Kini Kyra sedang berjalan tergesa memasuki kafe yang lumayan sepi itu. Ketika matanya menangkap dua sosok perempuan berbaju merah muda dan kuning yang sedang duduk di bangku terdekat dengan jendela, ia langsung menghampiri dua perempuan itu. Gadis yang mengenakan kaos biru muda dengan gambar donat itu langsung duduk di kursi kosong itu kemudian tersenyum lebar setelah berbisik pelan ke sebelah kiri.
Catrin, perempuan berkemeja merah muda itu hanya mengernyit heran ketika Kyra berbisik ke kursi yang jelas-jelas tak ada penghuninya sementara Rea, gadis berkaos kuning polo situ hanya memutar bola matanya malas karena bukan sekali ini ia mendapati Kyra tengah berbisik sediri. Ia pernah memergoki kawannya itu berbicara sendiri ketika di parkiran ataupun saat jalan dengan dirinya dan Catrin.
"Kyra, ngomong-ngomong kapan kau akan membuat konten prank lagi? Aku ingin diprank dong!" ujar Catrin dengan antusias setelah menyingkirkan rasa herannya kepada Kyra.
"Aneh kau ini, prank itu harusnya dadakan dan kau tidak boleh tahu," balas Kyra dengan senyum geli melihat ekspresi kesal dari Catrin.
Memang ia beberapa kali pernah membuat video dengan Catrin dan Rea lantas ia unggah di akun youtubenya yang sudah lumayan popular itu. Ia sendiri yang mengajak mereka dan mereka dengan senang hati menyanggupi permintaannya. Ah akhir-akhir ini ia sering mendapat pesan dari para penonton setianya mengapa ia jarang upload video lagi.
"Kau lupa kalau Catrin sedikit gesrek otaknya?" Rea menyeruput kopinya yang sudah mulai dingin lalu dengan cuek memainkan ponselnya.
"Kau kenapa Re? Tumben tidak banyak bicara seperti biasanya." Kyra menatap Rea dengan saksama sedang yang ditatap hanya menghela napas kemudian menyeruput kopinya lagi.
Rea meletakkan cangkir krem itu di meja lantas berujar, "Aku putus dengan dia."
Catrin yang baru saja hendak meminum kopinya langsung melotot dan meletakkan cangkirnya kembali di meja. "Bagaimana bisa?" tanya gadis itu kemudian mengelap tangannya dengan tisu karena terkena sedikit kopinya yang tadi tumpah karena terlalu kasar meletakkan cangkir.
Kyra sendiri juga melotot tak percaya lalu dimulailah cerita Rea pada teman-temannya itu sebab dia putus. Pada akhirnya gadis berambut ikal itu menangis sesenggukan sambil menyesali waktu yang terbuang bersama mantan. Catrin masih menepuk-nepuk bahu Rea agar kawannya yang satu itu agak tenang dan berhenti menangis.
"Sudahlah. Bagaimana jika aku mengenalkanmu dengan temanku?" Kyra bertanya dengan mata berbinar dan suara penuh antusias, membuat dua temannya itu mengernyit lalu Rea berdehem pelan.
Tangisan Rea sudah berhenti sejak Catrin menceritakan perihal kucingnya yang memakan bakso dengan rakus. "Siapa? Memangnya kau punya teman selain aku dan Catrin?" tanyanya.
"Tentu saja. Dia tampan dan baik hati. Sebenarnya sudah sejak lama aku ingin mengenalkannya pada kalian hanya saja dia pemalu. Eh, sini cepat!" Kyra melambaikan tangan sambil tersenyum sendiri ke arah pintu masuk yang tak bergerak sama sekali karena tak ada manusia yang memasuki kafe itu.
Catrin dan Rea yang tak melihat ada manusia masuk hanya saling pandang kemudian Catrin menaikkan alisnya ketika Kyra berbicara seolah menyapa udara kosong di sebelah kanannya. Kebetulan kursi sebelah kanan Kyra kosong sehingga dia menarik kursi itu lalu menepuknya beberapa kali seolah mempersilakan orang untuk duduk di sana.
Jika saja yang ada di samping Kyra bukan merupakan udara belaka mereka tidak akan seheran ini. Bagaimana bisa teman mereka mempersilakan udara transparan untuk duduk?
"Ky, apa kau sedang melawak untuk menghiburku agar tidak menangis lagi? Sungguh lawakanmu tidak lucu." Rea akhirnya membuka suara sembari menatap kursi yang berada di sebelah kanan Kyra dengan perasaan takut.
"Apa kau bisa melihat hantu?" Sekarang giliran Catrin yang memajukan tubuhnya kemudian menutup mata dan mulai mengendus tidak jelas hingga membuat Kyra menjitaknya.
"Namanya Narendra. Dia itu agak pemalu tapi dia baik kok." Kyra lagi-lagi menatap kursi di sebelahnya yang menurut Catrin dan Rea kosong.
"Kau gila? Tak ada orang di kursi itu!" seru Rea histeris karena ia sangat takut dengan hal-hal berbau mistis.
Beberapa pengunjung café menoleh ke arah mereka namun beberapa detik kemudian kembali bersikap tidak peduli. "Iya, Ky. Tak ada apa pun atau siapa pun di kursi itu. Kau gila?" Catrin melotot ketika melihat Kyra yang ternyata sedang berbicara sendiri dengan lirih namun tatapan matanya mengarah ke kursi kosong itu.
"Kenapa kalian seperti ini? Bukankah kalian mau berkenalan dengan Narendra?" Kyra kebingungan sekaligus heran dengan respon kedua kawan akrabnya tersebut. Bukankah mereka yang minggu lalu ngotot mau berkenalan dengan teman dekat Kyra yang selalu menemani Kyra, alias si Narendra.
"Kau gila!" seru Rea lalu dia mengambil tas serta jaketnya diikuti dengan Catrin yang memakai jaket denim lantas mereka pergi meninggalkan Kyra.
Meninggalkan Kyra dan sosok teman Kyra bernama Narendra itu.
"Narendra, mengapa tiap aku mengenalkanmu pada orang lain mereka ketakutan lalu mengataiku gila?"
Gadis itu senantiasa menatap sosok pria bermbut hitam rapi dengan kaos berwarna senada dengan rambut lelaki itu. Ia dapat melihat senyum manis pria itu dengan wajah tanpa dosa. "Karena mereka adalah orang lain," jawab lelaki itu yang membuat Kyra mendengus sebal.
"Narendra, mengapa mereka seperti itu. Aku tidak gila, kenapa Rea dan Catrin bereaksi seperti itu?"
Sementara Kyra berbicara, seorang lelaki dengan kacamata hitam yang duduk di bangku yang letaknya tak jauh dari bankunya meliriknya. Lelaki itu membaca koran dengan terbalik, matanya bukan fokus pada koran itu namun fokus pada gadis yang sedang berbicara sendiri itu. Bahkan ia sampai rela bolos hanya karena rasa penasaran yang menghantuinya.
Sekarang bukannya rasa penasaran itu terpenuhi justru makin bertambah.
***
Nah pada makin penasaran enggak sama Narendra nihhh? Yeay akhirnya bisa update lagi karena gabut dan lagi ada ide (dahal tugas numpuk wkwk). Semoga kalian makin suka dan betah sama cerita ini ya. Oh iya, jangan lupa vote dan comment ya biar aku semangat nulisnya hehehee

KAMU SEDANG MEMBACA
Penghuni Unit 63
RandomCOMPLETED Semenjak kuliah, Orion jadi tinggal di apartemen yang dekat dengan kampusnya. Karena tinggal di sana, Orion dibuat penasaran dengan penghuni unit 63 yang bersebelahan dengan apartemennya. Bagaimana tidak? Dia beberapa kali memergoki perem...