BAB 11

5.1K 254 10
                                    

Daniel dan Ellie telah sampai di gedung Esplanade, keduanya berjalan memasuki bangunan yang berbentuk seperti buah durian telungkup yang dibangun di atas lahan seluas enam hektar tersebut. Mereka segera membeli tiket untuk menonton pertunjukkan yang akan diadakan malam ini. Beberapa tahun yang lalu saat keduanya masih menjalin hubungan, mereka sering menghabiskan waktu untuk menonton Opera di gedung yang dibangun oleh arsitek Michael Wilfor yang menghabiskan dana sekitar S$ 600 juta tersebut, tempat itu resmi dibuka pada dua belas Oktober 2002 silam.

Sepasang mantan kekasih itu menuju gedung teater yang berkonsep Opera House. Dalamnya terdiri dari empat tingkat dengan deretan 2.000 kursi penonton, mereka sengaja memilih duduk di kursi bagian tengah. Meskipun jarak terjauh dari panggung adalah empat puluh meter, tapi Ellie lebih suka berada di tengah. Baginya akan terasa hangat dan nyaman saat berada di tengah lautan penonton. Dia dapat merasakan suasana yang lebih bersemangat dibandingkan berada di deretan depan atau deretan ujung.

Keduanya mulai fokus menatap panggung yang berukuran 39 x 23 meter persegi, menikmati acara yang baru saja dimulai. Seolah mengenang masa lalu mereka, mengingat kembali romansa yang pernah mereka kecap bersama. Di tengah acara Ellie menyandarkan tubuhnya pada bahu Daniel. Membuat pria itu sedikit risih namun tidak dapat berkutik. Tangan Ellie menelusupkan jarinya pada celah jari Daniel yang tidak bergerak dan membuat rasa canggung pria itu semakin menjadi.

Masih ada sedikit rasa bergetar kala tangan mereka saling menggenggam. Ellie sengaja membiarkan suasana seperti itu berlangsung hingga acara berakhir, dalam angannya ia ingin membuat pria itu kembali ke sisinya. Dan ketika acara selesai, malam sudah semakin larut, memaksa sepasang keduanya untuk segera kembali ke bilik Hotel mereka. Dalam perjalanan pulang tidak banyak percakapan yang terjadi, bahkan Daniel masih sedikit merasa canggung atas sikap Ellie padanya.

Tidak dapat dipungkiri hatinya sedikit merasa hangat akan kehadiran wanita yang menjadi cinta pertamanya tersebut. Tapi di sisi lain Daniel teringat bahwa saat ini ia telah menjadi seorang suami dari wanita lain, meskipun Kayana tidak memperlakukan dirinya seperti suami pada umumnya. Berdosakah jika ia masih memiliki rasa pada mantan kekasihnya? Salahkah dirinya jika perasaan itu datang tanpa dipinta dan diharapkan.

Iris mata Ellie menangkap siluet cahaya dari cincin yang melingkar di jari manis Daniel, benda berwarna perak itu sontak mencuri perhatian Ellie akan makna dan arti keberadaannya. "Cincin apa itu? Apakah cincin pernikahan sehingga kau memakainya di jari manismu?" Gadis itu bertanya dengan nada ragu-ragu. Daniel melirik sekilas telunjuk Ellie yang mengarah tepat pada cincin kawinnya.

"Ya, ini cincin pernikahanku." jawab Daniel santai dan masih fokus pada kemudinya. Pria itu tidak menyadari perubahan pada raut wajah Ellie, siluet kemerahan muncul bersama dengan gemeretak gigi yang beradu. Pendengaran Ellie seolah terbakar kala mendengar penuturan Daniel tentang kata pernikahan yang telah dijalani pria yang masih sangat dia cintai. Dan tentunya ia tidak rela untuk melepasnya begitu saja.

"Siapa wanita beruntung itu? Apa dia wanita yang tadi siang bersamamu?" Ellie bertanya hati-hati, ia hanya ingin memastikan siapa wanita yang telah berhasil memiliki Daniel seutuhnya. Pertanyaan Ellie memaksa Daniel untuk menarik napas panjang sebelum menjawab.

"Iya, dia Istriku dan kami sedang berbulan madu," Daniel berterus terang tentang alasan keberadaanya di Singapore.

"Apa kau sudah melupakanku?" Pertanyaan yang sedari tadi bergumul dalam benak Ellie akhirnya terlontar, ia mempertanyakan perasaan pria itu padanya. Membuat Daniel menginjak pedal rem dalam satu kali hentakan, menimbulkan suara roda yang berdecit. Untuk sesaat pria itu terdiam, hingga akhirnya buka suara.

"Apakah itu penting bagimu? Aku sudah menikah, sekalipun aku masih mencintaimu sekuat tenaga aku akan menghilangkannya," Daniel menjawab dengan frustasi, meski hanya kata sekalipun-aku-masih-mencintaimu, tapi itu sudah membuat Ellie terharu, tanpa sadar gadis itu telah berhambur memeluk tubuh Daniel bersama linangan air mata yang membasahi kedua pipinya.

"Aku masih mencintaimu, Daniel." pengakuan cinta kembali terlontar dari mulut Ellie. Kali ini penuh dengan nada pilu yang menyiksa hati Daniel, tanpa sadar Daniel membalas pelukan gadis itu tak kalah eratnya. Untuk sejenak dia melupakan keberadaan Kayana yang akhir-akhir ini menghantui dan hadir dalam setiap hal yang Daniel lakukan.

"Sebaiknya kita segera kembali ke Hotel," ajak Daniel setelah mendengar tangisan Ellie yang mulai reda. Ellie hanya mengangguk patuh seraya menarik diri dari pelukan pria itu, membuat tubuhnya terasa dingin saat kehangatan tubuh Daniel meninggalkannya.

🌺🌺🌺

Hai, hai nyicil update lagi ya 😁

Marriage Failed The First NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang