19. Menunjuk Lukisan

73 13 2
                                    

Kyra menghela napas panjang, hari ini ia sungguh lelah karena menemani Orion ke pernikahan mantannya. Perempuan itu sekarang mengambil pouch berisi skincare ya kemudian membersihkan make up serta kotoran yang menempel di wajah beserta leher. Dia kemudian mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

Perempuan itu membasuh wajahnya dengan facial wash yang biasa dia pakai. Menggosok mukanya dengan telaten kemudian membilasnya. Dia sungguh tidak suka jika ada jerawat di wajahnya karena tidak benar dalam membersihkan muka. Kemudian perempuan tersebut menggosok giginya sembari menatap pantulan wajahnya di kaca.

Entah mengapa dia merasa ada yang meniup tengkuknya. Perempuan itu masih menatap kaca dengan tatapan janggal. Tidak ada siapapun di sini selain dirinya. Ia mencoba berpikir logis mungkin hanya angin biasa. Perempuan itu melanjutkan acara mandinya.

Setelah dia melepaskan pakaiannya dan menyalakan shower, air mendadak berubah warna menjadi merah darah. Air tersebut membasahi lantai kamar mandi. Perempuan itu melotot terkejut dan refleks menjerit. Ia menatap ke pantulan kaca dan di sana ada perempuan lain di belakangnya. Kyra menoleh namun tak ada orang lain.

Kemudian dia menatap kaca lagi dan perempuan dengan wajah seperti habis terbakar itu ada di sana. Perempuan itu bermata merah tajam dan menatap Kyra lewat cermin yang membuat Kyra menjerit dan meninggalkan toilet dalam keadaan tak memakai pakaian dan menuju kamar.

Ia lantas memakai pakaian dan bergegas keluar dari apartemen. Lagi-lagi mengetuk pintu tetangganya itu.

"Orion! Kumohon bukakan!" seru Kyra histeris karena ia merasa tengkuknya ditiup secara terus-menerus. Hawa dingin di sekitarnya juga membuat dirinya ingin menangis.

Orion tak kunjung membukakan pintu tersebut. Kyra jatuh terduduk sambil menutup telinganya dengan telapak tangan karena mendengar suara asing. Suara perempuan yang memerintahkan dirinya untuk mati. Suara ini begitu asing sekaligus mencekam.

"Hey kau kenapa?" Lelaki itu membukakan pintu dan menunduk mengelus rambut perempuan di depannya.

Kyra mendongak dan air mata sudah mengalir ke pipinya. "Kenapa lama sekali membuka pintunya?"

Orion membantu Kyra berdiri namun karena perempuan itu gemetaran dia langsung menggendong Kyra dan menutup pintu. Lantas mendudukkan perempuan yang sekarang menjadi pacarnya itu di sofa. Gadis berkaos abu-abu dengan celana panjang warna merah itu masih sesenggukan. Lelaki itu hanya mengelus rambut Kyra dan berharap dia lebih tenang.

"Ada apa?" tanyanya dengan lembut.

"Tadi saat aku mau mandi airnya berubah jadi merah darah. Kemudian ada perempuan dengan wajah gosong. Dia terus-menerus meniup tengkukku. Aku takut." Dia meraih lengan Orion dan menatap ruangan itu, jangan sampai hantu itu mengikutinya.

"Kau bilang apa? Hantu yang suka meniup tengkuk? Apakah warna matanya merah?" tanya Orion.

Kyra mengangguk ketakutan dan memeluk kakinya sendiri untuk mengatasi rasa takutnya tersebut. "Orion, aku takut."

"Aku di sini. Tenanglah. Tidak ada hantu di apartemenku." Dia mencoba menenangkan gadis di sampingnya yang masih gemetaran itu.

"Orion, bisakah kau mengusir hantunya sekarang?" ucap Kyra dengan mata berkaca-kaca. Sungguh dia sangat takut dengan hantu. Kalau menonton film horor sih tidak terlalu takut tapi jika sudah membahas hantu asli dia memilih menutup telinganya.

Orion tersenyum dan mencubit pelan hidung Kyra. "Tentu saja Sayang."

"Hoek aku ingin muntah mendengar kata itu." Perempuan itu memutar bola matanya kesal, menghapus air matanya.

"Mau ikut atau tidak?" tanya Orion kemudian.

Dia mengangguk dan berujar, "Pokoknya kau harus membunuh hantu itu!"

"Mana ada hantu mati lagi. Kau sungguh menggemaskan. Ayo mengusir hantu itu." Dia kemudian berjalan ke kamar dan kembali dengan pakaian yang sudah berganti. Ia mengenakan celana training hitam panjang serta kaos panjang berwarna hitam. Tak lupa mengenakan gelang keramatnya.

Mereka pun keluar dari apartemen lelaki itu dan menuju unit 63 yang merupaka apartemen milik Kyra. Dua manusia itu masuk dengan langkah pelan agar hantu target mereka tidak kabur. Tentu saja Orion yang ada di depan sementara Kyra di belakangnya menarik-narik kaos lelaki itu karena masih takut.

"Di mana dia?" bisik Orion pelan dan lembut agar Kyra tidak ketakutan.

"Tadi di kamar mandi."

"Kau bisa menunggu di ruang tamu ya. Aku mau ke sana." Dia menatap Kyra yang menggeleng pelan kemudian menghela napas. "Kau tidak mau melihatnya lagi kan?"

Perempuan itu mengangguk pasrah dan berjalan menuju sofa kemudian duduk dengan tenang. Sementara Orion berjalan menuju kamar mandi yang pernah dia masuki untuk mengusir hantu mesum. Apartemen ini hanya ada beberapa hantu yang dibiarkan Orion untuk ada di sini dan menjaga apartemen ini. Dia menatap hantu perempuan berambut pendek yang duduk di atas kulkas.

"Apa kau melihat ada hantu asing masuk sini?" tanya Orion.

Hantu itu menggeleng. "Entahlah aku dari tadi pergi bermain."

Dia kemudian berjalan menuju kamar mandi dan membuka pintu dengan pelan hampir tidak menimbulkan suara. Tidak ada air merah seperti darah di sana. Tidak ada hantu lain. Kamar mandi ini seperti memberitahu kalau tidak ada kejadian apa pun beberapa saat yang lalu.

"Kau yakin tidak ada hantu lain masuk ke apartemen ini kan? Aku tidak mengusirmu dari sini karena aku ingin kau menjaga apartemen ini!" ucap Orion dengan agak kesal. Bagaimana bisa hantu ini tidak tahu kalau ada hantu lain masuk kemudian mengganggu Kyra.

"Maaf. Aku benar-benar tidak merasa ada aura baru. Aku juga tidak pernah melihat hantu itu." Dia menunduk takut jika akan diusir dari sini. Padahal kan apartemen ini paling nyaman dan wangi strawberry kesukaannya.

"HUAAA!"

Suara jeritan itu membuat Orion langsung menuju ruang tamu di mana Kyra berada. Sesampainya di sana dia tak mendapati seorangpun kecuali hantu lelaki cilik yang dikenalnya dan memang lama di apartemen ini. Hantu cilik itu menatap sesuatu yang membuat Orion ikut menatapnya.

Lukisan itu.

"Kau tau di mana perginya Kyra?" tanya Orion seraya mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi bocah itu.

Hantu berambut cokelat itu mengangguk dan menunjuk lukisan tersebut.


•••
Jadi gini nih kira-kira lukisannya

AKHIRNYA AKU BISA NULIS LAGIHuaa maafin aku yang lama banget ga update karena gaada ide//plakSebenernya karena sibuk ngegambar sih hehee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AKHIRNYA AKU BISA NULIS LAGI
Huaa maafin aku yang lama banget ga update karena gaada ide//plak
Sebenernya karena sibuk ngegambar sih hehee

Aku usahain buat rutin update lagi yaa semoga masih suka sama cerita ini

Penghuni Unit 63Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang