BAB 33

2.4K 144 22
                                    

Berharap ada benang merah tak kasat mata yang mengikat dirinya dan Daniel. Berharap pria itu dapat menemukan keberadaannya, Kayana tidak peduli meski orang tuanya telah bersumpah akan menjauhkan laki-laki itu dari hidupnya. Ia percaya, karena pada akhirnya Daniel akan datang membawa masa depan yang telah ia impikan.
Seterjal apapun kerikil yang membentang di depan mata, Kayana meyakini bahwa rumah tangganya akan kembali utuh. Kemarahan orangtuanya akan luntur seiring berjalan waktu. Maka saat waktu itu bergulir, ia akan melihat sejauh mana Suaminya mampu berusaha untuk meyakinkan mereka.

Rambut hitamnya yang panjang terus bergerak tatkala angin sore hari menerpanya, Kayana tengah duduk di balkon untuk menikmati mata hari tenggelam. Ia tinggal di sebuah kondominium yang baru diketahui adalah salah satu properti milik orangtuanya.

Meski perasaannya tidak menentu, setidaknya The Shore Residence membuat pikirannya menjadi tenang, air kolam yang terlihat jernih berwarna biru terlihat menakjubkan. Anak-anak dan orangtua yang tengah berenang di sore hari menjadi salah satu hiburan bagi Kayana.

Saat matahari mulai beranjak turun, perlahan kegelapan mulai mendominasi, lampu-lampu di setiap kamar gedung menyala. Hal tersebut tidak lantas menyurutkan niat Kayana untuk tetap menikmati pemandangan di sekitarnya. Ia tidak menghiraukan hembusan angin yang mulai berubah semakin menusuk, yang diinginkan olehnya hanya berusaha menghapus rasa rindu pada Suaminya.

Karena jika ia kembali ke kamar, malam-malam yang dilaluinya hanya berbalut rasa rindu yang membuncah. Kehangatan dan semua perhatian Daniel membuatnya mengerang dalam kesendirian. Pria itu telah berhasil membawa pergi seluruh dunia yang ia miliki.

Ingin rasanya Kayana berlari untuk memberitahu Daniel bahwa dirinya baik-baik saja dan masih berada di Singapore. Tapi ia tidak berdaya saat orangtuanya bersikeras untuk menjauhkan mereka, tidak dapat menentang keputusan yang telah mereka buat. Meski pada kenyataan jauh di lubuk hati, ia merasa sangat tersakiti.

Berada jauh dari pria itu seperti memiliki lubang besar di dada, Kayana merasa hatinya seolah hilang. Ia tahu Ayahnya begitu murka kala mendapati dirinya baru saja keluar dari bahaya, tapi itu semua kecelakaan. Daniel tidak dapat disalahkan sepenuhnya, meski secara garis besar keselamatannya berada di tangan pria itu.

Penjahat itu datang saat Daniel baru beberapa menit keluar dari kamar mereka. Kayana yakin andai saat itu Daniel bersamanya, pria itu pasti akan mempertahankan dirinya dengan semua kekuatan yang ia miliki. Semua itu terlihat saat Daniel menunjukkan tatapan kesakitan manakala menyaksikan dirinya dalam bahaya.

Semuanya kini menjadi masalah yang sangat rumit, orangtua Kayana bersikeras untuk menjauhkanya dari Daniel. Mereka merasa pria itu tidak dapat menjaga putri semata wayangnya dengan baik, tidak ada yang salah dengan pemikiran mereka. Sebagai orangtua, mereka pasti berpikir pria itu bertanggung jawab untuk menjaga keselamatannya. Bahkan kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi, melainkan dua kali sudah dirinya berada dalam bahaya saat bersama pria itu.

Saat pikirannya melayang jauh bersama angin malam yang berhembus, sebuah tangan menyampirkan selimut pada pundak Kayana. Hal tersebut sontak membuatnya menoleh, ia mendapati pria yang dulu selalu menjaganya tengah tersenyum lembut.

"Mas, kapan datang?" Kayana mempererat pegangannya pada kain tipis yang kini menutupi tubuhnya.

"Belum lama, mungkin sekitar sepuluh menit. Aku memanggilmu berkali-kali tapi tidak ada jawaban jadi aku mencarimu kesini," ucapan pria itu hanya ditanggapi sebuah senyuman oleh Kayana. Ia kembali memutar kepala, menatap gemerlap malam Singapore dari ketinggian.

"Bagaimana keadaan Weslie, apakah ia sudah benar-benar pulih?" Ada nada tulus dari lantunan suara Kayana.

Ia mengkhawatirkan pria itu, meski pada tragedi pertama Weslie adalah pelakunya, tapi saat kejaian seminggu lalu Weslie terlihat sangat mengenaskan. Kayana masih ingat dengan jelas bagaimana para penjahat itu membuat Weslie lemah tidak berdaya, tanpa sadar tubuhnya bergidik tepat saat Junho mengatakan bahwa pria itu bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu dekat.

Marriage Failed The First NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang