikan oleh orangtua masing-masing.

Saat ini mempelai pria Daniel Sabah Kim, yang merupakan blasteran Indonesia-Korea tengah berdiri menawan dalam balutan Tuxedo warna putih, juga dasi kupu-kupu yang melingkar di lehernya menambah pesona pada perangai Daniel. Sementara itu sang mempelai wanita dilanda gundah yang luar biasa. Letupan rasa gugup mendominasi pikirannya, saat Kayana menunggu dengan resah detik-detik terakhir pelepasan masa lajangnya.

"Ayah bangga padamu," Pria yang berusia pertengahan empat puluh itu berkata pelan. "Ayah berharap kau bisa menjadi Istri yang baik," Tuan Sastrawijaya berucap seraya mengulurkan tangan, meminta putrinya untuk berjalan di sampingnya, karena sebentar lagi mereka akan segera menuju altar.

"Aku pasti akan merindukan kalian," ucap Kayana sambil menyelipkan tangan ke dalam genggaman Ayahnya. Dia merasa sedih, mengingat mulai saat ini dia akan berada jauh dari orangtua dan membangun rumah tangganya sendiri. Namun Kayana tetap berusaha menampilkan senyum terbaik yang bisa ia tampilkan saat kakinya mulai melangkah, lalu ia berjalan pelan menuju altar untuk menjalani ritual pemberkatan pernikahan.

Semua mata terpana kala menatap Kayana yang tengah berjalan melewati deretan bangku yang diduduki para tamu. Baju pengantin yang membalut tubuhnya terlihat sederhana namun tetap tampak elegan. Gaun dengan bagian luar bahan brokat itu memiliki potongan leher huruf V berlengan panjang, kain tipis yang menutupi wajah cantik Kayana membuat semua orang termasuk Daniel ingin membukanya dengan cepat, dan melihat wajah Kayana yang sudah dirias oleh Make up artis profesional tanpa penghalang apapun.

Hal tersebut membuat Kayana tampak semakin sempurna saat dirinya menjadi ratu sehari. Begitu pula dengan mempelai pria, Daniel tengah tersenyum simpul saat menerawang wajah Kayana yang tertutup kain tipis. Ingin sekali rasanya Daniel membuka kain penghalang tersebut, dan memandangi betapa cantiknya wajah Kayana—wanita yang sebentar lagi—akan menjadi istrinya itu hari ini.

Darah Kayana berdesir ketika Daniel mengulurkan tangan. Meminta gadis itu agar mendekat dan melangkah bersamanya menuju altar. Tidak ada pendeta, karena ikrar suci penikahan hari ini akan dibacakan oleh pengantinnya sendiri.

"Saya Daniel Sabah Kim berjanji, akan mencintai dan menyayangi Kayana Rinjani Sastrawijaya, menjaga dan melindunginya dalam sehat maupun sakit hingga ajal memisahkan kami," Daniel berucap lantang hingga dapat didengar oleh seluruh tamu yang hadir.

"Saya Kayana Rinjani Sastrawijaya berjanji, akan mencintai dan menyayangi, merawat dan melindungi Daniel Sabah Kim dalam sehat maupun sakit hingga ajal memisahkan kami."

Setelah kedua mempelai selesai mengucapkan semua ikrar janji pernikahan. Tibalah acara sakral pertukaran cincin, mereka melewati proses tersebut dengan hikmad dan tanpa berkata-kata.

Marriage Failed The First NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang