Orion sudah beberapa hari ini tidak tidur dengan nyenyak. Ah lebih tepatnya dia selalu tidur larut malam. Hal ini disebabkan dengan rasa penasaran sialan yang membuat dia ingin tahu tentang penghuni apartemen sebelahnya.
Seorang perempuan yang tak dia ketahui namanya beberapa kali ia pergoki tengah berbicara sendirian. Benar-benar sendiri karena dia tidak melihat ada hantu yang berbicara dengan perempuan itu. Pertama kali, ketika ia berada di lift bersama dengan perempuan itu. Apakah perempuan aneh itu gila?
"Sialan." Orion melempar bantalnya asal kemudian beranjak dari tempat tidur.
"Orion!" Sosok wanita berpakaian putih dengan rambut hitam sebahu melambaikan tangan pada lelaki yang sekarang tengah duduk di sofa dengan televisi yang menyala.
Orion menoleh, ia tersenyum lebar walaupun itu terpaksa. "Miranda, aku merindukanmu."
Wanita yang dipanggil Miranda itu tersenyum lebar dan duduk di samping Orion. Ia memajukan tubuhnya hendak memeluk lelaki itu akan tetapi urung melakukannya. Tentu saja tidak akan bisa.
"Apa kabarmu? Kita jarang berjumpa lagi sejak aku pindah ke sini. Bagaimana kau bisa tahu apartemenku?" Orion tersenyum lebar lagi pada Miranda kemudian ia mengganti tayangan televisi menjadi film kartun.
"Baik karena akhirnya aku bisa menemukan apartementmu. Oh, aku menanyakan kepada adikmu itu." Miranda menyenderkan punggungnya kemudian menatap layar televisi yang menampilkan adegan lucu. Hantu itu tertawa kemudian melirik Orion yang menatap televisi dengan pandangan kosong.
"Kau kenapa, Orion?" tanya Miranda lembut, matanya masih setia menatap wajah Orion. Andai dia bisa menyentuh lelaki itu, ia pasti akan mencubit kedua pipi Orion atau mengacak rambut hitam lelaki itu.
Orion mengerjap lantas menoleh dan mendapati Miranda menatapnya intens. "Tidak. Aku hanya sedang banyak pikiran."
"Kau bisa menceritakannya kepadaku!" ujar Miranda dengan antusias dan nada suaranya dia buat seimut mungkin.
Lelaki bermata cokelat gelap itu menggeleng kemudian tersenyum hingga menampakkan lesung pipinya. "Miranda, kurasa aku sedang butuh waktu sendiri. Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan di dekat sekolahmu dulu?" tawar Orion karena sekarang sedang tidak ingin diganggu 'salah satu' hantu yang dekat dengannya.
Miranda cemberut namun akhirnya hantu itu mengangguk dan menghilang dari hadapan Orion. Sepeninggal Miranda, lelaki itu langsung menghempaskan tubuhnya di sofa lantas menatap langit-langit kamar. Mengingat interaksi perempuan Unit 63 tadi sore.
Saat itu, ia baru kembali dari acaranya dengan kawan-kawannya. Ya yang melihat perempuan aneh itu langsung bersembunyi dan menguping pembicaraan sendirian itu.
"Oh iya. Kapan-kapan kau mau kan kukenalkan dengan kawan-kawanku? Bagaimana jika kau ikut acara minggu depan?" Gadis berambut hitam itu tersenyum lebar tanpa beban.
Hanya itu yang Orion ingat. Dia melihat gadis itu tersenyum tanpa beban kemudian saat berbalik kembali ke apartemen. Ia melihat perempuan itu berwajah murung lagi. Kebetulan Orion satu lift dengan gadis aneh itu sehingga dia bisa melihat gerak-geriknya.
Tadi gadis itu nampak menggigit bibir kemudian mengacak rambut sambil melihat angka di lift. Sepertinya dia ingin segera sampai di apartementnya. Ketika mereka sampai di lantai tujuh, di koridor gadis itu nampak beberapa kali gelisah sembari melihat ke belakang. Ketika Orion sudah memasuki apartementnya yaitu Unit 64, ia sempat mendengar pintu yang ditutup dengan kasar.
Sialan gadis itu membuat rasa penasarannya muncul.
Lelaki itu akhirnya memilih bangkit dari sofa dan mencuci mukanya. Setelah itu ia mengendap keluar dari apartementnya dan berdiri di depan apartement sebelah. Tepatnya unit 64. Astaga mengapa dirinya begitu merinding hanya dengan mengingat bahwa perempuan itu bicara sendiri?
Keberuntungan berpihak di dirinya. Pintu apartemen itu sedikit terbuka walau ada rantai yang membatasi agar pintu itu tidak bisa dibuka lebar. Tetap saja ia bisa menguping apa yang dilakukan perempuan itu.
Ia samar-samar mendengar suara tawa. Tentu saja ia tahu bahwa ini suara perempuan aneh itu. Orion mencoba untuk mengintip apa yang terjadi di dalam akan tetapi ia tidak bisa.
"Oh iya! Aku baru saja bertemu dengan temanku tadi sore setelah kau pergi. Mereka bilang mereka mau bertemu denganmu. Kau harus mau pokoknya! Jika tidak aku akan marah denganmu!" Samar-samar suara perempuan itu terdengar.
Orion makin menajamkan indra pendengarannya. Ia tak mendengar ada suara lain selain suara gadis itu. Sepertinya gadis itu berbicara dengan keras sehingga dia yang di luar saja bisa mendengar suara itu. Terdengar begitu antusias dan seperti orang paling bahagia di dunia.
"Seriusan kau mau? Kau juga mau kan kapan-kapan jika aku menunjukkanmu di publik?"
Orion menghela napas. Dia kemudian mengacak rambutnya frustrasi. Lelaki itu lantas menghela napas dan menutup pintu Unit 63 itu dengan sangat pelan. Selain aneh gadis itu sepertinya juga ceroboh.
"Kurasa aku harus mengetahui siapa yang dia ajak berbicara," gumam Orion seraya memasuki lift dan memencet lantai terbawah.
Ia akan meminta bantuan bocah itu. Untuk pertama kalinya, hanya karena rasa penasarannya.
•••
Wekekkeekkk jadi gimana pendapat kalian soal cerita ini? Hayoloh sama siapa tuh cewek ngobrol? 😂 mampus lu pada penasaran 😂
Jangan lupa vote dan comment yaa. Semoga aku lancar nulis cerita dark ini hehehee, aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Unit 63
RandomCOMPLETED Semenjak kuliah, Orion jadi tinggal di apartemen yang dekat dengan kampusnya. Karena tinggal di sana, Orion dibuat penasaran dengan penghuni unit 63 yang bersebelahan dengan apartemennya. Bagaimana tidak? Dia beberapa kali memergoki perem...