BAB 32

2.6K 156 6
                                    

Daniel merenung, memikirkan masa depan yang harus dipertahankannya. Ia mengerti akan keresahan hati orangtua Kayana, tidak mungkin mereka dapat kembali menyerahkan Anaknya setelah mengalami dua kali kejadian mengerikan. Keselamatan Kayana menjadi taruhannya, meski untuk insiden pertama Daniel mendapat pengampunan. Tapi untuk yang kedua kalinya... Ini benar-benar fatal.

Daniel tahu perasaan orangtua terhadap Anaknya, mereka pasti menginginkan yang terbaik dan berharap putrinya akan baik-baik saja. Tapi kejadian kemarin membuat ia sadar, meski tidak bersalah justru dirinyalah yang lengah. Bagaimana orangtua Kayana dapat kembali percaya, setelah semua tragedi yang terjadi saat wanita itu berada jauh dari mereka dan tengah bersama Suaminya.

Daniel merasakan batinnya kesakitan, usia pernikahan yang benar-benar masih seumur jagung pasti ianggap remeh oleh sebagian orang. Tapi ia tahu bahwa perasaanya untuk Kayana begitu nyata dan bukan hanya sekedar bualan. Daniel melirik ke arah pintu saat seseorang mengetuknya sekali, tanpa menunggu dipersilahkan pria yang berprofesi sebagai Pengacara tersebut lantas masuk.

"Halo kawan, bagaimana keadaanmu?" Saat Junho mendekat, Daniel dapat melihat tampilan pria itu secara menyeluruh. Wajahnya tampak sedikit tidak beraturan, kantung mata terlihat jelas menggantung di bawah matanya. Kondisinya jauh lebih sehat dari Daniel, padahal Junho lebih banyak mengalami memar karena beberapa pukulan.

"Seperti yang kau lihat," jawab Daniel lemah, ia mempersilahkan Junho untuk duduk di kursi dan meminta pria itu untuk menemaninya berbincang. Daniel butuh banyak informasi yang harus dikumpulkan.

"Bagaimana keadaan Kakakmu? Apa ia sudah sadar?" Daniel ingat dengan sangat jelas, kondisi terakhir Lee Weslie saat ia melihatnya—pria itu benar-benar dalam kondisi mengenaskan.

Daniel dihinggapi rasa takut tatkala Junho tidak kunjung memberikan jawaban, bahunya terkulai pada sandaran kursi. Junho menunjukkan senyum masam dengan tidak bersemangat, "Kondisinya sudah stabil, hanya saja ia masih memerlukan perawatan intensif," Daniel mendesah lega, setidaknya Weslie dapat diselamatkan.

"Apa kau tahu apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri?"

Junho mengangguk sebelum menjawab, "Polisi berhasil meringkus mereka semua, aku sudah meminta pihak berwajib agar menghapus uang jaminan bagi tersangka. Mereka dijerat pasal berlapis, terlalu banyak kejahatan yang sudah mereka lakukan," Junho mengakhiri perkataannya dengan sebuah hembusan nafas berat.

Untuk beberapa saat ruangan menjadi hening, Daniel tengah mencari kata yang tepat untuk diucapkan, hingga akhirnya sebuah pertanyaan kembali terlontar. "Apa kau tahu di mana Kayana sekarang? Bagaimana kondisinya saat ia dibawa ke rumah sakit?" Junho sudah menduga dan paham bahwa pertanyaan semacam ini akan ia dengar.

"Setelah Polisi datang para Penyelam begitu sigap, mereka membawa Kayana dan Weslie naik ke daratan hanya dalam kurun waktu dua menit. Kondisi Kayana baik-baik saja, saat dibawa naik ia masih sadar namun kondisinya lemah. Wanita itu menahan nafas jadi ia steril dari air yang masuk ke dalam tubuh. Berbeda dengan Weslie yang sudah tidak berdaya, Kakakku cukup banyak menelan air, hingga Dokter harus berusaha keras untuk mengeluarkannya."

Hati Daniel terasa hangat kala mendengar Kayana tidak terluka parah, tapi ia berharap Junho melanjutkan perkataan dan memberitahunya akan keberadaan Kayana .

"Junho, apa kau tahu di mana keberadaan Istriku saat ini?"

Junho menatap Daniel, ia menggeleng lemah seraya berkata. "Tidak ada yang tahu kemana Kayana dibawa pergi oleh orangtuanya, bahkan Dokter yang merawatnya tidak mengetahui apapun. Ia hanya membuat surat rekomendasi pulang, yang aku sesalkan hanya kondisimu yang sempat menurun. Aku tahu tingkat depresi yang kau alami begitu besar, tapi dengan tidak bangun selama sehari semalam kau menghilangkan kesempatan untuk bertemu dengan Istrimu."

Marriage Failed The First NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang